SURATDOKTER.com – Masih membekas diingatan tentang serangan virus yang mematikan, kini publik diminta untuk waspada kembali atas COVID-19.
Belum lama publik merasakan kelegaan atas imbauan pemerintah mengenai menurunnya aktifitas gejala COVID-19, kini virus tersebut punya varian baru.
Varian yang baru-baru ini ditemukan dan diberi nama EG.5.1 atau Eris, merupakan keturunan dari Omicron XBB.1.9.2 menyebabkan lonjakan kasus di Inggris baru-baru ini.
Pernyataan Pemerintah Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menegaskan pemerintah Indonesia siap menghadapi varian terbaru COVID-19, Eris dengan menyusun beberapa SOP.
Hal ini disampaikan Muhadjir berdasarkan pengalaman penanganan pandemi sebelumnya, sehingga dapat ditangani sebagai penyakit menular biasa.
“Semua rumah sakit memiliki unit untuk menangani penyakit menular,” dijelaskan Muhadjir di Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan pada Selasa, 8 Agustus 2023 lalu.
Dampak dari penanganan pandemi sebelumnya ini, setidaknya 90 persen rumah sakit di Indonesia memiliki fasilitas khusus penanganan kasus penyakit menular.
Diketahui untuk saat ini, pemerintah Indonesia sudah tidak ada lagi menganggarkan biaya perawatan Covid-19.
Masuknya Varian Eris ke Indonesia
Sebagai informasi, seorang ahli epidemiologi, Windhu Purnomo mengatakan bahwa Eris sudah masuk ke Indonesia sejak Maret lalu.
Menurutnya, varian Eris bukan varian baru, tapi subvarian yang baru muncul.
“Sepengetahuan saya, EG5.1 sudah terdeteksi di Inggris sejak Februari 2023. Di Indonesia sejak awal Maret 2023,” papar Windhu pada Senin, 7 Agustus 2023 lalu.
Berdasarkan data, ternyata hingga saat ini sudah ada 12 sequence di Indonesia.
Untuk diketahui publik, strain virus corona baru, Eris, memiliki karakteristik yang mirip dengan subvarian Omicron lainnya, kecuali struktur genomnya.
Penyebaran varian Eris di Inggris, menurut Windhu adalah tingginya mobilitas dan aktivitas masyarakat di luar ruangan.
Gejala Varian Eris COVID-19
Seperti dilansir SuratDokter.com dari ZOE Health Study, diketahui ada lima gejala varian COVID Eris, yakni hidung meler, sakit kepala, kelelahan (ringan atau berat), bersin dan sakit tenggorokan.
Adapun gejala varian COVID Eris ini hampir mirip dengan COVID varian Emicron. Sehingga masyarakat diminta untuk lebih waspada jika merasakan lima gejala tersebut.
Faktor Penyebab Penyebaran di Inggris
Anggota Independent Sage, Prof Christina Pagel mengatakan, bahwa pesatnya penyebaran varian Eris di Inggris disebabkan cuaca yang buruk.
Saat ini di Inggris mengalami cuaca basah yang telah terjadi selama beberapa minggu terakhir di Inggris.
Namun Christina Pagel berpendapat ada kemungkinan bahwa penyebaran varian Eris akan melambat selama liburan musim panas, hal ini dikarenakan banyak sekolah yang ditutup dan orang-orang lebih memilih untuk bepergian ke luar negeri.
Pagel mengingatkan, “Namun kemungkinan besar penyebaran COVID Eris akan dominan pada bulan September,” ujarnya.
Seperti dikutip dari The Independent, diketahui pada bulan September, anak-anak akan kembali ke bersekolah. Selain itu, orang dewasa juga akan kembali beraktifitas seperti biasanya. ***
Baca Juga:
- Profil RS Hermina yang Alami Kebakaran, Bermula dari Rumah Bersalin Djatinegara Hingga Jadi Rumah Sakit Terbesar di Indonesia
- Mengapa Penting Mengatasi Ketimpangan Kesehatan Masyarakat?
- Gangguan Kecemasan pada Remaja Sering Disepelekan, Ternyata Efeknya Tidak Terduga
Penulis: Rey Manurung
Editor: Niqi Carrera