Wanita yang mempunyai siklus menstruasinya tidak normal dimana periodenya jauh lebih panjang atau lebih pendek lebih berpeluang mengalami penyakit jantung, serangan jantung, atau fibrilasi atrium.
Sebagai informasi, panjang siklus menstruasi seseorang bisa menjadi petunjuk penting untuk kesehatan wanita secara keseluruhan, sehingga bisa lebih waspada.
Dilansir dari everydayhealth.com, wanita dengan siklus menstruasinya yang lebih pendek dari 22 hari atau lebih lama dari 34 hari mempunyai peluang mengalami penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung atau fibrilasi atrium (afib), berdasarkan sebuah studi baru yang diterbitkan pada 24 Mei 2023 di Journal of American Heart Association.
Dr. Faubion, yang juga menjabat sebagai direktur medis untuk Masyarakat Menopause Amerika Utara mengatakan bahwa penelitian sebelumnya telah mengaitkan menstruasi yang tidak teratur dengan berbagai faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Berapa Lama Siklus Menstruasi yang normal?
Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama satu periode ke hari pertama periode berikutnya. Rata-rata siklus menstruasi total adalah 28 hari. Periode siklus antara 21 dan 35 hari biasanya masih dianggap normal. Siklus yang lebih lama atau lebih pendek dianggap tidak teratur, dan dialami oleh sekitar satu dari lima wanita.
Panjang siklus menstruasi yang teratur mencerminkan fungsi normal dari sistem hormon yang terhubung — di antara hipotalamus, kelenjar pituitari, dan ovarium — dan merupakan indikator vital kesehatan secara keseluruhan.
Periode Siklus Menstruasi Tidak Teratur Beresiko Serangan Jantung 40 Persen Lebih Tinggi
Penelitian menggunakan data dari hampir 60.000 wanita yang terdaftar di UK Biobank untuk menyelidiki hubungan antara panjang siklus menstruasi, penyakit jantung secara keseluruhan, dan kejadian kardiovaskular spesifik pada wanita. Peneliti mendefinisikan panjang siklus reguler antara 22-34 hari.
Pada saat pendaftaran, peserta berusia rata-rata 46 tahun, dimana 92 persen berkulit putih, bebas penyakit jantung, dan belum mengalami menopause. Data kesehatan dikumpulkan melalui empat kunjungan tindak lanjut yang berlangsung dari tahun 2006 hingga 2010, 2012 hingga 2013, serta pada tahun 2014 dan 2019.
Selama masa tindak lanjut rata-rata 12 tahun, sejumlah 1.623 kejadian kardiovaskular terjadi, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, fibrilasi atrium, stroke, dan gagal jantung.
Baca Juga: 5 Tips Meningkatkan Kualitas Sperma Secara Alami: Memperlancar Program Hamil
Siklus menstruasi yang lebih pendek dari 21 hari atau lebih lama dari 35 hari dikaitkan dengan risiko penyakit jantung 19 persen lebih tinggi dan risiko fibrilasi atrium atau serangan jantung 40 persen lebih tinggi daripada panjang siklus menstruasi normal.
Siklus menstruasi yang lebih pendek dikaitkan dengan risiko mengalami penyakit kardiovaskular 29 persen lebih tinggi, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, dan gagal jantung. Siklus menstruasi yang lebih lama dikaitkan dengan risiko 11 persen lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskuler.
Sayangnya penelitian belum mampu menemukan hubungan antara panjang siklus menstruasi dan peningkatan risiko stroke atau gagal jantung.
Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular ini diamati bahkan setelah peneliti mengontrol banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, termasuk usia, etnis, indeks massa tubuh, status merokok, status minum, aktivitas fisik, kadar kolesterol awal, riwayat tekanan atau tipe darah tinggi, diabetes, riwayat penggunaan kontrasepsi oral atau terapi penggantian hormon, dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau stroke.
Dengan demikian untuk wanita yang mempunyai periode menstruasi tidak teratur bisa segera memeriksakan dirinya agar tidak berisiko terjangkit penyakit jantung dan lebih sehat tentunya.***
Baca Juga:
- Mengapa Menstruasi Belum Datang Hingga Usia Dewasa?
- IUD membuat Menstruasi jadi Lebih Banyak? Ini Penjelasan Dokter
- Hubungan Seks saat Menstruasi: Dampak dan Risikonya
Referensi:
- https://www.everydayhealth.com/heart-health/longer-and-shorter-menstrual-cycles-linked-to-higher-risk-of-heart-disease/