Rabies merupakan penyakit yang ditularkan melalui serangan binatang berupa gigitan atau cakaran.
Rabies dianggap sebagai salah satu penyakit yang sangat berbahaya sebab jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, sudah dipastikan korban akan kehilangan nyawanya.
Salah satu pencegahan untuk meminimalisir bahaya rabies jika sudah terlanjur terkena gigitan atau cakaran binatang yang mengidap rabies harus mendapatkan perawatan yang tepat. Salah satunya adalah pertolongan pertama bagi korban yang terkena rabies.
Lalu bagaimana langkah yang tepat yang harus dilakukan jika terkena rabies untuk mendapatkan pertolongan pertama?
Identifikasi Tanda Bahaya
Gejala rabies pada binatang pada umumnya memiliki perilaku yang menyimpang dari sebelumnya.
Salah satu perubahan perilaku yang bisa diamati adalah binatang peliharaan cenderung mencari tempat yang sejuk dan terpencil.
Selain juga ada perubahan perilaku yang menunjukkan agresi, atau menggigit benda-benda yang bergerak, termasuk menggigit pemiliknya.
Di samping itu, perilaku binatang tersebut dapat ditandai dengan tindakan memakan benda yang tidak seharusnya dijadikan makanan, meningkatnya aktivitas seksual, peningkatan produksi air liur, kejang, kehilangan kemampuan bergerak/paralisis, dan akhirnya akan mengalami kematian dalam waktu 14 hari, meskipun biasanya kematian terjadi dalam rentang waktu 2-5 hari setelah gejala-gejala tersebut muncul.
Selain itu, ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa, rabies bisa tertular kepada manusia tidak hanya melalui gigitan atau cakaran tetapi bisa juga melalui jilatan.
Pertolongan Pertama Korban Rabies
Dalam hal ini, dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, mengungkapkan penanganan kasus gigitan binatang penular rabies ada tata laksananya.
Namun, menurutnya, ada hal pertama yang harus dilakukan yaitu mencuci luka gigitan dengan sabun selama 15 menit.
“Pencucian luka gigitan dengan menggunakan air dan sabun selama kurang lebih 15 menit.
Pencucian ini merupakan hal yang sangat penting dan harus segera dilakukan setelah terjadi pajanan (jilatan, cakaran atau gigitan) oleh HPR.
Hal ini perlu dilakukan untuk membunuh virus rabies yang berada di sekitar luka gigitan,” kata dr. Nadia, dikutip dari laman resmi Kemenkes, Selasa, 20 Juni 2023.
Setelah itu, setelah luka gigitan dicuci, korban diberikan antiseptik untuk mengeliminasi virus rabies yang mungkin masih ada di sekitar luka. Beberapa antiseptik yang dapat digunakan termasuk povidon iodine, alkohol 70%, dan antiseptik lainnya.
Pemberian VAR dan SAR
Langkah berikutnya adalah memberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) yang tersedia di rumah sakit.
Tujuan dari pemberian VAR dan SAR adalah untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.
Pemberian VAR agar menghasilkan respons imun terhadap virus rabies, dengan harapan bahwa antibodi yang terbentuk akan menetralkan virus rabies.
Dr. Nadia menjelaskan bahwa VAR diberikan dalam jadwal tertentu.
Pertama, dua dosis pada hari ke-0 (satu dosis di lengan kanan dan satu dosis di lengan kiri).
Kedua, satu dosis pada hari ke-7 (di lengan kanan atau kiri)
Ketiga, satu dosis pada hari ke-21 (di lengan kanan atau kiri).
Sedangkan untuk SAR, ia menjelaskan bahwa diberikan bersamaan dengan pemberian VAR pada hari ke-0 dengan cara diinfiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, kemudian sisanya disuntikkan.
Jika virus rabies sudah menyebar ke sistem saraf pusat, pemberian vaksin anti rabies tidak akan memberikan efek yang positif lagi.
Terdapat juga jenis luka yang dianggap berisiko rendah, seperti jilatan pada kulit yang terbuka atau cakaran/gigitan kecil yang menyebabkan luka lecet di bagian tubuh, tangan, dan kaki yang tidak memerlukan banyak persyaratan. Untuk jenis luka-luka ini, hanya pemberian VAR yang diperlukan. ***
Penulis: Annas Sholahuddin
Referensi:
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20190304/2029628/harus-dilakukan-jika-digigit-hewan-penular-rabies/