SURATDOKTER.com – Penyakit Tuberkulosis atau TBC merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang paru-paru. Penyakit TBC ini disebabkan oleh bakteri yang disebut dengan Mycobacterium tuberculosis.
TBC merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Hal ini dibuktikan oleh catatan WHO yang mencatat bahwa TBC berada di posisi kedua penyakit menular paling mematikan di dunia.
Di Indonesia sendiri, cukup banyak penduduknya yang terserang penyakit TBC. Terbukti, Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan angka TBC tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa TBC disebabkan karena bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menular melalui berbagai perantara. Misalnya semburan air liur, batuk, bicara, bersin, bahkan bernyanyi.
Meskipun penularannya terkesan mudah menular sama halnya dengan penyakit flu, namun tidak demikian dengan kenyataannya. Faktanyam untuk tertular penyakit ini, seseorang memerlukan kontak yang lama dengan pengidapnya, butuh waktu berjam-jam hingga penyakit ini dapat menular.
Berikut beberapa penyebab lain dari penyakit TBC yang merebak di penjuru dunia.
TBC yang Resisten Terhadap Obat
Adanya varian TBC yang resisten atau kebal terhadap obat menjadi salah satu penyebab mengapa penyakit ini menjadi penyakit menular dengan tingkat kematian yang tinggi.
TBC yang resisten terhadap obat ini disebabkan karena pengidapnya tidak meminum obat sesuai dengan anjuran dokter atau tidak menyelesaikan pengobatan hingga sembuh total.
Hal ini menjadi berbahaya, karena ketika antibiotik tidak dapat membunuh bakteri yang menjadi targetnya, maka bakteri yang menjadi target antibiotik tersebut dapat menjadi tahan terhadap obat alias resisten.
HIV dan TBC
Sejak tahun 1980, diketahui bahwa TBC semakin menular dengan pesat akibat adanya infeksi HIV. Para penderita HIV terbukti lebih rentan terkena TBC, hal ini dikarenakan penderita HIV memiliki sistem daya tahan tubuh yang rentan.
Ketika sistem daya tahan tubuh tidak maksimal, penyakit TBC akan dengan mudah menyerang.
