SURATDOKTER.com – Stres juga menyerang anak – anak berusia lima tahun hingga anak usia remaja juga punya kemungkinan dilanda stres. Anak-anak dan remaja umumnya belum bisa memahami dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Stres adalah gangguan kesehatan mental yang bisa terjadi pada siapa saja.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun dapat mengalaminya. Oleh sebab itu, sebagai orangtua, Anda perlu tahu berbagai penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi stres pada anak supaya masalah ini bisa ditangani dengan benar.
Stres dapat mengganggu perkembangan otak anak sehingga berpotensi menyebabkan masalah dalam perilaku, emosional, hingga kognitif. Kondisi tersebut bahkan bisa memicu penyakit serius.
Masalah ini terjadi karena stres kronis dapat mengacaukan hormon dan mempengaruhi perkembangan otak anak. Berikut adalah dampak stres pada anak yang harus orangtua waspada.
-
Masalah kognitif
Stres dapat meningkatkan pelepasan hormon cortisol. Tingkat cortisol yang tinggi dapat menyebabkan bagian otak saraf tegang sehingga mengganggu perkembangan kognitif anak.
Kurangnya fungsi kognitif dan kontrol yang buruk bahkan bisa berlanjut hingga dewasa.
-
Masalah emosional
Pengaktifan respons stres yang berulang dan berkepanjangan dapat menyebabkan pusat emosi di otak menjadi terlalu aktif.
Akibatnya, anak-anak yang mengalami stres menjadi lebih cemas atau agresif. Mereka juga sering kali mengalami disregulasi emosi.
-
Gangguan mental
Stres pada anak juga dapat menyebabkan masalah mental di kemudian hari, misalnya gangguan susah tidur, membayangkan, gangguan kompulsif, gangguan stres trauma, bahkan upaya bunuh diri.
-
Masalah kesehatan fisik
Bukan hanya mempengaruhi otak, stres bisa memicu masalah pada kesehatan fisik. Hormon cortisol yang dilepaskan dalam situasi stres dapat menekan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat anak lebih rentan sakit.
Anak-anak yang tumbuh dengan stres bahkan berisiko mengembangkan penyakit kronis di kemudian hari, misalnya penyakit jantung.