Akhir-akhir ini, rabies atau penyakit anjing gila menjadi salah satu hal yang paling ditakutkan oleh masyarakat.
Sebelumnya, seorang bocah berusia 5 tahun mengidap rabies dinyatakan meninggal setelah bocah tersebut mengalami hidrofobia yang sempat viral di sosial media beberapa waktu yang lalu.
Lalu seberapa bahayakah penyakit rabies tersebut bagi manusia?
Rabies Jadi Penyakit Paling Fatal Nomor 1 di Dunia?
Rabies merupakan suatu penyakit zoonosis yang sangat ditakuti dan dianggap sebagai nomor 1 di dunia.
Penyakit ini juga merupakan masalah penting di Indonesia karena bersifat fatal dan dapat menyebabkan kematian pada manusia yang terpapar.
Rabies adalah infeksi virus yang menyerang sistem saraf dan umumnya ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, kelelawar, rubah, monyet, rakun, dan beberapa hewan liar lainnya.
Baca Juga : Bisakah Gigitan Kucing Tularkan Rabies?
Sejarah Rabies di Indonesia
Sejarah rabies di Indonesia dimulai pada tahun 1889 ketika Esser melaporkan kasus pertama rabies pada kerbau. Pada tahun 1894, de Hann melaporkan kasus rabies pada manusia. Sejak saat itu, kasus rabies semakin meluas di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Rabies telah ditemukan di semua benua kecuali Antartika. Penyakit mematikan tersebut telah menyebabkan sekitar 59.000 terbunuh oleh keganasannya. Lebih dari 95% kematian akibat rabies terjadi di Afrika dan Asia, dan sekitar 40% kematian tersebut terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun.
Rabies pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1884 ketika Schrool, seorang warga Belanda, menemukannya pada kuda. Kemudian pada tahun 1889, Esser melaporkan kasus rabies pada kerbau di Jawa Barat.
Penyakit rabies kembali muncul di provinsi Bali pada tahun 2008 yang lalu. Kasus tersebut menimpa seorang warga di Banjar Giri Darma, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Hingga saat ini, penyakit rabies masih perlu diwaspadai di Bali.
Hati-hati dengan Tanda-tanda Ini
Dikutip dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) penyebab rabies adalah Lyssavirus yang termasuk dalam keluarga Rhabdoviradae. Virus ini terdapat dalam air liur hewan yang dapat menularkan rabies seperti anjing, kucing, dan kera melalui gigitan, udara, transplantasi organ, atau kontak dengan bahan yang mengandung virus.
Rabies dapat menyerang hewan berdarah panas, termasuk manusia. Penularan rabies pada manusia terutama terjadi melalui gigitan anjing (98%), kucing, dan kera (2%).
Beberapa cara untuk mencegah rabies adalah sebagai berikut:
• Melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan.
• Mencegah hewan peliharaan berkeliaran di luar sendirian.
• Tidak memelihara hewan liar secara sembarangan.
• Menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi menularkan rabies.
Gejala umum rabies pada manusia termasuk demam, sakit kepala, mual, muntah, kebingungan, kecemasan, kesulitan tidur, kesulitan menelan, kejang, dan halusinasi.
Untuk mencegah rabies, penting untuk melakukan perawatan luka dengan baik jika terjadi gigitan hewan, serta mendapatkan imunisasi dan imunoglobulin rabies yang tepat.
Dalam upaya pencegahan rabies, vaksinasi hewan peliharaan, menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi menularkan rabies, dan perawatan luka yang baik jika terkena gigitan hewan sangat penting. Jika terjadi gigitan hewan, segera mencuci luka dengan sabun dan air mengalir, dan segera mencari perawatan medis untuk mencegah penyebaran virus rabies ke seluruh tubuh. ***
Baca Juga :
- Mengapa Rabies Menyebabkan Hydrophobia?
- Bocah 5 Tahun Tewas Terinfeksi Rabies oleh Anjing Peliharaan, Begini Seharusnya Penanganan Luka Gigitan
- Bisakah Rabies Disembuhkan? Apa Gejalanya?
Editor: Niqi Carrera