Berada di dalam mall yang ramai atau presentasi di depan banyak orang adalah contoh situasi sehari-hari yang dianggap biasa saja oleh orang-orang pada umumnya. Namun, situasi tersebut memberi dampak berbeda pada orang dengan gangguan kecemasan sosial.
Orang dengan gangguan kecemasan sosial cenderung merasa takut, was-was, atau bahkan panik saat berada di situasi semacam itu.
Jika Anda sering mengalami hal yang sama dan hal tersebut sudah Anda rasakan paling tidak selama enam bulan berturut-turut, ada kemungkinan Anda menderita gangguan kecemasan sosial.
Apa yang dimaksud dengan gangguan kecemasan sosial? Bagaimana gejalanya? Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi gejala-gejala tersebut agar tidak mengganggu rutinitas Anda?
Berikut ini adalah beberapa gejala dari gangguan kecemasan sosial.
- Merasa khawatir tentang rutinitas harian sederhana.
- Cenderung menghindari kegiatan sosial
- Selalu merasa khawatir bahwa dirinya akan melakukan sesuatu yang memalukan.
- Sulit atau tidak berani untuk melakukan sesuatu saat ada banyak karena merasa diperhatikan dan dihakimi setiap saat.
- Tidak nyaman melakukan kontak mata.
- Sulit untuk memulai pembicaraan bahkan untuk percakapan sederhana
- Mengalami gejala fisik seperti palpitasi, muka memerah (tersipu), mual, keringat dingin, atau gemetar.
- Mengalami serangan panik ketika rasa takut atau cemas yang dirasakan terlalu intens.
Orang dengan gangguan kecemasan sosial banyak yang mengalami gangguan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan umum, gangguan panik, atau depresi.
Namun perlu diingat, Anda tidak boleh mendiagnosa kondisi kesehatan mental Anda sendiri hanya berdasarkan informasi yang telah dijelaskan atau dari sumber lainnya di internet.
Layaknya konsultasi kesehatan fisik ke dokter umum atau dokter spesialis, hanya psikolog atau psikiater lah yang boleh memberikan diagnosa akan kondisi kesehatan mental seseorang.
Baca Juga : 5 Tanda Anda Harus ke Psikolog, Jangan Diabaikan!