Suratdokter.com – Marah merupakan reaksi emosional yang dialami oleh semua orang. Hal ini biasanya terjadi karena ada beberapa kejadian yang tidak menyenangkan. Memiliki 2 tipe yakni marah yang baik dan toxic. Untuk mengatasinya, perhatikan perbedaan marah yang baik dan toxic.
Marah yang baik memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan marah toxic. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui perbedaan keduanya. Jika mengetahui perbedaan keduanya, maka marah bisa dikontrol dengan baik. Berikut beberapa perbedaan marah baik dan toxic:
1. Being Silent
Cara marah yang baik adalah dengan being silent atau diam sambil menenangkan pikiran. Jika pikiran sudah tenang, maka Anda bisa berpikir dengan jernih. Selanjutnya, ungkapkan segala sesuatu yang dirasakan kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
Sementara marah yang toxic, biasanya seseorang akan memendam permasalahannya secara berlarut-larut. Jika hal ini terus dilakukan, maka permasalahan tidak akan cepat terselesaikan. Sebab pihak yang bersangkutan tidak mengetahui tentang masalah Anda.
2. Marah Asertif
Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda untuk memendam emosinya. Orang dengan tipe marah yang baik biasanya akan menyampaikan perasaan marahnya dengan baik dan sopan. Bahkan kata-kata yang digunakan halus dan tidak kasar
Perbedaan marah yang dan toxic juga bisa dilihat dari cara seseorang menahan emosinya. Orang dengan tipe marah toxic biasanya akan meluapkan emosinya dengan melontarkan kata-kata kasar. Sehingga hal ini bisa melukai perasaan orang lain.
3. Disertai dengan Solusi
Marah yang baik biasanya juga disertai dengan solusi, untuk mengatasi permasalahan yang sedang dialami. Sehingga permasalahan tersebut tidak berlanjut dan merambat ke permasalahan lain. Namun, untuk mewujudkan tindakan ini tidaklah mudah.
Jika marah dengan tipe toxic biasanya akan menyalahkan orang lain atas permasalahan yang sedang alaminya. Bahkan marah tipe ini tidak disertai dengan solusi, sehingga permasalahan tidak teratasi dengan baik.