Saat ini, tak jarang kita jumpai fenomena di mana anak menjauh dari orang tua setelah mereka dewasa. Idealnya, setiap orang tua pasti ingin memiliki hubungan yang dekat dengan anaknya, bahkan ketika mereka telah dewasa. Namun, tak sedikit anak yang memutuskan untuk menjauh dari orang tuanya.
Orang tua tentu tidak ingin anaknya menjauh, namun ada beberapa hal yang menyebabkan anak memilih untuk menghindari orang tuanya meskipun mereka masih ada. Lalu, apa saja yang membuat anak yang sudah dewasa menjauh dari orang tuanya? Yuk, kita cari tahu bersama!
Apakah normal jika anak menjauh dari orang tua?
Pada fase remaja, anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman sebaya dibandingkan orang tua. Di fase inilah mereka belajar mengambil keputusan secara mandiri dan mengembangkan otonomi sendiri. Orang tua tidak perlu risau ketika anak menjauh, karena hal ini merupakan fase yang normal.
Lain halnya ketika anak sudah beranjak dewasa, mereka akan disibukkan dengan berbagai urusan pribadi. Meskipun demikian, mereka masih menyempatkan waktu untuk bertemu dengan orang tua. Pada beberapa kasus, ada juga anak yang sama sekali tidak pernah mengunjungi orang tuanya setelah mereka dewasa dengan beragam alasan. Sebagian besar alasannya merupakan rasa kecewa dan sakit hati atas perlakuan yang mereka terima saat masih kecil.
Penyebab anak menjauh dari orang tua saat dewasa
Beberapa hal yang menyebabkan renggangnya hubungan orang tua dan anak dapat diuraikan sebagai berikut.
Tidak menghabiskan banyak waktu bersama anak
Sebagai orang dewasa, tentu ada banyak kesibukan yang harus kita lakukan. Bagi orang tua yang bekerja, terkadang kesibukan ini membuat waktu yang mereka habiskan bersama anak menjadi berkurang.
Minimnya waktu bersama orang tua dapat membuat anak merasa diabaikan dan menjauh ketika sudah dewasa. Agar hal ini tidak terjadi, ahli menyarankan untuk memberi waktu paling tidak 10 menit dalam sehari untuk membangun kedekatan antara orang tua dan anak.
Tidak mendukung pilihan anak
Seiring bertambahnya usia, anak mulai mengembangkan kemandirian dan belajar mengambil keputusan terkait pilihan hidupnya. Tak jarang, beberapa pilihan hidup mereka berbeda dengan apa yang orang tua kehendaki. Seperti saat memilih jurusan kuliah.
Orang tua harus memahami bahwa anak merupakan individu yang berbeda dengan minat, bakat, serta pilihannya sendiri. Ada baiknya orang tua tidak mencemooh minat dan pilihan yang anak pilih, karena hal itu bisa membuat anak merasa malu dan direndahkan. Ini juga bisa menyebabkan anak menjauh dari orang tua ketika sudah dewasa.
Tidak mau mendengarkan pendapat anak
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, anak juga memiliki hak untuk didengar dan mengutarakan pendapat. Orang tua sebaiknya memberikan kesempatan bagi anak untuk menyampaikan pendapatnya agar mereka merasa dihargai.
Apabila orang tua tidak memberi kesempatan bagi anak untuk berpendapat, anak akan kesulitan untuk mengambil keputusan sendiri. Ada juga kemungkinan bagi anak yang sudah dewasa untuk membatasi komunikasi dengan orang tuanya karena merasa tidak dianggap saat masih kecil..
Membandingkan anak dengan orang lain
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing meskipun terlahir dari orang tua yang sama. Tak jarang, orang tua kerap membandingkan anak dengan saudara maupun dengan teman sebayanya. Meskipun tujuannya untuk memotivasi, namun hal ini menjadi kurang baik ketika mereka sudah beranjak dewasa.
Selain meningkatkan potensi rivalitas dengan saudara, anak yang sering dibandingkan akan menjauh dari orang tuanya. Tak hanya itu, mereka juga rentan mengalami masalah psikologis seperti kecemasan karena tidak bisa memenuhi keinginan orang tua.
Mengabaikan perasaan anak
Sangat penting bagi orang tua untuk memahami perasaan anak mereka.Dengan memahami dan memvalidasi perasaan anak, mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang matang secara emosional dan bisa membangun empati.
Apabila orang tua mengacuhkan atau menyuruh anak untuk diam di saat emosi sedang bergejolak, anak akan mengalami kesulitan untuk meregulasi emosi. Tak hanya itu, anak menjadi kecewa dan marah karena orang tua tidak bisa memahami mereka. Kekecewaan itulah yang mendorong anak menjauh dari orang tua ketika sudah dewasa.
Mengkritik anak secara berlebihan
Kritik yang membangun bisa membentuk anak menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. Namun, apa jadinya jika orang tua terus mengkritik hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan?
Pada dasarnya, setiap orang tidak suka menerima komentar yang tidak pada tempatnya, dan itu juga berlaku pada anak. Jika orang tua memberikan kritik yang berlebihan pada anak, mereka akan menjauh dari orang tuanya karena merasa sakit hati.
Menjadikan kesuksesan anak sebagai pemuas ego
Sebagai orang tua, tentu rasanya menyenangkan apabila melihat anak bisa mencapai kesuksesan. Tidak ada yang salah dengan merasa bangga dengan kesuksesan anak, namun kesuksesan anak menjadi tolok ukur kasih sayang, maka ini bisa berakibat kurang baik.
Alih-alih tetap merasa bangga dengan usaha anak meskipun ia gagal, sebagian orang tua mengkritik kegagalannya dan merasa bahwa anak harus sukses agar bisa dicintai. Kasih sayang bersyarat ini bisa memicu anak menjauh dari orang tuanya setelah beranjak dewasa.
Menyia-nyiakan kepercayaan anak pada orang tua
Bagi anak, orang tua adalah tempat yang mereka percaya untuk menceritakan hal-hal yang tak bisa mereka utarakan ke orang lain. Sederhananya, ketika anak menceritakan rahasia mereka, orang tua tidak boleh membocorkan rahasia itu ke orang lain, apalagi untuk bahan olok-olok.
Apabila orang tua membeberkan rahasia anak ke orang lain, anak merasa dikhianati dan kapok untuk melakukan hal yang sama. Akibatnya, mereka memilih untuk memendam rahasia sendiri dan menjauh dari orang tuanya karena khawatir kejadian yang sama akan terulang kembali
Tidak ada orang tua yang sempurna, sehingga wajar ketika kita tidak sengaja melontarkan ucapan yang menyakiti hati anak. Penting bagi kita untuk meminta maaf pada anak dan berusaha memperbaiki kesalahan yang sudah kita perbuat.
***
Penulis: Habibah
Editor: Alan
****
Referensi:
Comments 2