SURATDOKTER.com – Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang mempengaruhi kualitas hidup banyak orang di seluruh dunia. Pertanyaan yang sering diajukan oleh pasien diabetes adalah apakah mereka bisa lepas dari ketergantungan pada obat-obatan. Jawabannya adalah “tergantung”. Kebijakan pengobatan diabetes harus disesuaikan dengan kondisi dan riwayat medis masing-masing pasien.
Jika Riwayat Medis: Baru pertama kali “Terdiagnosis” Diabetes
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling umum terjadi, dan kebanyakan kasusnya terkait dengan gaya hidup yang tidak sehat, termasuk obesitas.
Jika seseorang baru saja terdiagnosis diabetes dan diabetesnya disebabkan oleh obesitas, maka ada peluang untuk mencoba melepaskan obat setelah mengadopsi pola hidup sehat dan berhasil menurunkan berat badan.
Pada kondisi seperti ini, pola makan seimbang dan berolahraga rutin dapat membantu meningkatkan sensitivitas sel tubuh terhadap insulin, sehingga gula darah menjadi lebih terkontrol.
Namun, penting untuk mengikuti anjuran dokter dan tim medis terkait. Apabila seorang pasien mencoba untuk tidak meminum obat kembali setelah mengubah gaya hidupnya, hasilnya akan dievaluasi secara ketat dalam periode waktu tertentu, biasanya selama sekitar satu minggu.
Jika gula darah tetap stabil dan terkendali, maka pola hidup sehat dapat diteruskan sebagai metode pengobatan.
Jika Riwayat Medis: Sudah lama “Terdiagnosis” Diabetes
Untuk pasien sudah didiagnosis diabetes dalam waktu yang lama dan mengalami glucotoxicity (kerusakan sel-sel beta pankreas akibat paparan glukosa yang tinggi), maka keadaannya lebih rumit.
Pada tahap ini, pasien kemungkinan harus tetap minum obat untuk mengontrol gula darahnya dengan lebih baik. Obat-obatan seperti metformin, sulfonilurea, atau inhibitor SGLT2 biasanya direkomendasikan untuk membantu mengatur gula darah dalam kasus diabetes yang sudah lama.
Hemoglobin A1c (HbA1c) adalah tes penting yang mengukur rata-rata kadar glukosa darah dalam 2-3 bulan terakhir.
Tujuannya adalah untuk menjaga nilai HbA1c di bawah 7, karena nilai tersebut menunjukkan kontrol gula darah yang baik.
Jika gula darah terkontrol dengan baik, risiko komplikasi jangka panjang seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal bisa lebih rendah.
Komplikasi diabetes dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh dan kualitas hidup yang buruk.
Karena itu, penting bagi pasien diabetes untuk selalu mematuhi rencana pengobatan dan anjuran dokter mengenai penggunaan obat-obatan.
Edukasi dan Dukungan Mental-Emosional
Selain mengikuti perubahan s dan penggunaan obat-obatan, edukasi dan dukungan mental-emosional juga penting dalam mengelola diabetes.
Pasien perlu memahami betapa pentingnya mengikuti rencana pengobatan dan mengontrol gula darah.
Selain itu, dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan diabetes dapat membantu pasien menjalani perubahan gaya hidup dengan lebih baik dan memotivasi mereka untuk tetap konsisten dalam menjaga kontrol gula darah.
Kesimpulan
Jawaban dari pertanyaan: apakah pasien diabetes bisa lepas dari obat, sangat tergantung pada kondisi masing-masing pasien.
Jika seseorang baru pertama kali terdiagnosis diabetes dan diabetesnya disebabkan oleh obesitas, maka dengan mengadopsi pola hidup sehat dan menurunkan berat badan, ada peluang untuk mencoba melepaskan obat atau mengurangi dosisnya.
Namun, jika diabetes sudah terdiagnosis dalam waktu yang lama (glucotoxicity), maka pasien harus tetap minum obat untuk mengontrol gula darah dengan baik.
Yang terpenting adalah menjaga agar nilai HbA1c tetap di bawah 7 untuk mencegah komplikasi serangan jantung, stroke, atau komplikasi lainnya.
Tetaplah bekerja sama dengan tim medis untuk menemukan pendekatan pengobatan yang tepat dan tetap menjaga pola hidup sehat serta peraturan pengobatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Baca Juga:
- Resep Olahan Singkong, Jagung, dan Ubi Aman untuk Penderita Diabetes
- Ini Makanan Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi yang Aman Untuk Penderita Diabetes
- 4 Penyakit kronis yang bisa saja bersemayam dalam tubuh kita, gejalanya tampak sepele
Penulis: Sri Anggun
Editor: Niqi Carrera
Referensi:
- American Diabetes Association. (2021). Standards of Medical Care in Diabetes – 2021. Diabetes Care, 44(Supplement 1), S1-S232. DOI: 10.2337/dc21-S000
- Qaseem, A., Barry, M. J., Humphrey, L. L., & Forciea, M. A. (2017). Oral Pharmacologic Treatment of Type 2 Diabetes Mellitus: A Clinical Practice Guideline Update From the American College of Physicians. Annals of Internal Medicine, 166(4), 279-290. DOI: 10.7326/M16-1860
- American Diabetes Association. (2019). 9. Pharmacologic Approaches to Glycemic Treatment: Standards of Medical Care in Diabetes—2019. Diabetes Care, 42(Supplement 1), S90-S102. DOI: 10.2337/dc19-S009