Serangan heatstroke menjadi perhatian utama bagi umat Muslim yang akan melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci Mekah.
Pelaksanaan ibadah haji, yang mencakup prosesi Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armuzna, dijadwalkan berlangsung dari tanggal 27 Juni hingga 1 Juli 2023. Kondisi cuaca yang panas di Arab Saudi menjadi faktor risiko terjadinya heatstroke.
Menurut perkiraan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, suhu di Arab Saudi dapat mencapai 44 derajat Celcius pada siang hari. Paparan panas secara langsung dengan suhu tinggi tersebut dapat menyebabkan terjadinya heatstroke atau sengatan panas.
Apa itu Heatstroke?
Heatstroke adalah kondisi medis yang serius yang terjadi ketika suhu tubuh seseorang meningkat secara drastis dan tidak bisa diatur kembali dengan efektif.
Heatstroke terjadi akibat paparan panas yang berlebihan dan dapat mengancam nyawa. Kondisi ini merupakan bentuk yang paling parah dari gangguan panas, melebihi kondisi heat exhaustion.
Kondisi ini terjadi ketika mekanisme alami tubuh untuk mengatur suhu rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Biasanya, tubuh memiliki mekanisme untuk menghilangkan panas melalui keringat dan pelebaran pembuluh darah di kulit.
Namun, pada kasus heatstroke, tubuh tidak dapat mendinginkan diri dengan efektif, sehingga suhu tubuh meningkat secara signifikan.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan heatstroke meliputi paparan panas ekstrem, terutama dalam kondisi cuaca yang panas dan lembab, serta aktivitas fisik yang berat dalam cuaca panas.
Selain itu, kurangnya hidrasi yang cukup, terlalu lama berada di tempat yang tidak ada sirkulasi udara yang baik, dan penggunaan pakaian yang terlalu tebal juga dapat meningkatkan risiko terjadinya heatstroke.
Baca Juga: Tips Penderita Hipertensi Bisa Menikmati Daging Kambing Saat Lebaran Idul Adha
Gejala Heatstroke
Untuk itu, penting bagi jemaah haji untuk mengenali beberapa gejala heatstroke, antara lain:
- Suhu tubuh mengalami peningkatan melebihi 40 derajat Celcius.
- Kelelahan.
- Kulit panas dan kering.
- Denyut nadi dan frekuensi napas meningkat.
- Gangguan neurologis, seperti penurunan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi, perasaan mengantuk yang kuat, bahkan hingga koma.
Akibat Heatstroke
Jika tidak ditangani dengan segera, heatstroke dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius, seperti kerusakan otak, jantung, ginjal, dan bahkan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami gejala heatstroke atau dicurigai mengalami heatstroke, segera mencari bantuan medis darurat dan memberikan pertolongan pertama dengan cara menurunkan suhu tubuh dengan menggunakan air dingin atau kompres es sambil menunggu bantuan medis tiba.
Penanganan Heatstroke untuk Jemaah Haji
Dr. Atma menjelaskan strategi penanganan heatstroke di Mina. Penanganan segera merupakan hal yang paling penting dalam kasus heatstroke. Jemaah yang mengalami heatstroke akan ditempatkan di ruangan berpendingin, melepaskan pakaian yang tebal, dan dilakukan rehidrasi melalui cairan infus.
Meskipun tidak bisa terjadi penurunan suhu tubuh secara instan, selama proses rehidrasi, dapat membantu dengan menggunakan kompres es batu atau handuk dingin yang diletakkan di bagian tubuh yang terbuka. Metode ini akan membantu dalam menurunkan suhu tubuh dengan lebih cepat.
Baca Juga:
- Menghadapi Risiko Kesehatan saat Ibadah Haji: Sakit yang Perlu Diwaspadai
- Perjalanan Suci, Tubuh Sehat: Menelusuri Manfaat Kesehatan dalam Ibadah Haji
- Hajar Aswad Tidak Bisa Menularkan HIV? Berikut Jawaban Para Ahli
Penulis: Niqi Carrera
Referensi:
- suara.com
- cdc.gov