Suratdokter.com – Keterlambatan kemampuan bicara anak, atau sering juga disebut sebagai speech delay kerap menjadi momok bagi sebagian besar orang tua. Sebab, kondisi ini bisa menghambat perkembangan anak menjadi tidak optimal dan mempengaruhi aspek-aspek lainnya dalam hidup.
Kali ini, kita akan membahas mengenai seluk beluk speech delay dan tindakan yang bisa orang tua lakukan jika anak menunjukkan tanda-tanda tersebut.
Perkembangan kemampuan bicara anak
Sejak bayi berusia 2 bulan, mereka sudah mampu melakukan cooing atau mengeluarkan suara pertama mereka yang terdengar seperti “ah,” “uh,” dan ”oh.”
Seiring bertambahnya usia, kemampuan bicara bayi akan meningkat menjadi babbling atau ocehan yang terdiri dari kombinasi huruf vokal dan konsonan, seperti “baba” atau “mama.” Di tahapan babbling ini, kadang bayi mulai mengucapkan kata pertama yang bisa dipahami.
Setelahnya, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa anak akan meningkat pesat. Pada usia 2 tahun, anak sudah bisa merangkai 2 hingga 3 kata dalam satu kalimat dan mengerti sekitar 50 kata. Di tahun ketiga, perkembangan kosakata anak bisa mencapai 1.000 kata dan mereka mulai menyusun 3 hingga 4 kata untuk membentuk satu kalimat.
Baca Juga: Mengatasi Masalah Tidur pada Anak: Tips Bantu Anak Tidur Nyenyak
Perbedaan speech delay dan late talker
Beberapa orang tua kadang kesulitan membedakan apakah anaknya tergolong sebagai late talker atau mengalami speech delay.
Late talker merupakan istilah untuk anak berusia 18 hingga 30 bulan yang kemampuan bicaranya terbatas, namun pada aspek perkembangan lainnya (sosial, kognitif, dan motorik) tergolong normal. Anak yang tergolong late talker belum tentu mengalami speech delay.
Speech delay merupakan suatu kondisi di mana anak belum mencapai milestone atau capaian perkembangan kemampuan bicara yang sesuai usianya. Beberapa tanda yang perlu orang tua waspadai terkait hambatan perkembangan pada anak ini adalah sebagai berikut
Usia | Tanda-tanda yang perlu diwaspadai |
12 bulan |
|
18 bulan |
|
24 bulan |
|
36 bulan |
|
Apabila anak menunjukkan tanda-tanda tersebut, segera bawa ke dokter untuk memperoleh pemeriksaan lebih lanjut. Dokter anak maupun terapis wicara akan melakukan diagnosis dan menentukan apakah anak Anda mengalami speech delay.
Penyebab speech delay
Beberapa hal berikut bisa menjadi faktor penyebab anak mengalami speech delay.
1. Minimnya stimulasi
Anak belajar berbicara melalui orang-orang yang ada di sekitarnya. Apabila anak tidak distimulasi dan dikenalkan dengan bahasa, mereka kemungkinan besar akan mengalami speech delay.
2. Penggunaan gadget yang berlebihan
WHO menyarankan untuk tidak memberikan gadget pada anak di bawah usia 2 tahun. Sebab, penggunaan gadget yang berlebihan bisa membuat anak tidak tertarik dan malas berkomunikasi dengan orang lain.
3. Gangguan neurologis
Beberapa masalah pada sistem saraf, seperti distrofi otot, cerebral palsy, dan cedera otak serius yang dialami anak bisa membuat mereka mengalami hambatan berbicara.
4. Gangguan spektrum autisme
Pada anak yang menderita autisme, mereka biasanya mengalami masalah dalam perkembangan bicara dan bahasa, salah satunya speech delay.
5. Gangguan pendengaran
Anak yang mengalami masalah pendengaran juga berisiko mengalami masalah perkembangan bicara, sebab mereka tidak bisa mendengar suara yang diucapkan orang lain.
6. Ada masalah pada organ mulut
Ankyloglossia atau tongue tie merupakan salah satu kondisi yang bisa menjadi penyebab speech delay pada anak. Kondisi ini ditandai dengan frenulum yang terlalu pendek, sehingga lidah melekat dengan dasar mulut dan menimbulkan masalah pada kemampuan bicara.
Menangani speech delay
Apabila anak sudah menerima diagnosis speech delay, dokter akan menyarankan untuk melakukan terapi untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan bicara. Sebagai orang tua, langkah-langkah berikut bisa Anda lakukan untuk membantu kemampuan bicara anak.
- Membacakan buku cerita bergambar pada anak
- Menyanyikan lagu yang mudah diikuti oleh anak
- Ajak anak berbicara, misal menjelaskan apa yang sedang dilakukan dengan bahasa yang jelas
- Berikan pertanyaan pada anak dan biarkan mereka menjawab
- Fokuskan perhatian Anda ke anak dan bersabar ketika mereka berbicara
- Biarkan anak berinteraksi dengan teman seusianya yang memiliki kemampuan bahasa bagus.
Perlu diingat bahwa masing-masing anak memiliki proses dan tahapan perkembangan yang berbeda. Namun, bila Anda menemukan tanda-tanda speech delay pada anak, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, sehingga dampak bagi perkembangan anak ke depannya bisa diminimalisir.***
Baca Juga:
- Sensory Play: Cara Menstimulasi Perkembangan Anak dengan Bermain
- Dampak Radiasi Sinyal Handphone Terhadap Perkembangan Otak Anak
- Orang Tua Hebat, Anak Bahagia: Mengungkap Peran Penting Psikologi dalam Pengasuhan
Penulis: Habibah
Editor: Niqi Carrera