Endemi antraks kembali menyerang Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dihimpun dari website Asumsi, 93 orang terindikasi positif setelah mengonsumsi daging sapi yang sakit. Sebanyak 3 orang yang meninggal dunia juga positif mengalami penyakit serupa
Sebenarnya, apa itu penyakit antraks, dan bagaimana penularannya dari hewan ke manusia? Simak selengkapnya dalam artikel berikut.
Apa itu Antraks?
Sering juga disebut sebagai penyakit arang, antraks merupakan penyakit yang menyerang hewan ternak pemakan rumput seperti sapi, kambing, domba, dan kuda. Zoonosis ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan bisa ditularkan ke manusia.
Sapi yang mengalami penyakit arang biasanya akan mati mendadak dengan mengeluarkan darah berwarna kehitaman di mulut dan moncong. Pada kasus yang jarang, mereka akan terlihat gelisah dan kejang-kejang sebelum mati.
Penularan ke manusia
Bakteri penyebab antraks, Bacillus anthracis, hidup di tanah dan menghasilkan spora yang berbahaya jika terhirup. Spora pembawa penyakit ini menyukai tanah yang sifatnya basa dan bisa bertahan lama.
Infeksi pada sapi terjadi jika hewan tersebut memakan rumput di tanah yang mengandung spora dari bakteri antraks. Spora dari Bacillus anthracis ini akan menyebar dengan cepat jika mereka bertemu dengan oksigen di udara.
Kontak dengan hewan yang terkontaminasi dengan penyakit arang juga bisa menularkan penyakit ini ke manusia, meskipun hewannya sudah mati. Berdasarkan jenisnya, antraks dibagi menjadi tiga.
1. Gastrointestinal
Zoonosis ini terjadi jika seseorang mengonsumsi daging hewan yang mengalami penyakit arang dan masih mentah. Juga dikenal sebagai antraks pencernaan.
2. Cutaneous
Sering juga disebut sebagai antraks kulit, jenis ini merupakan yang paling banyak dijumpai. Penularannya terjadi melalui luka terbuka yang ada di kulit setelah menyentuh daging, tulang, ataupun kulit hewan yang terkena infeksi.
3. Pulmonary
Antraks jenis ini merupakan yang paling berbahaya, sebab ia menyerang saluran pernapasan. Seseorang bisa terinfeksi antraks pulmonary jika ia menghirup spora bakteri yang ada di bulu maupun kulit sapi.
Baca juga: Susu Kambing vs Susu Sapi: Apa Perbedaannya dalam Nutrisi dan Rasa?
Gejala
Gejala dari penyakit arang akan berbeda tergantung jenisnya.
1. Gastrointestinal
- Masalah pencernaan (sakit perut, mual, muntah, diare, hilang nafsu makan, BAB berdarah)
- Sakit di tenggorokan dan kesulitan menelan
- Sakit kepala dan demam
- Muncul benjolan di leher
Infeksi bakteri antraks yang menyerang saluran pencernaan ini umumnya muncul sekitar 1 hingga 7 hari setelah terpapar bakteri.
2. Cutaneous
- Muncul benjolan di kulit dan terasa gatal
- Timbul borok yang tidak terasa nyeri di kulit
Sama halnya dengan antraks pencernaan, gejalanya baru muncul 1 hingga 7 hari setelah terekspos bakteri. Meskipun umum dijumpai, jenis yang ini tidak terlalu berbahaya.
3. Pulmonary
- Demam
- Mudah lelah dan nyeri otot
- Sesak napas
- Kesulitan menelan
- Meningitis
- Syok
Lain halnya dengan antraks pulmonary, jenis ini merupakan yang paling berbahaya. Selain itu, masa inkubasinya juga yang paling lama, sekitar 7 hari hingga 2 bulan setelah terpapar bakteri.
Pencegahan
Meskipun berbahaya, penyakit arang bisa dicegah dengan langkah-langkah berikut.
1. Vaksinasi hewan ternak
Pemilik harus memastikan bahwa hewan ternaknya sudah divaksin antraks untuk mencegah kematian mendadak. Vaksin antraks hanya bisa dilakukan pada hewan ternak dan bukan pada manusia.
2. Membuang bangkai secara aman
Bangkai sapi yang terkontaminasi antraks sebaiknya dibungkus dengan plastik tebal untuk mencegah spora bakterinya menyebar. Lubang-lubang pada tubuh hewan juga sebaiknya disumbat, karena bakteri Bacillus anthracis juga ada dalam darahnya.
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk membuang bangkai sapi yang terjangkit penyakit arang.
Pertama, bangkai hewan akan dibakar secara perlahan sampai menjadi abu. Cara ini disinyalir efektif membunuh bakteri dan spora pembawa penyakit antraks.
Kedua, mengubur bangkai di kedalaman 1,8 hingga 2,4 meter dari permukaan tanah. Cara ini bisa dilakukan dengan catatan area penguburan aman dari bahaya banjir.
3. Menggunakan alat pelindung
Selalu gunakan sepatu pelindung, pakaian tertutup, sarung tangan, dan masker saat melakukan kontak dengan hewan ternak untuk mencegah penularan antraks. Selalu gunakan cairan desinfektan untuk membersihkan sepatu dan tangan.
4. Jangan mengonsumsi daging hewan yang sudah mati
Penyebab kasus antraks yang terjadi di Gunung Kidul diduga kuat berasal dari warga yang mengonsumsi daging sapi yang sudah mati. Selalu pilih daging yang segar untuk dikonsumsi agar mencegah terjangkit bakteri berbahaya.
5. Masak daging sampai matang
Spora bakteri Bacillus anthracis memiliki kelemahan apabila terpapar suhu tinggi, yakni sekitar 100 hingga 140 derajat Celcius selama 20 hingga 30 menit. Usahakan untuk memasak daging sampai matang seluruhnya untuk membunuh spora penyebab antraks. ***
Baca juga:
- Efek Buruk Konsumsi Daging Sapi Terlalu Banyak: Sembelit hingga Penyakit Jantung
- Malaria Kembali Muncul di Amerika Serikat Setelah Dua Dekade
- Mengerikan! Ternyata Rabies Penyakit Paling Mematikan di Dunia
Penulis: Habibah
Editor: Niqi Carrera
Referensi: