Rabies adalah penyakit yang berbahaya dan sering kali fatal. Salah satu gejalanya adalah hydrophobia atau rasa takut ekstrim terhadap air. Namun, mengapa hal itu terjadi? Mari kita pelajari lebih lanjut tentang rabies dan ilmu di balik gejalanya.
Apa Itu Rabies?
Rabies adalah infeksi virus yang disebabkan oleh lyssa virus dan dapat mempengaruhi hewan berdarah panas seperti kelelawar, anjing, dan manusia. Virus ini menyerang sistem saraf pusat 30-50 hari setelah memasuki tubuh korban. Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi dapat tetap tersembunyi selama bertahun-tahun.
Saat virus mulai berkembang di dalam tubuh, virus menyebabkan peradangan di otak dan jaringan di sekitar sumsum tulang belakang, yang menyebabkan kejang dan kelumpuhan sebagian. Korban juga menunjukkan perilaku agresif atau abnormal serta rasa takut terhadap air. Setelah gejala muncul, tingkat kematian hampir tidak terhindarkan.
Jenis Rabies Utama
Ada dua jenis rabies utama, yaitu rabies dengan gejala marah (furious) dan rabies dengan gejala paralitik (paralytic). Rabies dengan gejala marah merupakan jenis yang paling umum, menyumbang lebih dari 80% dari kasus rabies. Ini adalah jenis yang biasanya terlintas dalam pikiran ketika membicarakan tentang rabies. Penderita rabies dengan gejala marah akan menunjukkan perilaku agresif atau bermasalah, mulut berbusa, dan produksi air liur yang meningkat.
Rabies dengan gejala paralitik menyebabkan kelumpuhan yang berlangsung lambat, dimulai dengan kelemahan otot dan kehilangan sensasi di sekitar area gigitan.
Mengapa Rabies Menyebabkan Rasa Takut Terhadap Air?
Rabies mempengaruhi bagian otak yang mengendalikan bicara, menelan, dan bernapas. Virus tersebut mengubah cara produksi air liur dan menyebabkan kontraksi otot yang menyakitkan yang mengganggu kemampuan menelan.
Virus ini berkembang biak di dalam air liur. Menelan air liur mengurangi penyebarannya. Maka, virus segera memicu korban untuk menghasilkan lebih banyak air liur dan menyebarkannya di sekitar daripada menelannya.adi, sebenarnya “mengapa hewan yang terinfeksi rabies takut terhadap air?” Sebenarnya, mereka takut terhadap makanan atau minuman apa pun.
Oleh karena itu, rabies menyebabkan hydrophobia, tetapi hanya secara tidak langsung. Virus ini menyebabkan rasa takut untuk menelan apa pun, termasuk air—kondisi yang dikenal sebagai disfagia. Inilah sebabnya mengapa hewan yang terinfeksi cenderung mengeluarkan air liur secara berlebihan seiring perkembangan penyakit, rabies mencoba untuk menyebarkan dirinya.
Baca Juga :
- Bocah 5 Tahun Tewas Terinfeksi Rabies oleh Anjing Peliharaan, Begini Seharusnya Penanganan Luka Gigitan
- Bisakah Gigitan Kucing Tularkan Rabies?
Apakah Hydrophobia Disebabkan oleh Gigitan Anjing?
Gigitan anjing tidak menyebabkan hydrophobia dengan sendirinya. Hanya gigitan dari anjing yang terinfeksi rabies yang dapat menyebabkan hydrophobia. Namun, sangat penting untuk mendapatkan evaluasi dan pengobatan profesional setelah digigit anjing. Masalah kesehatan lain yang mungkin muncul akibat gigitan anjing yang diabaikan termasuk:
Infeksi Bakteri
Beberapa bakteri di dalam mulut anjing termasuk staphylococcus, capnocytophaga, dan pasteurella. Beberapa anjing juga dapat membawa Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Bakteri-bakteri ini dapat menyebabkan infeksi bakteri jika anjing menggigit melalui kulit. Risiko infeksi lebih tinggi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Kerusakan sistem syaraf dan otot tulang belakang
Gigitan anjing dapat merusak pembuluh darah, otot, dan saraf—tidak peduli seberapa besar gigitannya. Demikian pula, gigitan dari anjing ras besar dapat menyebabkan patah tulang atau tulang pecah di tangan, kaki, dan kaki. Oleh karena itu, segera cari perawatan darurat setelah digigit.
Infeksi Tetanus
Tetanus adalah infeksi yang jarang terjadi di Amerika Serikat karena anak-anak divaksinasi terhadapnya. Dewasa juga mendapatkan suntikan tambahan setiap sepuluh tahun. Namun, gigitan anjing dapat menyebabkan infeksi tetanus pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau yang tidak mendapatkan suntikan tambahan selama lebih dari 20 tahun.***
Baca Juga :
- 9 Penyebab Penyakit Jantung, Salah Satunya Kurangnya Aktivitas Fisik
- Kapan Butuh ke Psikiater demi Kesehatan Mental?
- 7 Cara Jaga Kesehatan Seksual, Salah Satunya Periksa Secara Rutin
Referensi: