Suratdokter.com – Mysophobia, atau yang lebih dikenal sebagai “ketakutan terhadap kotoran,” merupakan kondisi psikologis di mana seseorang mengalami rasa takut berlebih terhadap benda-benda yang dianggap kotor dan terkontaminasi oleh kuman, bakteri, virus, atau parasit.
Orang yang mengidap mysophobia cenderung mengalami kecemasan yang luar biasa ketika berhadapan dengan lingkungan yang dianggap tidak steril.
Pengidap mysophobia sering menghindari kontak fisik dengan orang lain, termasuk menolak berjabat tangan atau berpelukan.
Mereka juga mungkin menghindari pegangan tangga eskalator, menekan tombol lift, atau menyentuh benda-benda apapun di tempat umum.
Segala tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko terpapar kuman atau bakteri yang dianggap berbahaya. Pertemuan sosial atau kunjungan ke tempat umum bisa menjadi momen yang menegangkan bagi mereka.
Penyebab Mysophobia
Bagaimana bisa seseorang merasa takut berlebihan terhadap kotoran? Berikut penyebabnya
1. Faktor Genetik
Penelitian telah menunjukkan bahwa ada kecenderungan untuk kondisi kecemasan, termasuk mysophobia, diturunkan dalam keluarga.
Jika seseorang memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan kecemasan, risiko mengidap mysophobia juga meningkat secara signifikan.
2. Faktor Lingkungan
Sering kali, kebiasaan ini mulai diterapkan sejak masa kanak-kanak, ketika seseorang dipengaruhi oleh lingkungan dan pola pikir sekitarnya tentang kebersihan.
Mereka mungkin telah diajari untuk selalu mencuci tangan secara berulang-ulang, membersihkan permukaan secara terus-menerus, dan menghindari kontak dengan benda-benda publik.
Ketika kebiasaan hidup bersih ini berubah menjadi obsesi, maka bisa menjadi pemicu untuk mengembangkan mysophobia.
Obsesi ini mengarahkan mereka untuk selalu mencari kebersihan yang sempurna dan menjadi sangat takut terhadap kuman atau bakteri yang dianggap berbahaya.
3. Kejadian di Masa Lalu
Pengalaman traumatis ini bisa saja terjadi pada masa kanak-kanak atau masa remaja, di mana seseorang mengalami peristiwa yang melibatkan penyakit menular atau bahkan melihat orang terdekat mengalami kondisi serupa.Trauma semacam ini dapat memicu ketakutan dan kecemasan berlebihan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kuman atau kontaminasi.
Secara umum, orang yang mengidap fobia, termasuk mysophobia, akan merasa panik, takut, dan berusaha untuk menjauhi hal yang menjadi sumber ketakutan mereka.
Gejala mysophobia bisa sangat mengganggu dan menyebabkan pengidapnya merasa cemas dan ketakutan secara berlebihan.
Ketika terpapar dengan hal-hal yang dianggap kotor atau terkontaminasi, pengidap mysophobia mungkin akan mengalami reaksi emosional yang kuat. Mereka bisa merasa gemetar, berkeringat, napas menjadi sesak, dan jantung berdetak lebih cepat.
Alih-alih melindungi kesehatan, kebiasaan ini justru dapat membawa dampak negatif yang signifikan.
Penting untuk diingat, bahwa beberapa kuman dan bakteri sebenarnya diperlukan oleh tubuh untuk membangun sistem kekebalan yang kuat.
Dengan menghindari secara berlebihan, sistem kekebalan tubuh mungkin tidak terpapar dengan berbagai mikroorganisme yang diperlukan untuk mengenali dan melawan infeksi. Hasilnya, pengidap mysophobia mungkin lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka belum terlatih dengan baik.
Selain berdampak pada kesehatan fisik, mysophobia juga dapat memiliki konsekuensi negatif pada kehidupan sosial.
Baca juga: Menghadapi Hoarding Disorder, Ketika Benda-Benda Menjelma Menjadi Beban
Dampak Kehidupan Sosial Penderita Mysophobia
1. Memengaruhi kepercayaan diri
Mysophobia dapat membuat pengidapnya merasa rendah diri dan tidak percaya diri karena ketakutan mereka yang berlebihan terhadap kuman dan kontaminasi.
2. Mengganggu hubungan dengan orang lain
Ketakutan berlebih terhadap kuman dapat menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Di tempat kerja atau sekolah, mysophobia dapat mengganggu kemampuan individu untuk berkolaborasi dengan rekan kerja atau teman sebaya, karena mereka cenderung menghindari interaksi fisik dan kontak dengan benda-benda publik.
3. Menyebabkan masalah kesehatan mental lain
Hal ini sering kali terkait dengan masalah kesehatan mental lain, seperti gangguan kecemasan, isolasi sosial, dan depresi.
Kecemasan yang berlebihan terkait kuman dan kontaminasi dapat menyebabkan stres kronis dan gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan tidur, dan ketegangan otot.
Isolasi sosial yang diakibatkan oleh mysophobia juga dapat menyebabkan perasaan kesepian dan depresi.
Baca juga:
- Ketahui Tanda Awal Depresi Kambuh Kembali dan Tips Mencegahnya
- Apa Penyebab Utama Munculnya Depresi?
- Apa Itu Depresi? Kenali Jenis dan Gejalanya
Penulis: Ayunda Christina
Editor: Niqi Carrera