Belakangan ini, kualitas udara Jakarta telah menjadi topik pembicaraan karena kadar polusi dan suhunya yang luar biasa.
Bahkan hujan deras yang berlangsung seharian penuh sekalipun tidak banyak merubah kualitas udara Jakarta.
Memang apa sih yang jadi penyebab kualitas udara Jakarta jadi seburuk ini?
Dan apa saja langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah, khususnya pemerintah daerah, untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta?
Jika melihat data historis di situs IQAir, kualitas udara Kota Jakarta sebenarnya sudah terpantau memburuk sejak 2017 silam.
Namun, hingga kini belum ada tindakan dengan dampak yang signifikan untuk mengatasi kondisi ini.
Berikut ini informasi dari sepuluh daerah di Indonesia dengan kualitas udara terburuk di tahun 2022 yang dikutip dari situs IQAir.
Peringkat | Nama Daerah | Nilai Rata-Rata PM2.5 | Penafsiran Nilai PM2.5 | Periode dengan
Nilai PM2.5 Tertinggi |
1 | Pasarkemis | 49.6 | 64.5 | Juli |
2 | Cileungsir | 36.6 | 60.5 | Juli |
3 | Jakarta | 36.2 | 50.7 | Juni |
4 | Bekasi | 35.4 | 52.5 | Juni |
5 | Surabaya | 34.4 | 42.4 | Juni |
6 | Bandung | 26.1 | 38.9 | September |
7 | Duri | 24.5 | 34.1 | Juli |
8 | Semarang | 24.3 | 34.8 | Januari |
9 | Serang | 24.2 | 41.9 | Juli |
10 | Bangkinan | 24.1 | 31.0 | Agustus |
Untuk perhitungan nilai PM2.5 rata-rata tahunan, rentang nilai PM2.5 yang masih dianggap aman oleh WHO menurut revisi guidelines pada 22 September 2021 lalu yaitu 0-5.
Sedangkan untuk perhitungan nilai PM2.5 harian (siklus 24 jam), rentang nilai PM2.5 yang masih dianggap aman oleh WHO yaitu 0-15.
Berdasarkan data pada tabel di atas, bisa dilihat bahwa nilai PM2.5 tahunan Jakarta pada tahun 2022 telah melebihi ambang batas aman yang ditetapkan WHO hingga sekitar 7-8 kalinya.
Tidak hanya itu, Indonesia juga menempati posisi ke-26 sebagai negara dengan kualitas udara terburuk pada tahun 2022 dengan skor PM2.5 tahunan sebesar 30.4.
Nilai tersebut sudah melampaui ambang batas aman yang ditetapkan WHO hingga sekitar 6-7 kalinya.