SURATDOKTER.com – TBC sedang menjadi perbincangan warganet. Hal ini disebabkan oleh sebuah curhatan dalam akun twitter dari seorang karyawan yang terkena TBC. Karyawan tersebut sekaligus meminta saran dari warga twitter. Kenali gejala dan penyebab TBC berikut ini.
Artikel berikut ini akan membahas mengenai apa saja gejala dan penyebab TBC? Serta bagaimana cara menanganinya agar sembuh total dan tidak menular?
Curhatan yang diposting oleh akun @workfess itu menuai banyak komentar dari warga twitter. Dari mulai beragam saran sampai banyak pula cuitan berbagi pengalaman serupa.
TBC merupakan salah satu jenis penyakit mematikan yang menular melalui droplet atau percikan ludah. Biasanya TBC menyerang paru-paru, namun penyakit ini juga dapat menyerang kelenjar getah bening, tulang belakang, rahim, jantung, sistem saraf pusat dan otak. Jika tidak segera ditangani dengan baik.
Di Indonesia, TBC masih menjadi momok yang menakutkan. Karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis tersebut masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar.
Indonesia menduduki peringkat tiga besar di Asia tenggara sebagai negara dengan pasien TBC terbanyak. Lantas, apa itu TBC? Simak ulasan mengenai TBC berikut. Dengan memahami penyebab, gejala, cara pencegahan hingga pengobatannya, akan menekan resiko terhadap TBC itu sendiri.
1. Penyebab TBC
TBC disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat menular. Cara penyebarannya melalui percikan air liur yang dilepaskan ke udara saat penderitanya bersin, batuk, atau meludah. Pada umumnya, Bakteri tersebut menyerang paru-paru, hingga membentuk flek.
Tapi tidak usah khawatir, meskipun dapat menyebar melalui media udara, penularan TBC tidak segampang penyebaran virus flu atau batuk. Proses penularannya memerlukan kontak erat yang dekat dan lama dengan penderita. Seperti, tinggal serumah ataupun kerja bersama dan memiliki intensitas dalam berinteraksi yang cukup sering.
Kecil kemungkinan tertular TBC jika sekadar duduk bersama orang yang terinfeksi. Selain itu, penderita TBC yang telah mengonsumsi obat antituberkulosis setidaknya selama 2 minggu juga berisiko lebih kecil menularkan penyakitnya ke orang lain.
2. Gejala TBC
Beberapa gejala ini harus kita waspadai, yakni:
-Batuk yang berlangsung lama yakni sekitar 3 minggu bahkan lebih,
–Batuk berdahak atau batuk berdarah
-Nyeri dada dan sesak nafas,
-Berkeringat di malam hari,
-Kehilangan nafsu makan
-Penurunan berat badan secara drastis,
-Demam dan menggigil, serta
-Mudah kelelahan.
3. Apa yang Harus Dilakukan Ketika Mengalami Gejala dan Terdiagnosa TBC?
Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala TBC, terutama jika tinggal bersama atau kontak erat dengan penderita TBC. Penyakit ini memerlukan diagnosa yang tepat dan pemeriksaan fisik dan tes TB. Penanganan dan pengobatan sejak dini akan memperkecil kemungkinan terjadinya komplikasi yang lebih berat.
Walaupun termasuk dalam golongan penyakit yang mematikan, namun TBC dapat disembuhkan. Dengan catatan, harus menjalani pengobatan yang tepat, disiplin, dan sesuai dengan aturan dokter.
Proses pengobatan terhadap penyakit ini, memerlukan waktu kurang lebih 6-12 bulan yang harus dijalani secara rutin dan mengkonsumsi obat secara teratur. Tidak boleh berhenti walau seharipun. Karena pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik.
Penularan bakteri TBC akan menurun dalam kurun waktu dua minggu dan penderita dengan dahak yang tidak mengandung kuman (Hasil tes BTA negatif) sudah tidak dapat menularkan.
Untuk mencegah penularan, penderita TBC harus menutup mulut pada saat bersin dan batuk, serta tidak boleh membuang dahak sembarangan. Hindari hal-hal penyakit menular yang dapat memercikkan air ludah, jika berada di dekat orang lain.
Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga daya tahan tubuh agar tetap fi dapat mencegah penularan penyakit TBC.***
Penulis: Aditya Dewi
Editor: Tia Mardwi
Referensi: Berbagai Sumber