Baru saja dunia membaik setelah dihantam pandemi COVID-19, muncul kabar baru tentang kasus kematian akibat jenis virus lainnya, yaitu virus Oz.
Pada akhir Juni 2023 lalu, dunia sempat digegerkan oleh berita mengenai kasus kematian seorang wanita di Jepang akibat infeksi virus Oz.
Korban adalah seorang wanita lanjut usia (sekitar 70 tahunan) yang tinggal di Prefektur Ibaraki. Penyebab meninggalnya korban adalah miokarditis (peradangan yang terjadi pada otot jantung atau miokardium) yang disebabkan oleh virus Oz.
Sebenarnya apa virus Oz ini? Apa aja gejala yang ditimbulkannya? Dan apakah kita yang di Indonesia juga perlu waspada?
Pihak Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan bahwa virus Oz belum ditemukan di luar Jepang.
Dikutip dari Kompas oleh Surat Dokter, hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan RI, dr. Maxi Rein Rondonuwu, pada Senin, 26 Juni 2023 lalu.
Meski begitu, tidak ada salahnya bagi kita untuk berjaga-jaga agar terhindar dari infeksi virus ini.
Terutama jika Anda sedang berada atau baru saja pulang dari Jepang, khususnya dari daerah yang jadi habitat jenis kutu pembawa virus Oz ini.
Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai tindakan pencegahan.
- Gunakan pakaian yang tertutup, seperti baju lengan panjang dan celana panjang. Hindari mengekspos kulit Anda saat berada di luar, khususnya di daerah yang jadi habitat kutu keras.
- Gunakan lotion anti serangga saat bepergian ke luar ruangan, khususnya di alam terbuka.
- Gunakan semprotan pengusir serangga jika diperlukan.
Apabila Anda sudah terlanjur digigit oleh kutu tersebut, jangan langsung dilepas atau dibuang sendiri. Segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat dan minta dokter untuk memeriksa dan melakukan pelepasan kutunya.***
Baca Juga:
- Kematian Pertama Akibat Virus Oz: Ancaman Baru bagi Kesehatan Global
- Tikus sebagai Sumber Penyakit: Ancaman Toxoplasmosis, Leptospirosis, Salmonellosis, dan Infestasi Kutu
- Wajib Tahu! Pertolongan Pertama Jika Digigit Binatang Rabies
Referensi:
- asahi.com
- japantimes.co.jp
- stacks.cdc.gov
- nasional.kompas.com