Suratdokter.com – Parenting yang baik, tentu akan menumbuhkan akhlak yang baik pada diri anak. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang tua menerapkan berbagai cara untuk menerapkan parenting yang baik. Saat akan menerapkan parenting yang baik, orang tua harus menghindari beberapa kalimat haram. Tujuannya agar anak tidak mudah tertekan.
Pentingnya Parenting Bagi Anak
Saat akan memiliki anak, banyak orang tua yang mulai belajar tentang ilmu parenting. Hal ini disebabkan karena parenting bisa dijadikan sebagai modal untuk mendidik anak. Terlebih saat ini banyak perubahan zaman, yang membuat anak mudah terpengaruh dunia luar. Sehingga anak memerlukan didikan dan arahan dari orang tua.
Jika anak mendapatkan arahan yang baik, maka perilakunya dapat tertata. Oleh karena itu, orang tua harus menerapkan sistem parenting dengan baik dan benar. Dengan adanya parenting yang baik, anak dapat memutuskan segala sesuatu dengan tepat. Sehingga mereka tidak terus bergantung dengan orang tua.
Untuk menerapkan sistem parenting yang baik, orang tua harus mengeluarkan kata-kata yang halus dan sopan. Tujuannya agar anak bisa mengikuti gaya bahasa yang diterimanya. Sebaliknya, orang tua juga tidak boleh mengucapkan kalimat haram di depan anak. Tujuannya agar anak tetap nyaman saat berada di dekat orang tua.
3 Kalimat Haram yang Harus Dihindari
Saat berbicara dengan anak, orang tua harus menggunakan bahasa yang halus. Sebab anak akan mengikuti gaya bicara orang tua. Jika orang tua berbicara menggunakan bahasa yang kasar, maka anak akan mudah mengikutinya. Selain itu, terdapat beberapa kalimat haram yang tidak boleh diucapkan oleh orang tua seperti:
1. “Jangan bermain sebelum nilai meningkat”
Terkadang banyak orang tua yang ingin anaknya memiliki nilai bagus di bidang akademik. Padahal setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Jika orang tua mengucapkan kalimat “Jangan Bermain Sebelum Nilai Meningkat”, maka anak akan mudah tertekan dan tidak nyaman. Sebab anak merasa tidak bebas dalam melakukan segala sesuatu.
Untuk mendorong semangat anak, orang tua bisa memberikan apresiasi terhadap prestasi anak. Usahakan untuk mengetahui keinginan anak, dan usahakan untuk memahami karakter anak. Hal ini tentu membuat anak semakin nyaman dengan orang tua. Bahkan anak akan lebih akrab dengan orang tua.
2. “Ayah/bunda tidak percaya kamu sudah mengerjakan PR”
PR menjadi salah satu kewajiban anak sebagai seorang siswa, sehingga harus dikerjakan dengan baik. Pada saat anak mengerjakan PR, orang tua harus mengawasinya dengan baik. Usahakan untuk menemani anak saat belajar, agar anak merasa mendapat perhatian dengan anak. Jika terpaksa sedang repot, Anda bisa mengawasinya dari jarak jauh.
Baca juga: Perbedaan Marah yang Baik dan Toxic yang Paling Umum
Namun, orang tua tidak boleh mengatakan kalimat “Ayah/bunda tidak percaya kamu sudah mengerjakan PR”. Sebab kalimat ini menunjukkan bahwa orang tua tidak percaya dengan anak. Jika hal ini terus diucapkan, maka anak akan mudah tersinggung.
3. “Ayah bunda akan memberikan uang tambahan, agar uang jajan kamu semakin banyak”
Kalimat haram yang tidak boleh diucapkan oleh orang tua selanjutnya yaitu “ayah bunda akan memberikan uang tambahan, agar uang jajan kamu semakin banyak”. Kalimat ini akan membuat anak semakin manja, sehingga tidak baik di masa depan. Terlebih anak akan selalu bergantung pada orang tua.
Saat mendidik anak, orang tua harus tegas dan bijak. Tujuannya agar anak tidak manja dan tidak selalu bergantung kepada orang tua. Sebab sikap manja yang berlebihan, akan membuat anak tidak nyaman berada di lingkungan sekolah. Sebab mereka sudah terbiasa bergantung dengan orang tua.
Berbagai kalimat haram tersebut, sebaiknya tidak diucapkan di depan anak. Tujuannya agar anak memiliki tutur kata yang baik, dan menerapkannya di masa depan. Sehingga mereka terbiasa dengan lingkungan yang nyaman dan tidak toxic. Sebab ucapan orang tua, akan mempengaruhi pola pikir dan tumbuh kembang anak.
Baca juga:
- Manfaat Minyak Zaitun Bagi Kesehatan Pria
- Remaja Wajib Tahu, 4 Kandungan Skin Care yang Harus Dihindari
- Mengenal Pribadi INFP, Si Mediator yang Baik Hati
Penulis: Dwi Synta
Editor: Niqi Carrera