Suratdokter.com – Desa Mulyajaya, yang terletak di Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, baru-baru ini dihebohkan dengan berita yang menggemparkan. Kepala Desa setempat, Endang Macan Kumbang, mengungkapkan bahwa situasi di desanya semakin mencekam akibat ratusan warganya terjerat dalam kecanduan obat-obatan terlarang, khususnya jenis eximer dan tramadol.
Tramadol, atau yang lebih dikenal dengan sebutan PCC, merupakan singkatan dari Paracetamol Caffein Carisoprodol, juga sering disebut sebagai generik Carisoprodol. Obat ini juga dikenal dengan nama Somadril.
Secara umum, Tramadol ini digunakan dalam bidang medis sebagai antinyeri atau antidepresan.
Umumnya, obat Tramadol digunakan untuk pasien-pasien yang mengalami kecelakaan berat atau setelah menjalani operasi.
Selain itu, dokter juga dapat meresepkannya untuk merilekskan otot yang tegang. Hal ini dikarenakan obat ini mempengaruhi jaringan saraf dan otak sehingga mampu memberikan efek relaksasi pada otot.
Kasus Obat Tramadol
Dalam kasus ini, berbagai kelompok usia dari anak-anak Sekolah Dasar (SD) hingga lansia telah terpengaruh oleh dampak negatif dari obat-obatan tersebut.
Endang mengungkapkan keprihatinannya atas penyebaran kecanduan yang semakin merajalela di tengah masyarakatnya.
Perhatiannya terhadap kondisi tersebut muncul saat ia menerima laporan dari warga bahwa di desanya ada seorang bandar narkoba yang dengan bebas beroperasi.
Semua bermula dari laporan yang diterima Endang dari warga setempat. Kabar tentang keberadaan bandar narkoba yang menjual barang-barang terlarang seperti eximer dan tramadol di Desa Mulyajaya membuat Endang tergerak untuk bertindak.
Endang segera melakukan investigasi yang mendalam guna mengungkap kebenaran dari laporan tersebut.
Ia berhasil mengungkap jejak bandar narkoba yang dikabarkan dengan santai menjual obat-obatan terlarang tersebut.
Endang menjelaskan, “Awalnya modusnya menawarkan gratis. Katanya obat ini bisa jadi doping supaya semangat kerja.” Taktik ini berhasil merayu banyak orang di desa, termasuk para petani yang bergantung pada stamina dan energi untuk aktivitas pertanian mereka.
Baca juga: Cara Atasi Demam Tinggi dengan Menggunakan Obat Tradisional
Cerita ini dengan cepat menyebar melalui percakapan mulut ke mulut di kalangan para petani dan warga desa.
Tertarik oleh janji kenaikan stamina dan semangat kerja, banyak di antara mereka yang akhirnya tergoda untuk mencoba obat tersebut sebelum menjalankan aktivitas pertanian sehari-hari.
Endang Macan Kumbang, merasa terpanggil untuk mengatasi situasi ini dengan langkah-langkah tegas.
Dalam sebuah pertemuan darurat yang diadakan di aula desa, warga dari segala kelompok usia ,dari anak-anak hingga lansia berkumpul untuk membahas dampak serius dari penyalahgunaan obat terlarang.
Hasil pertemuan tersebut menggambarkan betapa seriusnya masalah ini, dengan lebih dari 150 orang mengakui keterlibatan mereka dalam kecanduan ini.
Menyadari urgensi penanganan, Pemerintah Desa Mulyajaya mengambil langkah tegas dengan menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) nomor 03 tahun 2013.
Peraturan ini melarang segala bentuk perjudian, perilaku zinah, keadaan mabuk, serta konsumsi obat terlarang dan narkotika.
Baca juga: Inilah 5 Cara Mengobati Asam Lambung secara Alami
Mengapa Tramadol Diklasifikasikan Sebagai Narkotika?
Potensi Ketergantungan dan Efek Samping Serius
Tramadol, awalnya diperkenalkan sebagai obat pereda nyeri yang lebih aman daripada narkotika opioid lainnya,
Meskipun fungsinya dalam meredakan rasa sakit tetap relevan, risiko penyalahgunaan dan kecanduan yang terkait dengannya semakin mendapatkan perhatian.
Mekanisme Kerja dan Efek Euforia
Mekanisme kerja Tramadol terjadi melalui pengikatan pada reseptor opioid di otak dan sistem saraf pusat.
Selain mengurangi persepsi rasa sakit, obat ini juga dapat menghasilkan efek perasaan euforia dan rileksasi. Inilah yang dapat memicu kecanduan pada beberapa individu, mengingat pengalaman positif ini.
Implikasi untuk Penggunaan Medis
Klasifikasi Tramadol sebagai narkotika mempengaruhi penggunaannya dalam konteks medis.
Meskipun masih digunakan untuk meredakan rasa sakit, pengawasan dan penggunaan obat ini kini lebih diperketat.
Pasien yang membutuhkan Tramadol harus mendapatkan pengawasan medis yang ketat guna mencegah penyalahgunaan dan risiko efek samping serius.
Penyalahgunaan dan penggunaan Tramadol di luar rekomendasi medis dapat mengakibatkan efek samping serius, termasuk dampak pada kesehatan fisik dan mental, gangguan sistem saraf pusat, serta risiko overdosis yang mengancam nyawa.
Oleh karena itu, penggunaan Tramadol harus dilakukan di bawah pengawasan medis dan sesuai dengan resep dokter.
Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter dan tidak menggunakan obat ini tanpa indikasi yang tepat agar dapat menghindari risiko efek samping dan potensi kecanduan yang terkait dengan obat ini.
Baca juga:
- Berikut Obat Herbal untuk Mengatasi Penyakit Tuberkulosis
- Obat yang Sebaiknya Dikonsumsi Saat Perut Kosong untuk Maksimalkan Efeknya
- 7 Kiat Mengatasi Mual atau Muntah Setelah Minum Obat: Tips yang Efektif untuk Kesehatan Anda
Penulis: Ayunda Christina
Editor: Niqi Carrera