Gangguan kecemasan (anxiety disorder) tidak hanya berpotensi terjadi pada orang dewasa, melainkan bisa pula terjadi pada anak-anak.
Semua orang, termasuk anak-anak juga bisa merasa khawatir dan cemas dan hal ini adalah sesuatu yang normal. Namun, sebagian anak mungkin lebih sensitif dan berpotensi mengalami gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan tersebut bisa berpengaruh terhadap performa akademiknya, cara dia berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya, atau rasa percaya terhadap dirinya sendiri.
Sebelum masuk ke pembahasan mengenai gangguan kecemasan ini, orangtua harus tahu dulu apa saja hal-hal yang berpotensi menimbulkan rasa cemas pada diri anak.
Hal paling pertama yang Anda harus lakukan adalah mengajak anak berdialog tentang rasa cemas yang dia rasakan. Validasi perasaan mereka dan yakinkan mereka bahwa Anda paham apa yang mereka rasakan.
Anda bisa juga jelaskan apa itu rasa cemas dan apa dampaknya terhadap tubuhnya. Hal ini membantu mereka lebih memahami tentang apa yang mereka rasakan dan bagaimana menyikapinya.
Berikutnya, bantulah mereka untuk menemukan solusi yang tepat atas hal-hal yang membuat mereka cemas.
Sebagai contoh, anak merasa cemas karena dia diminta tampil untuk acara di sekolah. Alih-alih memberitahunya untuk menolak tawaran tersebut karena dia merasa cemas, Anda bisa tawarkan diri untuk membantunya latihan dan datang ke acara tersebut untuk memberikannya dukungan.
Secara tidak langsung, anak akan menyadari bahwa rasa cemasnya adalah perasaan yang valid, namun hal itu bukanlah penghalang baginya untuk melakukan atau mencoba sesuatu.
Beberapa tips lain yang bisa Anda lakukan untuk membantu meredakan rasa cemas pada anak, antara lain:
- ajari anak untuk mengenali gejala kecemasan yang ia rasakan
- ajarkan anak bagaimana cara mengelola rasa cemasnya
- dorong mereka untuk berani meminta bantuan jika mereka membutuhkannya
- usahakan rutinitas harian anak dilakukan secara teratur (tidak sering berubah-ubah)
- apabila anak merasa cemas karena kejadian seperti kehilangan keluarga terdekat atau berpisah dengan teman, coba ajak dia membaca buku atau menonton film yang dapat membantunya memahami perasaannya
- apabila Anda akan melakukan perubahan besar, seperti pindah rumah, komunikasikan ke anak jauh-jauh hari agar mereka tidak kaget dan paham alasan dibalik keputusan Anda
- coba untuk tidak bersikap terlalu protektif terhadap anak
- lakukan latihan relaksasi sederhana bersama anak