Gangguan kecemasan (anxiety disorder) tidak hanya berpotensi terjadi pada orang dewasa, melainkan bisa pula terjadi pada anak-anak.
Semua orang, termasuk anak-anak juga bisa merasa khawatir dan cemas dan hal ini adalah sesuatu yang normal. Namun, sebagian anak mungkin lebih sensitif dan berpotensi mengalami gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan tersebut bisa berpengaruh terhadap performa akademiknya, cara dia berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya, atau rasa percaya terhadap dirinya sendiri.
Sebelum masuk ke pembahasan mengenai gangguan kecemasan ini, orangtua harus tahu dulu apa saja hal-hal yang berpotensi menimbulkan rasa cemas pada diri anak.
Anak dikatakan mengalami gangguan kecemasan apabila rasa cemas yang dirasakannya mulai berpengaruh terhadap cara dia berperilaku dan menjalani kehidupannya sehari-hari.
Sebagai contoh, semua anak pada umumnya akan merasa cemas menjelang hari ujian. Namun, anak dengan gangguan kecemasan bisa merengek dan menolak untuk berangkat ke sekolah di hari ujian tersebut karena rasa cemas yang berlebihan.
Tingkat kecemasan separah itu berbahaya bagi kesehatan mental dan perkembangan emosi anak, serta menurunkan kepercayaan dirinya. Anak akan cenderung jadi lebih pendiam dan sebisa mungkin menghindari situasi yang membuat mereka cemas.
Berikut ini adalah gejala-gejala gangguan kecemasan pada anak yang perlu orangtua waspadai.
- Anak sulit berkonsentrasi
- Anak tidak bisa tidur atau sering terbangun di malam hari dan bermimpi buruk.
- Anak mengompol, meskipun biasanya sudah tidak pernah begitu.
- Anak tidak nafsu makan atau tidak bisa makan dengan benar.
- Anak jadi cepat marah dan mudah tersinggung.
- Anak kerap mengeluh sakit perut dan tidak enak badan.
- Anak melampiaskan emosinya dengan meledak-ledak atau lebih intens dari biasanya.
- Anak kerap khawatir atau berpikiran negatif.
- Anak mudah tegang atau gelisah, biasanya ditandai dengan sering ke toilet atau telapak tangan berkeringat.
- Anak jadi lebih menempel pada orangtua.
Untuk anak-anak usia sekolah, gejala yang muncul bisa berupa:
- tidak percaya diri untuk menghadapi tantangan sederhana atau mencoba hal-hal baru
- mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi
- mengalami gangguan tidur
- mengalami gangguan makan
- mudah marah dan melampiaskannya dengan meledak-ledak
- kerap berpikir negatif
- menghindari aktivitas yang membuatnya harus berinteraksi dengan orang lain