SURATDOKTER.com – Filosofi kintsugi asal Jepang, hingga kini menjadi salah satu panutan bagi seseorang untuk mengobati ketidaknyamanan akibat kegagalan atau ketidakmampuan menggapai sesuatu yang diinginkan.
Saat mengalami kehancuran lalu merasakan berbagai macam perasaan tidak menyenangkan seperti hampa, seseorang butuh cara untuk kembali bangkit agar mampu menikmati hidupanya lagi, dan salah satu caranya adalah dengan mempelajari filosofi kintsugi.
Kehancuran, berpotensi membuat seseorang merasa tidak lagi berguna. Jika kondisi semacam itu dibiarkan hingga semakin parah, besar kemungkinan muncul keinginan untuk mengakhiri hidup karena merasa hidupnya tidak lagi bisa dibenahi.
Oleh karena itu, seseorang yang merasa dirinya hancur, butuh untuk memperbaiki dirinya melalui filosofi kintsugi.
Lantas, apa sebenarnya filosofi kintsugi itu?
Pengertian Filosofi Ini
Kintsugi, adalah nama salah satu seni tradisional asal Jepang, berupa teknik mereparasi barang pecah belah dengan memanfaatkan campuran pernik bubuk warna emas, hingga menghasilkan karya seni bernilai baru.
Kesenian kintsugi asal Jepang tersebut mengandung nilai filosofi yang diterapkan hingga saat ini, yaitu tentang keramik pecah yang diibaratkan seperti kehancuran manusia.
Pecahan keramik yang nampaknya mustahil disatukan itu, rupanya dapat dieratkan kembali menggunakan teknik dan bahan tertentu. Bekas pecahannya tidak dihilangkan. Namun, diolah hingga menghasilkan keramik dengan nilai baru.
Baca juga: Pribadi INTP Sebagai Orangtua, Pasangan, dan Teman
Begitu pula dengan manusia. Saat seseorang merasa bagian dirinya yang hancur mustahil disatukan kembali, filosofi kintsugi tidak sepakat dalam hal itu. Karena dalam seni ini, semua bagian yang pecah layak untuk diperlakukan dengan sebaik-baiknya dan mampu untuk utuh kembali.
Seseorang yang menerapkan filosofi kintsugi, meyakini bahwa bagian dirinya yang hancur karena kegagalan, bisa untuk diperbaiki hingga kembali utuh. Meski hasil akhirnya berbeda dengan awalnya, namun tetap ada nilai baru yang membuat seseorang jauh lebih baik dari yang sebelumnya.
Cara Bangkit dari Kehancuran Menggunakan Filosofi Ini
Pertama, adalah mengakui kegagalan atau kehancuran itu, karena menyangkal kesedihan atau perasaan buruk lainnya akan memperlambat proses pulihnya.
Dengan mengakui kegagalan, seseorang akan percaya bahwa kegagalan tersebut bersifat tidak selamanya.
Kedua, adalah dengan memperbaiki secara perlahan. Proses penyatuan keramik pecah menggunakan pernis bubuk emas dalam seni kintsugi berlangsung bertahap. Hal itu mengajarkan, bahwa memperbaiki luka yang dialami manusia tidaklah instan.
Itulah beberapa informasi seputar filosofi kintsugi.***
Baca juga:
- Belajar Konsep “Fear Setting” Sebelum Mengambil Keputusan agar Sukses
- Kapan Butuh ke Psikiater demi Kesehatan Mental?
- Mengenal Gaya Hidup Minimalis dan Dampaknya Bagi Kesehatan Mental
Penulis: Yunita
Editor: Niqi Carrera