Hepatitis adalah suatu kondisi yang menyebabkan peradangan pada hati, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, alkohol, atau masalah autoimun. Ternyata, baik penderita hepatitis ringan maupun yang sudah mengalami kondisi yang lebih parah, seringkali dianjurkan untuk mengikuti diet tertentu guna membantu pemulihan dan mengurangi beban pada hati.
Pertama-tama, diet yang disarankan untuk penderita hepatitis adalah diet rendah lemak. Mengonsumsi makanan rendah lemak membantu mengurangi beban pada hati dan mencegah akumulasi lemak berlebih yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ ini.
Dalam hal ini, disarankan untuk menghindari makanan yang tinggi lemak jenuh, seperti daging merah berlemak, makanan cepat saji, dan produk susu tinggi lemak. Sebagai gantinya, pilihlah sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, dan kacang-kacangan.
Selain itu, penderita hepatitis juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat. Serat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit, yang sering terjadi pada penderita hepatitis. Sumber serat yang baik meliputi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Namun, perlu diingat bahwa jika penderita hepatitis juga mengalami gangguan pencernaan seperti diare, beberapa jenis serat mungkin perlu dihindari atau dikonsumsi dalam jumlah yang terbatas.
Selanjutnya, penderita hepatitis sebaiknya menghindari alkohol sepenuhnya. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada hati dan memperburuk kondisi hepatitis.
Oleh karena itu, penting bagi penderita hepatitis untuk menjauhi minuman beralkohol secara total agar proses penyembuhan hati dapat berjalan lebih baik.
Terakhir, penderita hepatitis juga perlu memperhatikan asupan cairan mereka. Menjaga tubuh tetap terhidrasi adalah kunci untuk menjaga fungsi hati yang optimal. Minumlah cukup air putih setiap hari dan hindari minuman berkafein atau beralkohol yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Meskipun penting untuk mengikuti diet yang tepat, sangat disarankan bagi penderita hepatitis untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli diet untuk mendapatkan panduan yang spesifik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individu mereka.
Diet yang tepat dapat membantu mempercepat pemulihan hati, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup penderita hepatitis.
Jenis Diet Hepatitis dan Indikasi Pemberian
Diet Hati 1
Dalam kasus hepatitis akut dengan penurunan kesadaran, pasien masih diberikan diet golongan 1 yang terdiri dari makanan berkarbohidrat sederhana seperti sari buah, sirup, atau teh manis. Pada diet ini, protein dihindari dan pemenuhan gizi lainnya diberikan melalui nutrisi parenteral, yaitu nutrisi yang diberikan melalui infus.
Diet Hati 2
Dalam diet hati golongan 2, pasien yang telah melewati fase akut hepatitis biasanya memiliki nafsu makan yang membaik, tetapi fungsi hati mereka masih belum normal. Oleh karena itu, jumlah protein yang diberikan harus dibatasi sekitar 0,5 gram per kilogram berat badan, atau sekitar 30 gram per hari. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan keadaan pasien.
Dalam hal ini, dapat digunakan formula enteral yang mengandung asam amino rantai cabang (BCAA) seperti leusin, isoleusin, dan valin. Jika pasien masih memiliki asites (penumpukan cairan dalam rongga perut) dan diuresis (produksi urine) belum normal, pemberian cairan harus dibatasi maksimal 1 liter per hari.
Untuk meningkatkan asupan energi selain dari makanan oral, juga diberikan makanan parenteral dalam bentuk cairan glukosa.
Jadi, pada diet hati golongan 2, jumlah protein dibatasi, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, dan formula enteral dengan BCAA digunakan. Jika ada asites dan diuresis belum normal, pemberian cairan harus dibatasi. Selain itu, untuk meningkatkan asupan energi, makanan parenteral berupa cairan glukosa juga diberikan.
Diet Hati 3
Setelah pasien pulih dan memiliki nafsu makan yang baik, pemberian protein dapat ditingkatkan menjadi 1 gram per kilogram berat badan. Namun, ketentuan lain dalam penyusunan menu diet tetap sama dengan diet hati golongan 2. Bentuk makanan yang diberikan tergantung pada kemampuan pasien. Pasien dapat menerima jenis makanan biasa atau makanan dalam bentuk lunak, sesuai dengan kenyamanan dan kemampuan makan pasien.
Jadi, dalam kondisi ini, pemberian protein dapat ditingkatkan menjadi 1 gram per kilogram berat badan, dan ketentuan lain dalam menyusun menu diet tetap sama dengan diet hati golongan 2. Bentuk makanan yang diberikan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kenyamanan pasien, apakah itu makanan biasa atau dalam bentuk lunak.
Diet Hati 4
Menu diet ini sesuai untuk pasien yang sedang dalam tahap penyembuhan. Makanan diberikan dalam bentuk lunak biasa, dan menyediakan cukup energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin, tetapi kandungan karbohidratnya tinggi. Tujuan dari menu ini adalah untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi selama masa sakit dan memperbaiki jaringan yang rusak.
Dalam menu ini, penting untuk memastikan asupan energi dan protein yang mencukupi. Jumlah minimal protein yang diberikan adalah 2 gram per kilogram berat badan. Namun, konsumsi lemak harus tetap dibatasi sekitar 20-50 gram per hari. Vitamin dan mineral juga diberikan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Jadi, pada menu diet ini, makanan diberikan dalam bentuk lunak biasa, mengandung energi dan protein yang cukup tinggi. Lemak dibatasi, dan vitamin serta mineral diberikan sesuai kebutuhan tubuh.
Jenis Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Hepatitis
Lalu apa saja makanan yang direkomendasikan oleh penderita hepatitis untuk memulihkan kesehatan? Dikutip dari laman resmi rumah sakit daerah Kabupaten Sidoarjo, antara lain:
- Pilihan makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, oatmeal, roti putih, dan umbi-umbian.
- Sumber protein yang termasuk telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang hijau, serta sayuran dan buah-buahan yang tidak menyebabkan gas.
- Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan mudah dicerna seperti permen, jus buah, selai, sirup, permen, dan madu.
- Makanan seperti nasi, oatmeal, roti putih, dan umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat.
- Sumber protein termasuk telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang hijau, serta sayuran dan buah-buahan yang tidak menyebabkan gas.
- Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan mudah dicerna seperti permen, jus buah, selai, sirup, permen, dan madu.
Makanan Harus Dibatasi oleh Penderita Hepatitis Dalam Program Diet Hati
Dalam diet hati, ada beberapa jenis makanan yang perlu dibatasi dan dihindari bagi penderita hepatitis. Berikut adalah beberapa bahan makanan yang perlu dibatasi :
- Makanan yang mengandung lemak tinggi: Ini mencakup semua makanan dan daging yang mengandung lemak, serta santan. Contohnya adalah makanan berlemak, makanan digoreng dalam minyak banyak, makanan berlemak tinggi seperti daging berlemak, kulit ayam, dan makanan dengan kandungan santan yang tinggi.
- Bahan makanan yang dapat menyebabkan produksi gas: Ini termasuk ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka. Bahan-bahan ini cenderung menyebabkan pembentukan gas dalam sistem pencernaan, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderita hepatitis.
Jadi, dalam diet hati, perlu dibatasi atau dihindari makanan yang tinggi lemak dan santan, serta bahan makanan yang dapat menyebabkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.
Makanan Pantangan Bagi Penderita Hepatitis Dalam Program Diet Hati
Beberapa makanan yang harus dihindari dalam diet hati antara lain:
- Makanan yang mengandung lemak tinggi: Daging kambing dan babi, jerohan, otak, es krim, susu full cream, keju, mentega/margarin, minyak, dan makanan bersantan seperti gulai, kare, atau gudeg.
- Makanan kaleng: Sarden dan kornet yang biasanya memiliki kandungan lemak yang tinggi.
- Kue atau camilan berlemak: Seperti kue tart, gorengan, dan fast food yang memiliki kandungan lemak yang tinggi.
- Bahan makanan yang menimbulkan gas: Seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, mentimun, durian, dan nangka yang dapat menyebabkan produksi gas dalam sistem pencernaan.
- Bumbu yang merangsang: Seperti cabe, bawang, merica, cuka, dan jahe yang dapat merangsang sistem pencernaan.
- Minuman yang mengandung alkohol dan soda: Alkohol dan minuman berkarbonasi seperti soda harus dihindari karena dapat membebani kerja hati.
Jadi, dalam diet hati, perlu dihindari makanan yang mengandung lemak tinggi, makanan kaleng, kue atau camilan berlemak, bahan makanan yang menimbulkan gas, bumbu yang merangsang, serta minuman yang mengandung alkohol dan soda. ***
Baca Juga :
Perbedaan Jenis Hepatitis Hingga yang Paling Ringan dan Parah, Berikut Daftarnya
Mengenal Hepatitis A: Gejala, Penyebab, dan Cara Penyembuhannya
Mengenal Hepatitis A yang Menyebabkan Rapper BIG Naughty Tidak
Penulis: Anas
Editor: Niqi Carrera