Obesitas merupakan masalah kesehatan serius yang semakin meningkat di seluruh dunia. Namun, ada kasus yang lebih ekstrim daripada obesitas biasa, yaitu obesitas ekstrim. Salah satu contoh nyata obesitas ekstrim adalah kasus yang menimpa seorang pria bernama Muhammad Fajri, yang memiliki berat badan mencapai 300 kg. Bobot yang sangat besar ini menempatkannya dalam kategori obesitas yang jarang terjadi.
Apa itu Obesitas Ekstrim?
IMT yang sehat berkisar antara 17,5 – 25 kg/m2. Jika indeks massa tubuh Anda 40 atau lebih tinggi, Anda dianggap sangat gemuk. Lihat kalkulator BMI American Heart Association untuk orang dewasa untuk menentukan apakah berat badan Anda berada dalam kisaran yang sehat.
- Seorang wanita sangat gemuk jika tingginya 165 cm dan beratnya 107 kg, sehingga BMI-nya 40,3 kg/m2. Untuk mencapai BMI yang sehat sebesar 24,8, dia harus menurunkan 40 kg untuk mencapai berat 66 kg.
- Seorang pria sangat gemuk jika tingginya 188 cm dan beratnya 143 kg, membuat BMI-nya 40,4 kg/m2. Untuk mencapai BMI yang sehat sebesar 25,0, dia harus menurunkan 54 kg untuk mencapai berat 88 kg.
Dokter menggunakan BMI untuk mendefinisikan obesitas berat daripada jumlah tertentu atau batas berat badan tertentu, karena BMI memperhitungkan berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan.
Obesitas ekstrim ditandai dengan penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, melebihi batas yang dianggap normal. Orang yang mengalami obesitas ekstrim memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang sangat tinggi, biasanya di atas 40. IMT adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur berat badan seseorang dalam kaitannya dengan tinggi tubuhnya.
Apa yang menyebabkan seseorang mengalami obesitas ekstrem?
Penyebabnya kompleks dan melibatkan faktor-faktor seperti genetika, pola makan, gaya hidup, dan masalah kesehatan tertentu. Dalam kasus Fajri, dokter spesialis endokrin yang menanganinya mencurigai adanya gangguan hormon tiroid sebagai salah satu faktor penyebab obesitasnya. Tingkat hormon tiroid yang rendah dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga memperlambat pembakaran kalori.
Obesitas ekstrim memiliki konsekuensi kesehatan yang serius. Beban berlebih pada organ tubuh seperti jantung, paru-paru, sendi, dan sistem pencernaan dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, gangguan pernapasan, serta masalah pada tulang dan sendi.
Penanganan obesitas ekstrim
Penanganan obesitas ekstrim membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan multidisiplin. Biasanya melibatkan perubahan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, manajemen stres, dukungan psikologis, dan dalam beberapa kasus, intervensi medis atau bedah. Setiap pasien obesitas ekstrim harus mendapatkan perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisinya sendiri.
Dalam kasus Fajri, ia sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dimana tim medis terdiri dari 15 dokter spesialis sedang berupaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab obesitasnya.
Kasus obesitas ekstrim seperti yang dialami oleh Fajri menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga kesehatan dan mengadopsi gaya hidup sehat. Mencegah obesitas dengan menjaga pola makan seimbang, rutin beraktivitas fisik, dan mengelola stres dapat membantu mengurangi risiko obesitas ekstrim dan masalah kesehatan yang terkait dengannya.
Baca juga:
- Belajar dari Inge Anugrah, Hati-hati Rambut Rontok Jadi Tanda Penyakit Tiroid
- Mengapa Obesitas Anak Mengkhawatirkan? Temukan Penyebab dan Dampaknya
- Osteoarthritis: Penyakit Berbahaya yang Bisa Menyerang Siapa Saja
Referensi:
Comments 2