Sebuah kabar mengenai seorang bocah berusia 5 tahun yang meninggal dunia setelah digigit oleh anjing peliharaannya sendiri telah menjadi viral di media sosial. Diduga kuat, kematian tersebut disebabkan oleh infeksi rabies yang ditularkan melalui gigitan anjing. Peristiwa ini menyoroti pentingnya penanganan yang cepat dan tepat saat terjadi kasus gigitan hewan yang diduga terinfeksi rabies.
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf pusat manusia. Penularan virus ini dapat terjadi melalui gigitan atau melalui luka terbuka yang terkena air liur hewan yang terinfeksi. Rabies sangat berbahaya dan jarang memiliki kesempatan penyembuhan setelah gejalanya muncul. Oleh karena itu, penanganan yang tepat pada tahap awal sangatlah penting.
Langkah Penanganan Saat Terjadi Gigitan Anjing
Langkah pertama yang harus dilakukan setelah terjadi gigitan hewan yang diduga terinfeksi rabies adalah membersihkan luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi. Setelah membersihkan luka, lakukanlah tindakan medis segera dengan pergi ke Rabies Center yang ada di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Dalam kasus ini, pasien kemungkinan besar akan menjalani beberapa langkah penanganan rabies. Pertama, pasien akan menjalani tes laboratorium untuk memastikan adanya virus rabies dalam tubuhnya. Tes ini melibatkan pengambilan sampel cairan tulang belakang, cairan serebrospinal, atau jaringan otak untuk diperiksa di laboratorium.
Setelah diagnosis rabies ditegakkan, penanganan lanjutan dapat dilakukan. Pasien akan diberikan immunoglobulin rabies manusia (HRIG) yang mengandung antibodi untuk membantu melawan virus rabies secara langsung. Imunoglobulin ini diberikan segera setelah gigitan terjadi.
Selain itu, pasien juga akan menjalani imunisasi aktif dengan diberikan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR). Vaksin tersebut merangsang respons sistem kekebalan tubuh agar menghasilkan antibodi yang efektif dalam melawan virus rabies. Vaksin akan diberikan dalam serangkaian dosis selama beberapa minggu. Serum anti rabies bisa diberikan sesegera mungkin supaya efektif mencegah munculnya gejala dan kematian.
Setelah penanganan medis dimulai, pasien harus dirawat di rumah sakit dengan pengawasan yang ketat. Perawatan intensif akan dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala yang muncul dan menjaga keseimbangan cairan, oksigenasi, dan nutrisi pasien. Observasi terus menerus dilakukan untuk memantau perkembangan penyakit dan memberikan perawatan yang sesuai.
Masih Tinggi Tingkat Kematian Akibat Rabies
Sayangnya, walaupun telah ada kemajuan dalam penanganan rabies, penyakit ini masih memiliki tingkat kematian yang tinggi. Gejala rabies yang muncul setelah virus menyebar ke sistem saraf pusat umumnya tidak dapat diobati dengan efektif.
Peristiwa meninggalnya bocah berusia 5 tahun akibat tertular rabies setelah digigit anjing peliharaannya sendiri menjadi pengingat akan pentingnya kesadaran akan bahaya penyakit ini. Penanganan yang cepat dan tepat setelah gigitan hewan yang diduga terinfeksi rabies sangatlah penting untuk meminimalkan risiko penularan dan memberikan peluang penyembuhan yang lebih baik.
Pencegahan tetaplah merupakan langkah terbaik dalam menghindari rabies. Pastikan secara rutin memberikan vaksin rabies kepada hewan peliharaan Anda dan hindari interaksi dengan hewan liar yang memiliki kemungkinan terinfeksi.Jika terjadi gigitan hewan, segera mencari perawatan medis yang sesuai untuk memastikan keselamatan dan kesehatan Anda.
Referensi:
Comments 1