Seringkali dalam menjalankan bisnis seseorang lebih cenderung memperhatikan goals daripada hal lainnya. Sebagian memandang hal tersebut cukup memberikan dampak positif akan tetapi, ternyata masih ada hal lainnya yang juga perlu diperhatikan salah satunya adalah ketakutan.
Dalam sebuah presentasi di TED Talks, Tim Ferris mengungkapkan bahwa seseorang yang sedang dalam perjalanan mencapai tujuan tertentu perlu meluangkan waktu untuk membedah ketakutan yang ada dalam diri sendiri. Menurutnya, semua ketakutan yang ada dalam diri sendiri perlu diberi cukup waktu untuk dibongkar sembari tetap berpegang pada goals yang telah ditentukan.
Di presentasi tersebut Tim Ferris juga mengatakan bahwa menurutnya, akan lebih baik jika ia lebih banyak memberikan resep menghindari kehancuran diri daripada memberikan kumpulan resep menjadi orang sukses.
“Jadi saya pikir, daripada saya memberikan segala jenis resep untuk sukses , lebih baik saya memberikan resep menghindari kehancuran diri,” kata Tim Ferris, dilansir dari TED Talks.
Baca Juga :
- Kapan Butuh ke Psikiater demi Kesehatan Mental?
- 3 Selebriti Dunia yang Sukses Meski Pernah Didiagnosis ADHD
Fokus Pada yang Bisa Dikendalikan
Menurutnya, salah satu yang dapat dilakukan untuk menghindari kehancuran diri dalam menjalankan sesuatu adalah melatih diri untuk memisahkan antara apa yang dapat dikendalikan dengan yang tidak dapat dikendalikan untuk lebih berfokus, pada apa yang bisa dikendalikan saja.
Latihan tersebut menurut Tim Ferris dapat membantu seseorang mengurangi reaktivitas emosional yang berpotensi membuat seseorang hilang kendali. Hal itu juga disederhanakan lewat quote yang ia temukan yang mengatakan bahwa, seseorang, lebih sering menderita karena imajinasi, daripada karena kenyataan.
“Saya membeli buku untuk mencoba menemukan jawabannya. Dan saya menemukan kutipan yang membuat hidup saya, jauh lebih berbeda, yaitu, “kita lebih sering menderita karena imajinasi daripada karena kenyataan” yang ditulis oleh Seneca,” katanya.
Berkaitan dengan membongkar ketakutan yang telah disinggung sebelumnya, Tim Ferris menjelaskannya melalui beberapa surat Seneca yang memperkenalkan tentang “premeditation malorum” kepada orang-orang, dimana teknik “premeditation malorum” akan mengantarkan seseorang memvisualisasikan skenario terburuk atau yang paling ditakuti sedetail-detailnya, untuk memikirkan alternatif apa saja yang bisa diambil untuk mengatasinya.
Lewat cara tersebut, seseorang dipercaya akan lebih mampu atau lebih siap bila suatu saat dalam perjalanan, dihadapkan dengan hal-hal buruk yang tak terduga.
Hal yang Perlu Dilakukan Sebelum Mengambil Keputusan
Sederhananya, ada beberapa tahap yang bisa dicoba untuk merancang skenario terburuk saat sedang melakukan sesuatu maupun saat hendak mengambil keputusan, antara lain:
1. Memikirkan skenario terburuk
2. Memikirkan langkah apa selanjutnya yang bisa dilakukan untuk memulihkan keadaan
3. Mempertimbangkan hasil atau dampaknya dalam jangka sementara maupun permanen.
Sumber lainnya mengatakan bahwa, cara tersebut dapat menjauhkan seseorang dari bias optimisme, atau nama lainnya adalah optimisme yang tidak realistis.
Optimisme yang tidak realistis membuat seseorang percaya bahwa dirinya, mengalami kemalangan lebih sedikit daripada kemujuran, atau kepercayaan bahwa peluang negatif yang dimiliki seseorang, jauh lebih sedikit daripada peluang positifnya.
Meski beberapa pihak memandang bahwa optimisme yang tidak realistis ini memiliki dampak positif, beberapa lainnya mengatakan bahwa ada dampak buruk, yang bisa saja terjadi bila seseorang menerapkannya.
Salah satu dampak buruknya adalah pengambilan keputusan yang salah, yang berakibat buruk karena percaya bahwa hal buruk tidak akan terjadi di hidup mereka.
Itulah beberapa informasi seputar cara mendefinisikan ketakutan saat sedang menjalankan sesuatu misalnya bisnis atau saat hendak mengambil keputusan.***
Baca Juga :
- Menilik Kecanduan Judi dalam Sudut Pandang Psikologis: Merugikan Diri Sendiri dan Orang Lain
- Inilah 5 Alasan Pemerintah akan Hapuskan Kelas BPJS Kesehatan
- Operasi Bariatrik: Solusi Ampuh Atasi Obesitas
Penulis: Yunita
Editor : Alan
Sumber: