Banyak orang yang merasa cemas atau sedih dari waktu ke waktu. Hal-hal seperti memulai pekerjaan baru, kehilangan orang yang dicintai, atau peristiwa lainnya dalam hidup dapat berdampak signifikan pada kondisi mental. Tetapi perasaan cemas dan depresi yang berkelanjutan dapat menjadi tanda gangguan kesehatan mental yang mendasarinya, seperti gangguan kecemasan umum atau gangguan depresif.
Kecemasan dan depresi adalah kondisi yang berbeda, tetapi tidak jarang terjadi bersamaan. Orang dengan depresi seringkali mengalami gejala yang mirip dengan orang yang mengalami kecemasan dan sebaliknya.
Karena itu, terkadang sulit untuk membedakan keduanya. Berikut ini perbedaan antara kecemasan dan depresi dan cara mengetahui apakah seseorang memiliki keduanya.
Apa arti istilah kecemasan dan depresi?
Perbedaan utama antara kecemasan dan depresi adalah bahwa yang satu mengacu pada satu penyakit, dan yang lainnya mengacu pada sekelompok kondisi.
Depresi adalah salah satu jenis penyakit yang memiliki banyak gejala berbeda. Dan itu mungkin terasa sangat berbeda bagi orang yang berbeda. Tetapi istilah depresi mengacu pada satu kondisi.
Kecemasan adalah istilah yang dapat memiliki beberapa arti berbeda. Kita semua terkadang merasa cemas dan ‘kecemasan’ dapat digunakan secara sederhana untuk menggambarkan perasaan itu. Tetapi ketika kita menggunakan kecemasan dalam pengertian medis, itu sebenarnya menggambarkan kondisi.
Kecemasan mencakup beberapa kondisi yang kurang umum. Ini termasuk fobia dan gangguan panik. Tapi yang paling umum adalah gangguan kecemasan umum.
Gejala kecemasan dan depresi
Kecemasan dan depresi adalah dua kondisi mental yang berbeda dengan gejala mental dan fisik yang berbeda-beda.
Gangguan kecemasan
Seseorang yang hidup dengan kecemasan memiliki perasaan takut, tegang, dan khawatir yang terus-menerus tentang sesuatu dengan hasil yang tidak pasti. Ini dapat menyebabkan masalah yang signifikan di semua bidang kehidupan, termasuk situasi sekolah, pekerjaan dan sosial (gangguan kecemasan sosial).
Penanda mental kecemasan yaitu khawatir tentang masa depan langsung atau jangka panjang, memikirkan suatu masalah berulang kali dan tidak bisa berhenti Ingin melarikan diri dari suatu situasi, dan berpikir tentang kematian karena risiko yang dirasakan dari bahaya atau hasil tertentu.
Tanda-tanda fisik kecemasan yaitu sulit berkonsentrasi karena agitasi atau pikiran berpacu, kesulitan jatuh atau tertidur karena pikiran, yang mengakibatkan rasa lelah, gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare, peningkatan denyut jantung, gemetar, berkeringat dan ketegangan otot
Gangguan depresi
Perasaan depresi lebih dari sekedar kesedihan. Mereka yang mengalami depresi mungkin tidak khawatir tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan, tetapi mungkin merasa sudah tahu, dan mereka yakin itu akan buruk. Mereka tidak dapat membayangkan skenario yang berbeda atau cara untuk mencegah hasil negatif.
Penanda mental mungkin depresi yaitu perasaan putus asa dan atau tidak berdaya dan tidak berharga sehingga berpikir tentang kematian atau bunuh diri karena keyakinan yang terus-menerus bahwa hidup tidak layak untuk dijalani atau hanya menjadi beban bagi orang lain
Gejala fisik depresi yaitu perubahan nafsu makan – penurunan berat badan atau penambahan berat badan yang tidak berhubungan dengan diet, sulit tidur atau terlalu banyak tidur, sulit berkonsentrasi atau mengambil keputusan, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang pernah mereka nikmati dan menderita sakit kepala, sakit punggung dan nyeri otot.
Bagaimana cara mengetahui kecemasan, depresi, atau keduanya
Seperti yang dapat dilihat dari deskripsi gejala, ada beberapa persilangan antara keduanya. Ini berarti bahwa lebih dari satu penyakit atau kondisi dapat muncul pada orang yang sama pada waktu yang bersamaan.
Jeremy Fox, konselor profesional berlisensi dan dokter kesehatan perilaku di Banner Behavioral Health Hospital mengatakan bahwa kecemasan dan depresi dapat terjadi secara berurutan, satu demi satu, atau dapat terjadi bersamaan. Ini karena neurotransmiter yang sama, termasuk serotonin, dopamin, dan epinefrin, terlibat dalam keduanya.
Namun, untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan kecemasan atau depresi berat, gejalanya harus terus-menerus dan merusak. Untuk gejala kecemasan, harus bertahan selama beberapa bulan, dan untuk depresi beberapa minggu.
Kesamaan dalam perawatan
Dalam hal depresi dan gangguan kecemasan umum, satu kesamaan yang jelas adalah cara menyembuhkannya.
- Terapi psikologis melibatkan pembicaraan melalui pikiran dan perasaan dengan seorang profesional yang berkualifikasi. Contohnya adalah terapi perilaku kognitif (CBT). CBT bertujuan untuk mengatasi cara pikiran, perasaan, dan perilaku berinteraksi.
- Obat yang disebut antidepresan digunakan untuk kedua kondisi tersebut dan efektif untuk banyak orang, yaitu inhibitor reuptake serotonin selektif. Tetapi ada banyak hal lain yang mungkin dicoba oleh dokter.
Perawatan kesehatan mental seringkali melibatkan kombinasi terapi psikologis dan obat-obatan. Ini akan disesuaikan dengan individu dan situasi mereka. Dokter juga dapat melihat untuk mengatasi masalah gaya hidup sebagai bagian dari pengobatan, jika menurut mereka hal ini dapat menyebabkan depresi atau kecemasan.
Sehingga perlu diketahui bahwa gangguan kecemasan dan depresi adalah kondisi yang berbeda. Tetapi orang dapat melihat mengapa mereka sering disebutkan bersama. Keduanya memiliki gejala yang tumpang tindih, dapat terjadi bersamaan dan memiliki perawatan yang serupa.***
Baca Juga :
8 Tips Menyembuhkan Depresi Tanpa Obat
8 Mitos dan Fakta tentang Depresi, Gangguan Psikologis yang Sering Terabaikan
Penulis: Carrera Zenitha Niqi
Referensi:
Comments 3