Puluhan warga di wilayah Gunungkidul, Yogyakarta diketahui telah terjangkit antraks. Dari 85 orang teridentifikasi positif, hal tersebut diungkapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul.
Sementara menurut Kementerian Kesehatan melaporkan, bahwa sebanyak 93 orang dari tes serologi terdeteksi positif antraks. Sebanyak tiga orang diketahui meninggal akibat wabah tersebut.
“Ada 3 orang meninggal di Kecamatan Semanu, Gunungkidul. Sepanjang tahun ini, Gunungkidul memiliki kasus dengan total 93 serologi positif.” Siti Nadia Tarmizi, Kepala Dinas Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan.
Awal Penyebaran
Awal mula penyebarannya dimulai dari adanya laporan 1 kasus kematian akibat antraks pada 4 Juni 2023 dari salah satu wilayah rumah sakit di Gunungkidul, menurut Dewi Irawati, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul.
Menurut kabar yang beredar, pasien tersebut sempat menyembelih dan mengonsumsi sapi yang sudah mati karena sakit. Pasien tersebut juga membagikan daging sapi kepada warga lain yang menyebabkan 125 warga harus menjalani tes karena menerima daging sapi darinya. Dari tes tersebut, terdapat 85 orang positif.
Di Gunungkidul, sebanyak tiga ekor sapi dinyatakan positif dari 12 ekor ternak yang terindikasi paparan antraks. Keterangan tersebut disampaikan oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengatakan bahwa belasan ternak yang mati tersebut sempat dikubur dengan SOP, namun justru digali lagi dan dikonsumsi.
Baca Juga: Susu Kambing vs Susu Sapi: Apa Perbedaannya dalam Nutrisi dan Rasa?
Beberapa Fakta Penyakit Antraks
- Antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis , memiliki risiko serius jika tertular. Menurut National Library of Medicion, tingkat kematian yang disebabkan oleh wabah tersebut diperkirakan 25% hingga 60%.
- Bakteri Bacillus Anthracis mampu bertahan hidup di tanah hingga 50 tahun dan 200 tahun pada tulang binatang yang tentunya terinfeksi bakteri tersebut.
- Seseorang dapat terinfeksi apabila orang tersebut menarik napas, memakan makanan, dan meminum udara yang terkontaminasi bakteri penyebab antraks. Penyebaran virus tersebut juga bisa melalui luka dan goresan.
- Tidak hanya sapi , antraks juga dapat menginfeksi domba, kuda, anjing, kambing, dan babi.
Antraks Bisa Jadi Senjata Biologis?
Dr. Imran Pambudi, direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, menuturkan. “Antraks mampu menjadi senjata biologis. Mungkin teman-teman pernah mendengar bahwa teroris dapat menggunakan ini untuk meneror daerah tersebut. Kita semua harus memperhatikan itu.”
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), senjata biologi adalah setiap jenis mikroorganisme yang sengaja ditumbuhkan dan dilepaskan untuk menyebabkan penyakit dan kematian pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Misalnya, virus, bakteri atau jamur.
Lain halnya dengan senjata kimia, nuklir atau lainnya, senjata biologis lebih mengerikan karena tidak tampak. Namun, senjata biologi dapat menyebabkan wabah di daerah yang terinfeksi.
Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Antraks
Beberapa upaya yang akan dilakukan pemerintah dalam mengatasi wabah antraks , antara lain dengan melacak setiap warga yang positif terjangkit penyakit tersebut.
Pemerintah juga menghimbau agar masyarakat tidak menjual hewan ternak dengan kondisi sakit ataupun antraks spesifik, terlebih lagi jika mereka mengonsumsinya.
Selain itu, pemerintah juga akan melakukan investigasi epidemiologi terkait wabah tersebut.
Baca Juga:
- Mengenal Antraks, Penyakit Sapi yang Kembali Merebak di Gunung Kidul
- Efek Buruk Konsumsi Daging Sapi Terlalu Banyak: Sembelit hingga Penyakit Jantung
- Kenali LSD Dan PMK Pada Sapi Sebelum Memilih Hewan Kurban
Penulis: Nisya
Editor: Niqi Carrera