Suratdokter.com – Mungkin kamu pernah menjumpai beberapa orang yang kesulitan dalam mengekspresikan perasaan atau bersikap acuh dengan apa yang dirasakan orang lain. Kondisi ini biasa disebut sebagai alexithymia dan biasanya berkaitan erat dengan kondisi kesehatan mental.
Pada kesempatan kali ini, artikel ini akan membahas mengenai apa yang menyebabkan seseorang mengalami alexithymia dan cara-cara untuk mengatasinya.
Pengertian alexithymia
Secara harfiah, alexithymia berarti tidak adanya kata-kata untuk menjelaskan emosi. Diambil dari bahasa Yunani, ‘a’ yang berarti tidak ada, ‘lexis’ yaitu kata-kata, dan ‘thymos’ yang berarti emosi. Beberapa ahli mendefinisikan fenomena ini sebagai kesulitan dalam mengenali, merasakan, dan mengekspresikan emosi.
Orang yang mengalami alexithymia memiliki masalah introspeksi, yaitu ketika mengamati proses mental dan emosional yang mereka alami. Tak hanya itu, mereka membutuhkan usaha ekstra untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan pada orang lain.
Selain itu, mereka merasa bingung dengan reaksi dan sensasi yang dirasakan tubuh ketika mengalami emosi tertentu. Sebagai contoh, orang dengan alexithymia tidak bisa membedakan antara detak jantung yang meningkat saat ketakutan ataupun senang.
Alexithymia juga bisa membuat seseorang kesulitan berempati dengan orang lain, karena mereka tidak bisa mengenali emosi dan merespon apa yang orang lain rasakan. Kondisi ini bisa mempengaruhi hubungan si penderita dengan orang lain apabila diabaikan.
Penyebab alexithymia
Beberapa masalah terkait kesehatan mental disinyalir menjadi penyebab gangguan ini.
1. Depresi
Hampir sebagian besar orang yang mengalami depresi juga mengalami masalah untuk mengenali dan mengekspresikan apa yang mereka rasakan.
2. Autisme
Diperkirakan lebih dari setengah populasi orang dengan autisme juga mengalami alexithymia.
3. Trauma
Trauma yang terjadi di awal masa kanak-kanak bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan mental, salah satunya kesulitan mengenali emosi.
4. Masalah neurologis
Cedera pada saraf otak yang disebabkan penyakit atau kecelakaan meningkatkan risiko seseorang mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengekspresikan emosi.
5. Genetik
Seseorang bisa mengalami alexithymia jika ada kerabat atau anggota keluarga yang mengalami kondisi ini.
6. Jenis kelamin
Laki-laki dua kali lebih berpotensi mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan dibandingkan perempuan.
Baca juga: Apa Penyebab Utama Munculnya Depresi?
Gejala alexithymia
Beberapa gejala yang menandai fenomena ini diantaranya adalah:
- Kesulitan mengenali emosi dan perasaan.
- Kesulitan mengenali emosi orang lain, baik dari nada bicara maupun ekspresi wajah.
- Tidak mampu mengungkapkan emosi pada orang lain secara mendalam.
- Tidak mampu membedakan sensasi tubuh yang dirasakan ketika mengalami emosi tertentu.
- Tidak banyak berimajinasi.
- Cara berpikir terlalu logis dan kaku.
- Sering dianggap terlalu serius dan dingin.
- Menjaga jarak dengan orang lain.
- Kurang puas dengan kehidupannya.
Jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter untuk memperoleh pemeriksaan lebih lanjut.
Diagnosis alexithymia
Secara teknis, alexithymia tidak dianggap sebagai salah satu bentuk gangguan kesehatan mental yang tercantum dalam DSM-V. Namun, kondisi ini akan menghambat kehidupan sehari-hari jika tidak ditangani secara tepat.
Dokter biasanya akan memberikan sejumlah pertanyaan, baik secara langsung maupun menggunakan kuesioner, untuk mengukur gejala-gejala alexithymia yang seseorang alami.
Pilihan lainnya yaitu dengan melakukan MRI untuk mengetahui struktur otak dan menemukan apa yang membuat seseorang kesulitan dalam mengenali emosinya.
Tips untuk mengatasi alexithymia
Jika kamu sudah menerima diagnosis alexithymia, tak perlu risau. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk melatih kemampuan mengenali emosi dan mengatasi gejala yang muncul.
1. Berlatih mindfulness
Mindfulness merupakan sebuah konsep di mana kita menyadari sepenuhnya dengan apa yang kita alami dan rasakan saat ini tanpa penghakiman. Konsep ini juga mengajarkan bahwa emosi positif maupun negatif punya peran penting dalam hidup.
Metode ini baik untuk melatih orang dengan alexithymia untuk mengenali sensasi dan perasaan mereka. Alih-alih merasa kesal dengan sesuatu yang membuatmu marah, kamu bisa mengamati bagaimana tubuh, pikiran, dan perasaan merespon emosi tersebut. Biarkan perasan tersebut hadir sebelum akhirnya mereka pergi.
2. Mengenali detak jantung yang meningkat
Bagi orang dengan alexithymia, melatih diri untuk mengenali detak jantung yang meningkat bisa menjadi salah satu hal yang berguna. Dengan latihan rutin, perlahan-lahan kamu akan memahami perbedaan denyut jantung saat merasa senang, cemas, maupun marah.
3. Membuat catatan
Kamu juga bisa menuliskan catatan berisi respon tubuh dan perasaan yang kamu alami ketika dihadapkan pada situasi tertentu. Lakukan hal ini beberapa kali sampai kamu bisa mengidentifikasi reaksi tubuh dan perasaan.
4. Melakukan terapi
Kamu bisa berdiskusi dengan psikolog untuk mencari metode terapi yang tepat bagi penderita alexithymia. Beberapa metode yang dinilai efektif bagi orang yang kesulitan memahami emosi yaitu cognitive behavioral therapy (CBT), terapi kelompok, maupun terapi individu. ***
Baca juga:
- Autisme: Definisi, Faktor Penyebab, Gejala, Hingga Opsi Terapi
- 6 Manfaat Afirmasi Positif, Salah satunya Menjaga Kesehatan Mental
- 8 Mitos dan Fakta tentang Depresi, Gangguan Psikologis yang Sering Terabaikan
Penulis: Habibah
Editor: NIqi Carrera
Referensi:
- healthline.com
- medicalnewstoday.com
- psychowellnesscenter.com