Ada beragam cara yang digunakan untuk mengolah daging sapi. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan, terutama untuk menjaga kandungan gizi dalam daging sapi. Sehingga, diperlu teknik dan metode yang tepat untuk mengolah protein hewani ini sehingga nutrisinya tidak terbuang sia-sia.
Lalu, bagaimana cara mengolah daging sapi yang tepat agar nutrisinya tetap terjaga? Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memasak daging sapi.
Nutrisi dalam daging sapi dan manfaatnya untuk kesehatan
Kandungan nutrisi dalam daging sapi dapat diuraikan sebagai berikut:
- Protein
Asam amino esensial dalam daging sapi bagus dikonsumsi untuk pembentukan otot dan pemulihan sel bagi orang yang baru sembuh dari sakit. Tingginya kandungan protein dalam daging sapi membuatnya lebih lama dicerna, sehingga bagus untuk diet.
- Lemak
Kandungan lemak tak jenuh dalam daging sapi dapat membantu pembentukan imun tubuh dan melancarkan peredaran darah.
- Vitamin B12
Vitamin B12 atau kobalamin berperan penting dalam pembentukan sel darah, kulit, dan rambut. Tak hanya itu, vitamin ini baik untuk merawat jaringan saraf dan menjadi sumber metabolisme energi.
- Vitamin B3
Selain menjaga kesehatan saraf, Vitamin B atau niasin juga baik untuk jaringan kulit dan saluran cerna.
- Zinc
Zinc atau seng memiliki beragam manfaat bagi tubuh. Mulai dari mempercepat penyembuhan luka, mengurangi peradangan, dan meningkatkan imunitas. Selain itu, zinc juga baik untuk pertumbuhan anak.
- Selenium
Selenium berfungsi sebagai antiinflamasi, kesehatan sistem reproduksi, serta mencegah kanker dan penyakit autoimun.
Cara mengolah daging sapi agar nutrisinya terjaga
Cuci tangan sebelum mulai mengolah daging sapi
Selalu cuci tangan sebelum mengolah bahan makanan mentah, termasuk daging. Kuman dan bakteri yang menempel di tangan dapat berpindah ke daging, sehingga bisa menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Gunakan air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan selama 20 detik.
Jangan bilas daging sapi
Sejatinya, Anda tidak perlu mencuci daging sebelum mengolahnya. Membilas daging dengan air mengalir tidak membuatnya menjadi bersih, namun malah meningkatkan risiko kontaminasi bakteri E. coli di bak cuci dan dapur.
Namun, Anda tak perlu khawatir karena bakteri yang ada dalam protein hewani ini akan mati ketika dimasak dalam suhu yang cukup tinggi.
Gunakan alat masak yang berbeda
Apabila Anda memasak daging ataupun protein hewani lainnya bersama sayuran, usahakan untuk menggunakan pisau dan talenan yang berbeda. Mengapa demikian?
Sama seperti poin-poin yang sudah dijelaskan sebelumnya, hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi silang dari bakteri dalam daging.
Segera simpan sisa daging di freezer
Jangan biarkan daging sapi terlalu lama dalam suhu ruangan. Pasalnya, bakteri akan tumbuh dengan cepat dalam suhu yang disebut sebagai danger zone, yakni antara 5 hingga 60 derajat Celcius.
Apabila Anda masih memiliki sisa daging yang belum akan dimasak, sebaiknya segera masukkan ke freezer. Pertumbuhan bakteri akan melambat saat dimasukkan ke dalam freezer, karena mereka ikut membeku.
Jangan mencairkan daging beku di air panas
Jika Anda berniat untuk mengolah daging sapi yang masih beku, jangan mencairkannya di air panas ataupun suhu ruangan. Sebab, bakteri akan berkembang biak lebih cepat di suhu yang hangat.
Daging yang beku sebaiknya dipindahkan ke chiller, yaitu bagian pendingin di lemari es sebelum dimasak. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan es yang menempel di permukaan daging.
Pilih teknik memasak daging sapi yang tepat
Beberapa teknik memasak berikut bisa Anda coba untuk mengolah daging sapi dengan lebih sehat dan meminimalisir risiko kesehatan.
- Presto
Metode memasak ini menggunakan panci bertekanan tinggi. Dengan teknik memasak ini, titik didih air akan naik hingga 121 derajat Celcius, sehingga proses pemasakan daging menjadi lebih cepat dan daging menjadi lebih empuk. Teknik presto ini dinlai cukup sehat karena oksidasi kolesterol yang ditimbulkan jauh lebih sedikit dibandingkan teknik memasak lainnya.
- Slow cooker
Metode memasak dengan slow cooker dilakukan dengan menggunakan panci keramik yang dipanaskan dalam suhu rendah, yakni sekitar 88 derajat Celcius. Proses memasak dengan suhu di bawah titik didih air ini bisa meminimalisir munculnya senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Seperti namanya, metode memasak ini membutuhkan waktu lama, yakni sekitar 6 hingga 8 jam. Meskipun demikian, Anda tidak perlu terlalu sering mengecek daging yang sudah dimasak.
Bolehkan mengolah daging dengan cara dibakar?
Meskipun mengolah daging dengan cara dibakar tergolong populer, terutama saat Idul Adha, sebagian besar dokter tidak merekomendasikan metode ini dengan berbagai alasan.
Ketika daging terkena api secara langsung, tetesan lemak bisa berubah menjadi senyawa beracun yang disebut sebagai polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) dan bisa menimbulkan penyakit kanker. Selain PAH yang bersifat karsinogenik, ada pula senyawa advanced glycation endproducts (AGEs) yang bisa membahayakan kesehatan jantung, ginjal dan kulit.
Untuk meminimalisir munculnya senyawa berbahaya, pastikan bahwa daging tidak sampai terlalu gosong dan jangan membakar terlalu lama. ***
Baca Juga :
- Faktor Genetik Salah Satu Penyebab Penyakit Asam Urat, Ini Cara Mengobatinya
- Begini Cara Alami Turunkan Kadar Kolesterol Tanpa Obat, Cukup Konsumsi 5 Makanan ini
- Rahasia Tubuh Sehat dan Bugar Cristiano Ronaldo, Pantang Konsumsi Makanan ini!
Penulis: Habibah
Editor: Alan
****
Referensi: