SURATDOKTER.com – Diabetes mellitus, penyakit yang melibatkan ketidakseimbangan kadar gula darah dalam tubuh. Ini seringkali disalahpahami oleh banyak orang. Mereka menganggap bahwa diabetes hanya sebagai masalah gula darah yang tinggi, dengan nilai gula darah di angka 300, 400, atau bahkan 600 dari kisaran normal.
Namun, yang sebenarnya patut dikhawatirkan bukanlah angka gula darah yang tinggi itu sendiri, melainkan komplikasi serius yang dapat mengintai.
Ada dua jenis komplikasi utama yang dapat timbul akibat diabetes yaitu komplikasi makroangiopati dan mikroangiopati. Edukasi yang tepat diperlukan untuk memahamkan pasien bahwa komplikasi ini adalah bahaya yang sesungguhnya.
Makroangiopati dan Mikroangiopati: Ancaman yang Tak Terlihat
Makroangiopati merujuk pada masalah pada pembuluh darah besar dalam tubuh yaitu jantung, otak, dan pembuluh darah kaki.
Komplikasi yang terkait dengan makroangiopati meliputi risiko serangan jantung, stroke, serta sumbatan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan kondisi seperti gangren.
Di sisi lain, mikroangiopati berkaitan dengan gangguan pada pembuluh darah kecil dalam tubuh, seperti di ginjal, saraf, dan retina.
Dampak mikroangiopati mencakup gagal ginjal, kesemutan atau kerusakan saraf (neuropati), dan masalah penglihatan seperti retina yang rusak sehingga bisa menyebabkan penglihatan kabur bahkan kebutaan.
Mengapa Komplikasi Bisa Terjadi?
Yang perlu dipahami adalah bahwa diabetes adalah suatu penyakit yang memiliki tahapan berkesinambungan.
Dimulai dari tahap normal, perlahan berubah menjadi resistensi insulin, kemudian tahap prediabetes, dan akhirnya terjerumus pada kondisi diabetes yang nyata. Sayangnya, pada tahapan resistensi insulin dan prediabetes seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas.
Gejala baru terasa justru ketika sudah terdiagnosis. Itulah mengapa orang yang baru terdiagnosis diabetes sebaiknya menjadikan pengontrolan kadar gula darah sebagai prioritas utama.
Mekanisme Terjadinya Komplikasi pada Penderita Diabetes
Komplikasi pada penderita diabetes terjadi karena kerusakan yang dialami oleh dinding pembuluh darah akibat paparan gula darah yang tinggi secara kronis atau terus menerus dalam waktu yang lama. Proses ini disebut glikasi atau glikasi endap.
Saat gula darah tinggi, molekul gula akan terikat pada protein dalam dinding pembuluh darah. Ini merusak elastisitas dan fungsi normal pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah mengalami penebalan, penyempitan, dan bahkan penyumbatan.
Selain itu, gula darah tinggi juga merangsang produksi zat inflamasi dan radikal bebas dalam tubuh. Inflamasi dan stres oksidatif ini dapat merusak sel-sel pembuluh darah, saraf, dan jaringan lainnya.
Kerusakan ini mendorong perkembangan makroangiopati dan mikroangiopati yang merupakan dasar munculnya komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal, neuropati, dan masalah mata pada penderita diabetes.
Oleh karena itu, menjaga gula darah dalam batas normal dan mengontrol faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang merugikan.
Pentingnya Kontrol Gula Darah: Pencegahan Komplikasi
Pasien yang baru terdiagnosis diabetes mungkin merasa terkejut mengetahui bahwa dalam banyak kasus, komplikasi sudah berkembang bahkan sebelum diagnosis resmi.
Bahkan sebelum angka gula darah menjadi mencolok tinggi, kerusakan pada pembuluh darah besar dan kecil mungkin sudah terjadi.
Oleh karena itu, adalah suatu keharusan bagi pasien diabetes untuk memantau dan mengontrol kadar gula darah sesuai dengan target yang ditetapkan oleh tim medis.
Menghadapi Tantangan untuk Mencegah Komplikasi
Diabetes merupakan perjalanan yang panjang, dan mengendalikannya memerlukan dedikasi dan komitmen.
Mengenali dan memahami bahwa yang harus ditakuti bukanlah angka gula darah yang tinggi, melainkan ancaman makroangiopati dan mikroangiopati yang dapat berdampak serius terhadap kesehatan. Ini adalah langkah awal yang penting.
Pasien diabetes memiliki peran aktif dalam mencegah komplikasi ini dengan mengikuti rencana pengobatan yang telah ditetapkan, menjaga pola makan yang sehat, dan rutin berolahraga.
Kesimpulan
Dalam upaya untuk mengatasi diabetes, edukasi adalah kunci untuk menjaga kualitas hidup dan mencegah komplikasi serius.
Pasien perlu memahami bahwa diabetes tidak sekadar soal gula darah tinggi, tetapi potensi komplikasi yang dapat merusak organ-organ vital.
Melalui pemahaman ini, pasien akan merasa terdorong untuk mengontrol kadar gula darah mereka, mengadopsi gaya hidup sehat, serta tetap konsisten dalam menjalani rencana pengobatan.
Dengan dukungan tim medis dan lingkungan yang mendukung, pasien diabetes dapat menghadapi tantangan ini dengan optimisme dan komitmen, menjaga kualitas hidup dan mencegah kemungkinan komplikasi yang dapat merusak kesehatan jangka panjang.***
Baca Juga:
- Ini Makanan Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi yang Aman Untuk Penderita Diabetes
- Resep Olahan Singkong, Jagung, dan Ubi Aman untuk Penderita Diabetes
- 4 Penyakit kronis yang bisa saja bersemayam dalam tubuh kita, gejalanya tampak sepele
Penulis: Sri Anggun
Editor: Niqi Carrera
Referensi:
- American Diabetes Association. (2021). Standards of Medical Care in Diabetes – 2021. Diabetes Care, 44(Supplement 1), S1-S232. DOI: 10.2337/dc21-S000
- Jellinger, P. S., Handelsman, Y., Rosenblit, P. D., Bloomgarden, Z. T., Fonseca, V. A., Garber, A. J., … & Garber, J. R. (2017). American Association of Clinical Endocrinologists and American College of Endocrinology guidelines for management of dyslipidemia and prevention of cardiovascular disease. Endocrine Practice, 23(S2), 1-87. DOI: 10.4158/EP171764.APPGL
- Kasper, D. L., Fauci, A. S., Hauser, S. L., Longo, D. L., Jameson, J. L., & Loscalzo, J. (Eds.). (2018). Harrison’s principles of internal medicine (20th ed.). McGraw-Hill Education.