Suratdokter.com – Bagi sebagian besar orang tua, tantrum pada anak menjadi bisa suatu stres yang mengganggu, apalagi jika mereka mulai memunculkan perilaku yang menyakiti orang lain.
Kali ini, kita akan membahas secara singkat tentang cara-cara yang bisa orang tua lakukan untuk menghadapi anak yang sedang tantrum.
Apa itu tantrum?
Tantrum merupakan cara anak untuk mengomunikasikan perasaan mereka yang masih terbatas dengan berbagai cara. Yang paling umum dijumpai adalah ledakan emosi yang ditunjukkan dengan berteriak, menangis, menendang, atau memukul.
Menurut para ahli dan dokter anak, sangat wajar bagi anak berusia 1 hingga 3 tahun untuk mengalami tantrum. Namun, orang tua perlu waspada jika anak masih mengalami ledakan emosi meskipun sudah melewati usia pra sekolah, sebab hal tersebut menjadi tanda-tanda masalah fisik maupun psikologis yang serius.
Penyebab
Pada balita, beberapa hal berikut bisa menyebabkan anak mengalami tantrum.
- Kelelahan dan overstimulasi
- Lapar
- Tempramen yang sensitif
- Merasakan emosi yang intens
- Merasa bingung dan frustrasi
Sedangkan pada anak yang sudah lebih besar, mereka menjadikan tantrum sebagai ‘senjata’ untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sebagai contoh, ketika anak menginginkan mainan namun tidak dituruti orang tuanya, maka ia akan merengek dan menangis sebagai cara agar keinginannya dituruti. Kemungkinan lainnya yaitu anak belum bisa mengekspresikan perasaannya dengan cara yang lebih baik.
Baca Juga: Tips Kelola Emosional Anak: Membangun Ketahanan Emosional Anak
Meminimalisir anak mengalami tantrum
Inilah cara yang bisa orang tua lakukan untuk mengurangi kemungkinan anak mengalami ledakan emosi yang berlebih.
1. Membuat jadwal rutin dan perencanaan
Anak yang kebutuhannya tidak tercukupi berkemungkinan besar mengalami tantrum. Oleh sebab itu, orang tua perlu membuat jadwal rutin untuk mengatur jam tidur anak, waktu makan, dan sebagainya.
Orang tua juga bisa membuat perencanaan ketika akan mengajak anak pergi ke luar. Pastikan anak sudah makan dan mendapatkan tidur yang cukup sebekum berpergian.
2. Memberikan pilihan terbatas pada anak
Pilihan terbatas yang dimaksud yaitu menyediakan pilihan yang bisa orang tua tawarkan ke anak. Misalnya, memberikan dua baju dengan warna yang berbeda dan meminta anak untuk memilih mana yang ia ingin pakai.
Dengan memberikan pilihan pada anak, mereka akan merasa dihargai dan membangun kemandirian secara bertahap.
3. Hindari situasi yang bisa memicu tantrum
Tanpa disadari, beberapa hal bisa memicu ledakan emosi pada anak. Restoran dengan antrian yang lama, toko yang menjual mainan, dan sebagainya bisa membuat anak merasa tak nyaman atau menginginkan sesuatu.
Sebagai orang tua, Anda bisa menentukan alternatif tempat atau situasi yang kemungkinan bisa memancing tantrum pada anak.
4. Puji anak ketika mereka berperilaku baik
Berikan pelukan atau afirmasi positif pada anak ketika mereka bisa menyelesaikan tugas dengan tenang atau mengikuti perintah Anda.
5. Kenalkan emosi pada anak sejak dini
Hal terpenting dari semuanya adalah memberikan pemahaman mengenai apa yang anak rasakan sejak mereka masih kecil. Anda juga bisa melakukan hal ini ketika tantrum anak suda mereda dan lebih tenang.
6. Mengajarkan cara regulasi emosi yang positif
Orang tua merupakan model utama yang akan dicontoh anak hingga mereka dewasa. Maka dari itu, Anda juga bisa mencontohkan cara menghadapi stres secara sehat. Contohnya, dengan mengatur napas ketika dihadapkan dengan situasi yang membuat cemas.
Baca Juga: Tidak Hanya Orangtua, Anak-Anak Juga Bisa Mengalami Stres
Tips menghadapi anak yang tantrum
Orang tua perlu mengingat bahwa ketika anak tantrum, mereka tidak sedang berusaha membuat orang tuanya malu atau kesal. Sebab, anak belum memiliki kemampuan untuk mengekspresikan emosi secara tepat.
Berikut adalah cara yang orang tua dapat lakukan untuk meminimalisir kebiasaan tantrum pada anak.
1. Tetap tenang
Kunci dari menghadapi tantrum pada anak adalah tetap tenang dan jangan ikut berteriak ketika mereka sedang meluapkan perasaannya. Tetap gunakan nada bicara yang lembut ke anak meskipun mereka sedang kewalahan dengan perasaannya.
2. Bawa anak ke tempat yang lebih kondusif
Jika anak mengalami tantrum di tempat yang ramai, bawa anak ke tempat yang lebih tenang agar mereka bisa mengekspresikan emosi degan lebih leluasa. .
-
Dampingi anak ketika mereka meluapkan emosinya
Jangan tinggalkan anak sendirian ketika sedang tantrum, sebab mereka bisa menyakiti diri sendiri. Orang tua bisa duduk di dekat anak dan memberikan sentuhan fisik ke anak. Jika anak tidak mau dipeluk atau digandeng, tetap awasi anak dari jarak dekat dan jangan memaksakan.
-
Jangan langsung menuruti keinginan anak
Sebagian anak melakukan tantrum sebagai cara untuk mendapatkan keinginan mereka, namun orang tua tidak bisa menurutinya karena suatu hal. Biarkan anak meluapkan kekesalan mereka dan jangan langsung memenuhi keinginannya.
Dengan cara ini, anak akan belajar bahwa mereka tidak mendapat keinginannya dengan emosi yang meledak-ledak. Jika Anda menuruti keinginan anak, maka ia akan menggunakan cara yang sama untuk memperoleh keinginannya.
-
Tenangkan anak setelah tantrum mereda
Tantrum merupakan kondisi yang melelahkan bagi anak, sehingga penting bagi orang tua untuk memeluk dan mencium anak setelah mereka tenang. Ajak anak untuk menceritakan apa yang ia rasakan dan mengenal emosi tersebut. ***
Baca Juga:
- Kalimat Haram, Hindari Mengatakan di Depan Anak!
- 10 Tips Ampuh Mengatasi Kecanduan Makanan Manis pada Anak-anak
- Orang Tua Hebat, Anak Bahagia: Mengungkap Peran Penting Psikologi dalam Pengasuhan
Penulis: Habibah
Editor:
Referensi:
- mayoclinic.org
- raisingchildren.net.au