SURATDOKTER.com – Maag dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah dua kondisi medis yang sering kali membingungkan banyak orang karena memiliki gejala yang mirip, tetapi sebenarnya keduanya berbeda dalam hal penyebab dan karakteristiknya. Meskipun keduanya berhubungan dengan gangguan saluran pencernaan, memahami perbedaan antara maag dan GERD sangat penting agar dapat mengenali gejala dengan tepat dan mencari penanganan yang sesuai. Artikel ini akan membahas tentang maag dan GERD, serta perbedaan utama antara keduanya.
Maag (Gastritis)
Maag, atau secara medis gastritis, adalah penyakit peradangan pada dinding lambung. Peradangan ini dapat terjadi karena berbagai faktor seperti infeksi bakteri, stres, konsumsi obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), alkohol, atau asam lambung yang berlebihan. Gejala maag termasuk nyeri perut, sensasi terbakar, kembung, mual, dan muntah. Keadaan ini bisa jadi bersifat akut atau kronis.
Faktor risiko maag termasuk konsumsi alkohol berlebihan, merokok, infeksi Helicobacter pylori, serta penggunaan jangka panjang OAINS. Diagnosa biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, riwayat medis, serta pemeriksaan endoskopi lambung.
Perawatan maag melibatkan perubahan gaya hidup seperti menghindari makanan pedas, berlemak, atau asam, mengurangi konsumsi alkohol dan merokok, serta menghindari obat-obatan yang memicu peradangan. Dokter juga dapat meresepkan obat antasida atau penghambat asam untuk membantu mengurangi gejala dan mempercepat proses penyembuhan.
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
GERD adalah kondisi yang lebih serius dan kronis dibandingkan dengan maag. Ini terjadi ketika katup antara esofagus (kerongkongan) dan lambung mengalami gangguan, sehingga asam lambung naik ke esofagus secara teratur. Esofagus tidak dilindungi oleh lapisan tahan asam seperti lambung, sehingga asam yang naik menyebabkan iritasi, peradangan, dan gejala yang tidak menyenangkan.
Gejala utama GERD termasuk sensasi terbakar di dada (heartburn), khususnya setelah makan atau saat berbaring, rasa tidak nyaman di tenggorokan, batuk kronis, suara serak, serta sulit menelan. Penderita GERD juga dapat mengalami rasa seperti ada benjolan di tenggorokan dan mual.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan GERD meliputi obesitas, kehamilan, makanan tinggi lemak atau asam, merokok, dan konsumsi kafein atau alkohol. Diagnosis biasanya melibatkan riwayat gejala, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang seperti endoskopi, manometri esofagus, dan pH metri.
Perawatan GERD melibatkan perubahan gaya hidup, seperti menghindari makanan pencetus, meninggikan kepala tempat tidur, menghindari makan sebelum tidur, serta menjaga berat badan ideal. Dokter juga dapat meresepkan obat penghambat asam yang lebih kuat atau prosedur pembedahan jika kondisi sangat parah.
Perbedaan Utama
Perbedaan utama antara maag dan GERD terletak pada penyebab dan lokasi gangguan. Maag disebabkan oleh peradangan pada dinding lambung, sedangkan GERD terjadi akibat gangguan pada katup antara esofagus dan lambung. Selain itu, gejala GERD cenderung lebih berat dan kronis dibandingkan maag. Maag biasanya menyebabkan nyeri perut, sedangkan GERD menyebabkan sensasi terbakar di dada dan dapat menyebar ke tenggorokan.
Penting untuk mengenali perbedaan antara maag dan GERD karena perawatan dan pengelolaan keduanya berbeda. Jika Anda melihat gejala yang mencurigakan, segera hubungi dokter Anda untuk diagnosis dengan tepat dan perawatan yang tepat.***
Baca Juga:
- Menu Sarapan Bagi Penderita Asam Lambung
- Macam Gangguan Pencernaan, Penyebab dan Cara Mengobatinya
- Saat Asam Lambung Naik, Apa yang Harus Dilakukan?
Penulis: Nisya
Editor: Niqi Carrera
Referensi:
- herminahospitals.com
- halodoc.com
- siloamhospitals.com