Suratdokter.com – Pernah mendengar atau menjumpai orang yang suka menimbun barang karena merasa aman ketika dikelilingi benda-benda tersebut? Sebenarnya setiap orang memiliki kecenderungan seperti itu, setiap orang pasti memiliki benda-benda kesayangan yang sayang untuk dibuang meski tidak digunakan. Namun jika itu berlebihan dan menjadi timbunan barang seperti sampah hingga membuat huniannya sempit, maka harus waspada, bisa jadi seseorang tersebut menderita Hoarding disorder.
Hoarding disorder adalah perilaku gemar menyimpan banyak benda karena menganggapnya akan berguna suatu saat nanti, namun pada kenyataannya barang tersebut tidak digunakan, dan akhirnya dibiarkan menggunung dan berserakan seperti sampah.
Benda yang banyak disimpan oleh penderita hoarding disorder biasanya seperti koran atau majalah, perkakas rumah tangga, hingga pakain bekas.
Jika sudah akut, biasanya penderita tersebut cenderung sulit diobati, Karena mereka tidak sadar bahwa perilakunya bermasalah. Padahal banyak masalah yang bisa terjadi akibat perilaku tersebut.
Masalah Akibat Perilaku Hoarding Disorder
1. Terjebak dalam ruangan sempit
Keterbatasan ruang yang diakibatkan oleh akumulasi barang-barang tersebut dapat membuat hunian menjadi tidak nyaman dan sulit untuk digunakan dengan maksimal. Ruangan yang sempit dan sesak juga dapat mengganggu sirkulasi udara dan pencahayaan alami, berpotensi menyebabkan masalah kesehatan seperti pengap dan kelembaban yang tinggi.
2. Konfilk dengan keluarga atau orang sekitar
Kebiasaan menimbun barang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan menciptakan ketegangan dengan anggota keluarga atau teman-teman yang mungkin merasa terbatas dalam ruang atau terganggu oleh kekacauan yang ada.
Hal ini dapat menyebabkan ketegangan hubungan dan perasaan frustrasi di antara semua pihak yang terlibat.
3. Menjadi sarang kuman
Penumpukan barang yang tidak teratur dan berserakan dapat menjadi sarang kuman, debu, dan tungau. Lingkungan yang kotor dan berdebu ini meningkatkan risiko alergi, asma, dan penyakit pernapasan lainnya.
Selain itu, timbunan barang juga dapat menjadi tempat berkembangnya hama seperti tikus atau serangga, yang dapat membahayakan kesehatan dan kebersihan hunian.
Baca juga: Kisah Dr. Salma, Menderita Vitiligo Setelah Mengonsumsi Obat Herbal
4. Kebakaran
Kebanyakan penderita hoarding disorder memiliki kecenderungan untuk menyimpan barang-barang yang mudah terbakar, seperti kertas, kain, atau bahan kimia. Jika terjadi kebakaran, penumpukan barang akan menyulitkan evakuasi dan dapat membuat pemadaman api menjadi lebih sulit.
Hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian harta benda yang signifikan, bahkan mengancam nyawa penghuni dan tetangga.
Masalah yang ditimbulkan dari hoarding disorder tentunya tidak main-main, dampaknya sangat merugikan diri sendiri di kemudian hari. Maka, jika orang terdekat kita menunjukkan gejala seperti itu, sebaiknya bujuk agar bersedia untuk disembuhkan dengan berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan perawatan yang tepat.
Pengobatan Hoarding Disorder
Saat berkonsultasi, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan psikoterapi dan pemberian obat-obatan.
1. Psikoterapi
Pasien akan dilatih untuk meredam keinginan menyimpan barang yang sudah tidak digunakan, lalu membuang barang-barang tersebut. Tentunya tidak mudah untuk melakukannya, mengingat pelaku biasanya sangat menyayangi barang-barang tersebut.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah, tarik nafas dalam seperti sedang bermeditasi sebelum membuang barang-barang tersebut. Hal ini perlu keterlibatan keluarga atau kerabat terdekat untuk membantunya.
Jangan lupa untuk mengambil foto sebelum dan sesudah barang-barang tidak berguna itu dibuang, agar bisa terlihat dampak positifnya.
2. Pemberian obat-obatan
Jika pasien menderita gangguan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan, maka dokter akan meresepkan obat-obatan tertentu.
Gangguan mental yang diderita pasien biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti:
- Pernah ditinggalkan oleh orang yang dicintai
- Pernah mengalami kesulitan ekonomi
- Pernah mengalami kehilangan harta benda akibat kebakaran atau bencana alam
Jadi, bisa dikatakan bahwa penderita hoarding disorder adalah seseorang yang sulit untuk move on dari keadaan sebelumnya.
Baca juga:
- Mengatasi Masalah Tidur pada Anak: Tips Bantu Anak Tidur Nyenyak
- Buruan Beli, 5 Masker yang Cocok untuk Kulit Berjerawat
- Pribadi INFJ Sebagai Orangtua, Pasangan, dan Teman
Penulis: Ayunda Christina
Editor: Niqi Carrera