Suratdokter.com – Asam urat adalah kondisi medis yang terjadi akibat penumpukan kristal asam urat di dalam sendi, yang dapat menyebabkan peradangan dan nyeri hebat.
Pengobatan asam urat bertujuan untuk mengurangi peradangan, mengendalikan nyeri, dan mengurangi kadar asam urat dalam tubuh
Terdapat beberapa terapi dan obat yang digunakan untuk mengatasi penderita asam urat, tergantung pada tingkat keparahan dan kondisi penderita. Berikut adalah beberapa pilihan obat yang umum digunakan untuk penderita asam urat.
Serangan Asam Urat Akut
Dilansir dari laman resmi Johns Hopkins, tujuan dari pengobatan selama serangan asam urat akut adalah mengurangi peradangan dan mengendalikan nyeri.
Penting untuk diingat, jika seorang pasien tidak sedang menjalani terapi penurun asam urat saat mengalami serangan akut, maka ini bukanlah waktu yang tepat untuk memulai terapi tersebut. Namun, jika pasien sedang menjalani terapi penurun asam urat saat mengalami serangan akut, terapi tersebut tidak boleh dihentikan.
Pengobatan nyeri dan peradangan asam urat
Pengobatan nyeri dan peradangan dapat dilakukan dengan menggunakan NSAID, kolkisin, atau kortikosteroid (sistemik atau intra-artikular). Pemilihan terapi yang tepat untuk pasien tertentu harus didasarkan pada kondisi medis penyerta pasien, obat-obatan lain yang dikonsumsi, dan profil efek sampingnya.
1. NSAID
Beberapa NSAID yang umum digunakan selama serangan asam urat akut termasuk ibuprofen 800 mg tiga hingga empat kali sehari atau indometasin 25 hingga 50 mg empat kali sehari. Pengobatan harus dihentikan ketika gejala mereda.
2. Kolkisin
Kolkisin intravena dikaitkan dengan efek toksisitas dan efek samping yang serius, sehingga hanya digunakan dalam bentuk oral saja. Dosis tinggi kolkisin oral (1,2 mg diikuti dengan 0,6 mg setiap jam selama 6 dosis) umumnya sulit ditoleransi karena efek samping pada saluran pencernaan.
Dosis yang lebih rendah biasanya lebih baik ditoleransi dan dapat digunakan dalam kombinasi dengan NSAID.
3. Kortikosteroid
Pada pasien yang memiliki kontraindikasi terhadap penggunaan NSAID, kortikosteroid menjadi pilihan selanjutnya. Kortikosteroid dapat diberikan melalui injeksi ke sendi yang terkena (intra-artikular) atau diberikan secara sistemik (secara oral, seperti prednison atau medrol).
Steroid intra-artikular berguna jika hanya satu atau dua sendi yang terkena dan dokter yang merawat mampu melakukan injeksi tersebut. Kortikosteroid oral dapat digunakan mulai dari 30-40 mg per hari dengan pengurangan dosis dalam waktu 10-14 hari.
Pilihan Obat untuk Penurunan Asam Urat
Perlu diingat bahwa ketika memulai terapi penurun asam urat, ada risiko terjadinya serangan asam urat. Sebaiknya, siapkan rencana untuk mengatasi serangan jika terjadi. Hal ini umumnya dapat dihindari dengan pemberian obat profilaksis (steroid, kolchisin, NSAID) bersamaan dengan terapi penurun asam urat.
1. Probenesid
Probenesid dapat diberikan kepada pasien dengan penurunan klirens asam urat oleh ginjal dan fungsi ginjal yang normal.
Pada umumnya, penggunaannya sebaiknya dibatasi pada pasien di bawah usia 60 tahun. Probenesid bekerja dengan menghambat penyerapan kembali asam urat di tubulus proksimal ginjal. Dosis awal adalah 500 mg hingga 1000 mg per hari dan dapat ditingkatkan hingga 1500 mg hingga 2000 mg sesuai kebutuhan.
2. Allopurinol
Obat Allopurinol adalah obat penurun asam urat yang ditoleransi dengan baik, murah, dan umum digunakan. Allopurinol dapat dimulai dengan dosis serendah 100 mg per hari (100 mg setiap dua hari jika klirens kreatinin <10 cc/menit) dan ditingkatkan sebesar 100 mg setiap 10-14 hari hingga mencapai kadar asam urat serum 4-5 mg/dl.
Fungsi hati, hitung darah, dan fungsi ginjal harus dimonitor selama pengobatan. Efek samping termasuk ruam, hepatotoksisitas, supresi sumsum tulang, dan reaksi hipersensitivitas yang parah. Interaksi obat dapat terjadi antara allopurinol, warfarin, dan teofilin dan kadar obat tersebut harus dimonitor.
3. Febuksostat
Pada tahun 2009, FDA menyetujui penggunaan inhibitor xanthine oksidase baru, febuksostat, untuk pengobatan hiperurisemia pada asam urat.
Febuksostat telah terbukti menurunkan kadar asam urat dalam dosis tergantung (dosis harian 80 mg atau 120 mg). Khasiatnya telah terbukti pada pasien dengan gangguan ginjal ringan atau sedang dan asam urat.
4. Pegloticase
Pegloticase diberikan melalui infus intravena setiap 2 minggu. Pasien sebaiknya mendapatkan pengobatan profilaksis terhadap reaksi alergi terhadap infus dengan menggunakan steroid dan antihistamin dan dipantau dengan cermat untuk perkembangan reaksi infus. Penggunaan obat ini harus dilakukan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit jantung.
Pengobatan Terbaik dengan Merubah Gaya Hidup
Menghindari makanan kaya purin dan alkohol dapat membantu menurunkan kadar asam urat dan mencegah fluktuasi signifikan dalam kadar asam urat serum yang dapat menyebabkan serangan asam urat. Obesitas dan peningkatan distribusi lemak adalah faktor risiko untuk serangan asam urat.
Mengonsumsi makanan seimbang yang rendah lemak, protein rendah lemak, produk susu rendah lemak, dan sayuran akan membantu menjaga berat badan yang sehat, yang bermanfaat untuk mencegah serangan asam urat juga.***
Baca juga:
- 7 Pilihan Obat Herbal Asam Urat, Mudah Dibuat dan Tanpa Efek Samping
- Faktor Genetik Salah Satu Penyebab Penyakit Asam Urat, Ini Cara Mengobatinya
- Saat Asam Lambung Naik, Apa yang Harus Dilakukan?
Penulis: Niqi Carrera