Seks anal atau sodomi merupakan salah satu variasi dalam hubungan intim yang melibatkan anus dan cukup populer di kalangan pasangan dewasa.
Tak hanya pasangan gay yang sering melakukan hubungan seks melalui dubur, beberapa pasangan straight juga melakukannya untuk mencari sensasi dan variasi yang berbeda.
Meskipun demikian, banyak dokter dan ahli yang berpendapat bahwa seks melalui jalur belakang berisiko menimbulkan serangkaian penyakit yang berdampak serius bagi kedua pihak yang melakukannya.
Lalu, apa saja bahaya yang ditimbulkan jika seseorang nekat melakukan seks anal? Mengutip dari laman GridHEALTH, inilah beberapa dampak yang bisa timbul.
Risiko infeksi bakteri
Seperti yang kita ketahui, feses atau kotoran mengandung banyak bakteri yang bisa menimbulkan berbagai penyakit bagi siapapun yang mengalami kontak langsung dengannya.
Anus tidak bisa memberikan lubrikasi atau pelumas alami seperti vagina, sehingga gesekan yang timbul saat melakukan seks anal dapat terasa menimbulkan luka atau robekan.
Selain itu, lapisan rektum juga jauh lebih tipis dibandingkan vagina, sehingga risiko terjadinya luka robekan lebih tinggi.
Apabila feses keluar dari rektum yang baru saja mengalami luka setelah melakukan seks anal, bakteri yang ada pada feses bisa menginfeksi luka tadi dan menimbulkan abses pada dubur.
Risiko infeksi menular seksual (IMS)
Robekan yang timbul pada rektum saat seseorang melakukan seks anal juga berpotensi menimbulkan infeksi penyakit menular seksual.
Beberapa diantaranya adalah klamidia, gonore, herpes, hepatitis, dan bahkan HIV.
Meskipun psangan sudah memakai kondom, hal tersebut tidak 100% menjamin ia tidak tertular penyakit yang dibawa.
Tak hanya itu, seks anal juga bisa menimbulkan infeksi saluran kencing dan bahkan kanker kolon.
Memperburuk kondisi wasir dengan seks anal
Wasir atau ambeien terjadi apabila pembuluh darah pada area rektum mengalami pembengkakan dan menimbulkan rasa nyeri yang tidak nyaman.
Wasir biasanya terjadi karena ada tekanan atau gesekan pada area rektum.
Apabila pasangan reseptif atau bottom sudah memiliki wasir, seks anal bisa memperburuk kondisinya hingga mengalami pendarahan.
Tidak mampu menahan BAB
Dilansir dari Halodoc, fungsi utama anus adalah saluran pembuangan, bukan sebagai media berhubungan intim.
Anus dikelilingi oleh otot anal spinchter yang otomatis akan mengencang setelah seseorang melakukan buang air besar.
Apabila seseorang sering melakukan seks anal, kemampuan otot tersebut akan berkurang. Sehingga, ia tidak mampu menahan kotoran dalam waktu lama.
Komplikasi fistula
Meskipun jarang terjadi, gesekan yang terjadi pada anus dan rektum dapat menimbulkan robekan yang cukup parah. Hal ini disebut sebagai fistula.
Dokter yang pernah menangani kasus ini menyatakan bahwa jika seseorang mengalami fistula, maka kotoran yang seharusnya keluar melalui anus tidak bisa keluar sebagaimana mestinya.
Pada kondisi yang sudah parah, kotoran tadi akan “mencari” jalan keluar lain. Untuk menangani kasus komplikasi seperti ini, dokter umumnya menyarankan untuk melakukan operasi. ***
Penulis : Habibah