Seorang peneliti dan ilmuwan Jepang di Universitas Kyushu sedang mempersiapkan pengembangan bayi laboratorium yang akan diperkirakan bisa digunakan pada tahun 2028.
Penelitian revolusioner ini, yang bertujuan untuk mengobati infertilitas dan mengatasi cacat lahir pada bayi. Penemuan ini melibatkan produksi massal sel telur dan sperma dari sel-sel manusia biasa.
Dipublikasikan dalam jurnal bergengsi Nature, studi tersebut menguraikan metode inovatif tim peneliti dalam mengubah sel-sel kulit tikus jantan menjadi sel punca pluripoten.
Sel-sel serbaguna ini memiliki potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel atau jaringan. Dengan menggunakan obat tertentu, para peneliti berhasil mengubah sel punca hewan jantan menjadi sel-sel betina, yang mampu menghasilkan sel telur yang dapat berkembang dengan baik. Sel telur ini kemudian dibuahi, menghasilkan kelahiran tikus jantan yang sehat.
Atasan Masalah Orang yang Tidak Bisa Punya Anak
Profesor Katsuhiko Hayashi, seorang pakar terkemuka dalam biologi sel punca di Universitas Kyushu, menekankan implikasi penelitian ini dalam makalahnya. Ia menjelaskan bahwa studi ini memberikan wawasan berharga dalam mengatasi infertilitas yang disebabkan oleh kelainan kromosom seks atau autosom.
Selain itu, penelitian ini membuka kemungkinan reproduksi bipaterna, sebuah kemajuan luar biasa.
Studi terbaru ini membangun pada keberhasilan tim sebelumnya dalam menciptakan bayi tikus melalui surrogasi sintetis menggunakan dua tikus jantan.
Meskipun hanya tujuh dari 630 embrio yang berkembang menjadi tikus hidup dalam percobaan ini, para peneliti percaya bahwa temuan ini memiliki potensi signifikan untuk reproduksi manusia.
Teoritis, proses yang sama dapat direplikasi pada manusia dengan menyuntikkan embrio yang dihasilkan dari sel punca pluripoten ke dalam rahim seorang wanita.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan ?
Dr. Hayashi memperkirakan bahwa reproduksi produksi sel mirip telur pada manusia akan memakan waktu sekitar lima tahun.
Dibutuhkan tambahan waktu 10 hingga 20 tahun untuk menguji keamanan metode reproduksi buatan ini sebelum digunakan secara klinis.
Meskipun mengakui kelayakan ilmiahnya, Dr. Diana Laird, seorang pakar sel punca dan reproduksi terkenal dari Universitas California, San Francisco, memuji penelitian ini sebagai “strategi yang sangat cerdas”.
Ia menekankan pentingnya dalam kemajuan biologi sel punca dan reproduksi. Hayashi menyadari bahwa implikasi sosial dari teknologi ini sama pentingnya. Ketersediaan metode reproduksi ini untuk penggunaan manusia masih menjadi pertanyaan bagi komunitas ilmiah dan masyarakat secara luas.
Sementara dunia dengan penuh harap menantikan perkembangan lebih lanjut dalam penelitian canggih ini, potensi bayi yang dikembangkan di laboratorium menawarkan harapan bagi individu yang berjuang dengan infertilitas dan cacat lahir. ***
Baca Juga :
- Mengenal Makanan Sehat yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil
- Olahraga untuk Ibu Hamil yang Aman
- Penyebab Anak Menjauh dari Orang Tua Setelah Dewasa, Ayah dan Bunda Wajib Tahu!
Penulis: Anas
Editor: Niqi Carrera