SURATDOKTER.com – Banyak orang yang bilang bahwa bayi adalah wadah kosong yang bisa kita isi. Apa benar ? Secara kehidupan, memang bayi adalah makhluk yang harus kita berikan pembelajaran agar bisa menjalani hidup.
Namun apakah dengan hal tersebut menjadikan benar adanya konsep bahwa bayi terlahir seperti lembaran kosong? Benarkah bayi dilahirkan kosong ?
Penelitian Mengenai Bayi
Pada dasarnya, bayi sudah memiliki pemikirannya sendiri, memiliki perasaannya sendiri. Bagaimana bisa ? Terdapat penelitian kecil yang telah dilakukan pada bayi berusia 6 bulan, bayi dilihatkan dongeng menggunakan boneka dan diperlihatkan sikap baik serta buruk.
Ketika dongeng selesai, bayi diberikan boneka yang sama dan bayi lebih memilih boneka yang berkarakter baik. Oleh karena itu pada dasarnya memiliki dasar kebaikan.
Penelitian John Locke
Penelitian kecil tersebut jelas menentang dari penelitian yang dilakukan oleh John Locke yang menyatakan konsep tabula rasa pada bayi atau menyatakan bahwa bayi adalah lembaran kosong.
Locke membahas teori pengetahuan dan perkembangan manusia, tetapi tidak secara khusus melakukan penelitian empiris tentang bayi dilahirkan kosong.
Namun, ide bahwa bayi lahir dengan pikiran “tabula rasa” atau “lembaran kosong” adalah konsep yang dikaitkan dengan Locke dan filsafat empirisme yang dianutnya.
Menurut Locke, pikiran manusia pada awalnya tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman apa pun, dan semua pengetahuan diperoleh melalui pengalaman sensorik dan persepsi yang diperoleh dari dunia luar.
Meskipun Locke tidak melakukan penelitian langsung terkait perkembangan bayi, pemikirannya memberikan dasar bagi pemahaman modern tentang perkembangan kognitif dan sosial pada masa kanak-kanak.
Penelitian ilmiah terkini di bidang perkembangan anak telah memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang bagaimana bayi belajar dan berkembang sejak lahir.
Baca juga: Aturan Wajib Pakai Masker Resmi Dicabut, Masyarakat Diminta Pahami 5 Prokes Ini
Bayi Lahir Bukanlah Selembar Kosong
Anak dilahirkan sebagai individu yang belum memiliki pengalaman atau pengetahuan tentang dunia. Mereka tidak lahir dengan sifat yang kosong atau tanpa identitas.
Namun, pada saat kelahiran, anak belum memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, berinteraksi secara sosial, atau mengerti kompleksitas moral. Sehingga sering kali dikatakan bahwa bayi dilahirkan kosong.
Seiring dengan perkembangan dan interaksi dengan lingkungan, anak mulai memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan melalui proses belajar.
Mereka mengamati, meniru, dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitar mereka. Ini berarti bahwa lingkungan dan pengalaman berperan penting dalam membentuk kepribadian, sikap, dan nilai-nilai anak.
Dalam konteks ini, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan lingkungan yang positif, dukungan emosional, dan pedoman moral kepada anak.
Mereka dapat membantu anak mengembangkan kepribadian yang baik, nilai-nilai yang positif, dan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dengan cara yang baik. Jadi, meskipun anak lahir tanpa pengetahuan atau pengalaman tertentu, mereka tidak kosong, tetapi berkembang melalui pengaruh lingkungan dan interaksi sosial.***
Baca Juga
- 11 Cara Mudah Membakar Lemak Saat Tidur dan Menurunkan Berat Badan
- Kapan Penderita Cacar Air Harus Ke Dokter?
- Menikah Muda: Antara Romantisme dan Resiko yang Menghampar
Penulis : Dhea Salsabila
Referensi:
- Instagram : anisa.prem
- binus.ac.id
- CBS News
- aulad.org