Berada di dalam mall yang ramai atau presentasi di depan banyak orang adalah contoh situasi sehari-hari yang dianggap biasa saja oleh orang-orang pada umumnya. Namun, situasi tersebut memberi dampak berbeda pada orang dengan gangguan kecemasan sosial.
Orang dengan gangguan kecemasan sosial cenderung merasa takut, was-was, atau bahkan panik saat berada di situasi semacam itu.
Jika Anda sering mengalami hal yang sama dan hal tersebut sudah Anda rasakan paling tidak selama enam bulan berturut-turut, ada kemungkinan Anda menderita gangguan kecemasan sosial.
Apa yang dimaksud dengan gangguan kecemasan sosial? Bagaimana gejalanya? Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi gejala-gejala tersebut agar tidak mengganggu rutinitas Anda?
Gangguan kecemasan sosial (social anxiety), atau disebut juga fobia sosial, adalah perasaan cemas atau takut yang berlebihan dan terjadi dalam jangka panjang bahwa Anda sedang diawasi atau dinilai oleh orang lain.
Perasaan ini biasanya muncul ketika Anda berada atau dihadapkan situasi dimana Anda menjadi pusat perhatian. Anda jadi merasa takut karena khawatir akan dipermalukan, ditolak, atau dihakimi oleh orang lain. Contohnya seperti ketika Anda harus presentasi di depan kelas, menjalani wawancara kerja, atau sekedar bertanya arah ke penduduk sekitar.
Orang dengan kondisi ini bisa merasa khawatir akan situasi sosial yang sebenarnya masih akan dia hadapi berminggu-minggu kemudian. Bahkan, jika memungkinkan, mereka akan menghindari situasi sosial yang membuat mereka merasa tidak nyaman.
Akibatnya, orang-orang yang menderita fobia sosial akan mengalami kesulitan dalam melakukan rutinitas sehari-harinya, terutama yang mengharuskan dia untuk berinteraksi dengan orang lain atau jadi pusat perhatian.
Rasa cemas berlebih ini umumnya dimulai ketika seseorang memasuki usia remaja dan lebih banyak terjadi pada wanita ketimbang pria.
Sebagian orang yang mengalami gangguan kecemasan sosial biasanya membaik dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Namun, sebagian lagi bisa mengalami gangguan ini hingga bertahun-tahun atau bahkah seumur hidup jika tidak menjalani pengobatan.
Baca Juga : Apakah Depresi Sama dengan Gangguan Kecemasan?