Seberapa bahaya aneurisma? Aneurisma adalah kondisi di mana dinding arteri melemah dan membengkak.
Hal tersebut menyebabkan dinding arteri pecah dan menyebabkan pendarahan internal.
Aneurisma adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang dapat mempengaruhi bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering terjadi di otak.
Dalam kasus Jo Lindner, seorang influencer kebugaran dan binaragawan asal Jerman, meninggal dunia pada usianya 30 tahun akibat aneurisma.
Dilaporkan bahwa Jo mengeluh nyeri leher sebelum kematiannya. Ada banyak faktor terjadinya aneurisma.
Diantaranya adalah penyakit aneurisma dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tekanan darah tinggi.
Selain itu, kebiasaan buruk seperti merokok juga dapat menyebabkan terjadinya aneurisma dan selain karena memiliki gen riwayat.
Mengenal Gejala Aneurisma
Gejala aneurisma dapat bervariasi tergantung pada lokasinya dan apakah aneurisma tersebut sudah pecah atau belum.
Aneurisma yang belum pecah mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun, tetapi jika ukurannya besar, dapat menyebabkan nyeri di belakang atau di atas mata.
Hal tersebut mengakibatkan penglihatan seperti tidak fokus atau mati rasa di satu sisi wajah.
Selain itu, terdapat gangguan lisan sehingga penderita kesulitan berbicara yang dibarengi oleh sakit kepala.
Di sisi lain, aneurisma yang pecah dapat menyebabkan sakit kepala tiba-tiba dan parah, nyeri dan kaku pada leher.
Gejalanya yang lain adalah kantuk yang semakin meningkat, atau terjadinya kelumpuhan, kejang, gangguan berbicara dan penglihatan.
mual, muntah, sensitivitas terhadap cahaya, penglihatan kabur atau ganda, kelopak mata yang drooping, kehilangan kesadaran, dan kebingungan.
Aneurisma yang bocor tetapi belum pecah mungkin menyebabkan sakit kepala tiba-tiba dan parah, tetapi umumnya tidak menimbulkan gejala lainnya.
Jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, maka segera hubungi pihak medis.
Penanganan yang Tepat untuk Aneurisma
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini beberapa kemungkinan pengobatan untuk aneurisma:
1. Pengamatan
Jika aneurisma kecil dan tidak menimbulkan gejala apa pun, dokter mungkin akan merekomendasikan pemantauan secara cermat.
Pihak medis akan pemeriksaan pencitraan teratur untuk memeriksa adanya perubahan.
2. Operasi
Jika aneurisma besar atau sudah pecah, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki atau mengangkatnya.
Ada beberapa prosedur bedah yang tersedia, seperti:
- Kliping: Kliping melibatkan penempatan klip logam kecil di pangkal aneurisma untuk mencegah aliran darah masuk ke dalamnya.
- Endovaskular coiling: Endovaskular coiling melibatkan penyisipan kateter ke dalam arteri dan penempatan kumparan di dalam aneurisma untuk menghentikan aliran darah.
- Stent grafting: Stent grafting melibatkan penyisipan graft stent (tabung yang terbuat dari kain dan logam) ke dalam arteri. Gunanya untuk memperkuat dinding aneurisma yang melemah dan mencegah pecahnya.
3. Obat-obatan
Beberapa obat mungkin diresepkan untuk mengatasi gejala atau mencegah komplikasi, seperti obat pereda nyeri, obat anti-kejang, dan obat tekanan darah.
Penting untuk mencari pertolongan medis jika Anda mencurigai memiliki aneurisma atau mengalami gejala apa pun.
Karena hal tersebut dapat deteksi dini dan pengobatan dapat membantu mencegah komplikasi dan meningkatkan hasil pengobatan. ***
Baca Juga:
- Duka dalam Komunitas Kebugaran: Jo Lindner Meninggal Dunia karena Aneurisma
- Kenali Gejala Hipotermia dan Pertolongan Pertama yang Bisa Anda Lakukan
- Malaria Kembali Muncul di Amerika Serikat Setelah Dua Dekade
Penulis: Annas Sholahuddin
Referensi:
- https://www.liputan6.com/health/read/5334288/keluhkan-nyeri-leher-influencer-binaraga-jo-lindner-joesthetics-meninggal-dunia-karena-aneurisma
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/brain-aneurysm/symptoms-causes/syc-20361483
- https://www.nhs.uk/conditions/brain-aneurysm/symptoms/