Ibadah haji merupakan momen yang sakral bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, saat melaksanakan ibadah haji, jamaah harus tetap waspada terhadap beberapa penyakit yang sering menyerang.
Menurut Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, terdapat sembilan penyakit yang sering diderita oleh jamaah haji, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit payah jantung, penyakit paru menahun, gangguan stres, infeksi saluran pernafasan akut, diare, dan kelelahan.
Untuk menjaga kesehatan selama ibadah haji, Pusat Kesehatan Haji menyarankan beberapa langkah pencegahan.
Pencegahan Untuk Menjaga Kesehatan
- Bagi jamaah haji dengan penyakit kencing manis, penting untuk rutin berkonsultasi dengan dokter, meminum obat sesuai anjuran, dan menjaga pola makan dan tidur yang cukup.
- Jamaah haji yang mengidap hipertensi disarankan untuk membatasi konsumsi garam, menghindari stress, dan menjaga pola makan yang sehat.
- Selain itu, jamaah haji dengan penyakit jantung koroner atau penyakit payah jantung harus tetap berkonsultasi dengan dokter secara rutin, mematuhi pengobatan yang direkomendasikan, dan menjaga gaya hidup sehat.
- Penderita penyakit paru menahun harus menghindari asap rokok dan lingkungan berdebu, serta menggunakan masker saat berada di Arab Saudi.
- Bagi yang mengalami gangguan stress, penting untuk beristirahat yang cukup, menjaga pikiran positif, dan mencari dukungan sosial.
- Selain itu, jamaah haji juga harus mewaspadai penyakit lain seperti infeksi saluran pernafasan akut, diare, dan kelelahan.
- Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara teratur, menghindari makanan yang tidak segar atau tercemar, serta beristirahat yang cukup merupakan langkah-langkah penting untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut.
Baca Juga : Perjalanan Suci, Tubuh Sehat: Menelusuri Manfaat Kesehatan dalam Ibadah Haji
Pencegahan Kesehatan Bagi Lansia
Sementara untuk lansia yang menjalani ibadah haji memiliki perhatian khusus karena kekebalan atau daya tahan tubuh mereka berbeda dengan orang dewasa pada umumnya.
Faktor seperti penuaan, penyakit kronis, dan faktor eksternal seperti stres, kelelahan, dehidrasi.
Selain penyesuaian iklim yang dapat mempengaruhi perubahan imunitas jemaah haji Lansia.
Kondisi ini membuat mereka rentan terhadap penyakit, terutama infeksi paru-paru, yang menjadi penyebab utama jemaah haji dirawat di fasilitas kesehatan di Makkah.
Penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes, hipertensi, penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung, stroke, dan demensia, dapat memperburuk kondisi Lansia yang mengalami infeksi paru-paru.
Penanganan infeksi paru pada Lansia melibatkan kolaborasi antara dokter geriatri, dokter spesialis paru, dan dokter spesialis lainnya.
Hal ini dilakukan untuk menetapkan tujuan terapi yang sesuai, seperti pemberian antibiotik, obat batuk, oksigenasi, dan lainnya.
Gejala infeksi paru pada Lansia tidak selalu berupa batuk, tetapi bisa dimulai dengan penurunan nafsu makan, kelemahan.
Kadang juga kurang energi, isolasi diri, sering jatuh, merasa dingin, gangguan kencing, sesak nafas, mudah lelah, lupa, bahkan penurunan kesadaran.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk mendiagnosis infeksi paru-paru pada Lansia.
Selain itu, jemaah haji Lansia juga rentan mengalami penurunan daya ingat atau pikun.
Pikun dapat menimbulkan gejala seperti gelisah, marah, tersesat, gangguan tidur, kebingungan, dan lainnya.
Penurunan daya ingat ini bisa disebabkan oleh disorientasi atau kesulitan beradaptasi dengan perubahan cuaca, suasana pesawat, hotel, masjid, lingkungan di Tanah Suci
Selain itu juga kurangnya pendampingan dari keluarga dan kesulitan beradaptasi dengan rombongan kloter.
Untuk jemaah haji Lansia yang mengalami penurunan kemampuan ingatan dan memiliki penyakit tambahan, dibutuhkan pendampingan yang lebih intensif dan lebih terfokus.
Mereka perlu diajak bersosialisasi dan sering diajak bicara untuk merangsang stimulasi kognitif.
Faktor pemicu penurunan daya ingat juga perlu dihindari.
Konsultasi Dokter
Jika jemaah haji mengalami gangguan kesehatan, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan di kloter.
Dihimbau untuk tidak mengabaikan gejala gangguan kesehatan.
Monitoring sendiri terhadap kondisi Lansia dengan penurunan daya ingat juga sangat penting.
Selain perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur oleh dokter ahli.
Dalam melaksanakan ibadah haji, menjaga kesehatan adalah kewajiban bagi setiap jamaah.
Dengan mengenali risiko kesehatan yang mungkin terjadi dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
Diharapkan jamaah haji dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan sehat.***
Baca Juga : Hajar Aswad Tidak Bisa Menularkan HIV? Berikut Jawaban Para Ahli
Referensi: