Bagi masyarakat awam, istilah “obesitas” dan “berat badan berlebih” memiliki makna yang sama.
Padahal sebenarnya berat badan berlebih dan obesitas adalah dua hal yang berbeda.
Dan tahukah Anda? Ternyata mengukur berat badan Anda di timbangan bukanlah cara yang akurat untuk identifikasi apakah Anda menderita obesitas atau tidak.
Pada artikel ini, kita akan membahas apa perbedaan antara berat badan berlebih dengan obesitas, bagaimana cara penentuan klasifikasinya, dan tindakan apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya.
Berat badan merupakan salah satu indikator mengenai kondisi kesehatan seseorang. Orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas berisiko tinggi untuk mengalami penyakit serius lainnya.
Baik berat badan berlebih maupun obesitas mengacu kepada kondisi dimana jumlah jaringan lemak pada tubuh seseorang sudah melewati ambang batas ideal, dimana jika sudah masuk ke level obesitas artinya sudah membahayakan.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menentukan klasifikasi berat badan Anda.
1. Menghitung Body Mass Index (BMI)
Tenaga medis profesional sering menggunakan Body Mass Index (BMI) untuk menentukan apakah seseorang memiliki berat badan berlebih atau sudah masuk tahap obesitas.
Rumus perhitungannya yaitu nilai berat badan (dalam kilogram) dibagi nilai tinggi badan (dalam meter) yang dikuadratkan sehingga satuan akhirnya adalah kg/m2.
Penafsiran Nilai BMI Menurut WHO dan CDC
Berikut ini adalah penafsiran nilai BMI menurut World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk kelompok usia dewasa.
- 25 <= BMI < 30, maka masuk dalam kategori berat badan berlebih
- BMI >= 30, maka masuk dalam kategori obesitas
Khusus untuk anak-anak, usia mereka juga ikut dipertimbangkan dalam menafsirkan nilai BMI-nya. Berikut ini adalah penafsiran nilai BMI untuk kelompok usia 5-19 tahun.
- Individu dikategorikan kelebihan berat badan apabila nilai BMI untuk spesifik usianya lebih besar dari 1 kali standar deviasi di atas nilai tengah WHO Growth Reference
- Individu dikategorikan obesitas apabila nilai BMI untuk spesifik usianya lebih besar dari 2 kali standar deviasi di atas nilai tengah WHO Growth Reference
Sedangkan penafsiran nilai BMI untuk kelompok usia balita adalah sebagai berikut.
- Individu dikategorikan kelebihan berat badan apabila nilai berat-terhadap-tingginya lebih besar dari 2 kali standar deviasi di atas nilai tengah WHO Child Growth Standards
- Individu dikategorikan obesitas apabila nilai berat-terhadap-tingginya lebih besar dari 3 kali standar deviasi di atas nilai tengah WHO Child Growth Standards
Penafsiran Nilai BMI menurut NHS
Tidak jauh berbeda dengan WHO dan CDC, berikut ini adalah penafsiran nilai BMI menurut National Health Service (NHS) Inggris untuk kelompok usia dewasa.
Rentang Nilai | Kategori |
BMI < 18.5 | Berat badan kurang |
18.5 <= BMI <= 24.9 | Berat badan ideal |
25.0 <= BMI <= 29.9 | Berat badan berlebih |
30.0 <= BMI <= 39.9 | Obesitas |
BMI >= 40.0 | Obesitas ekstrim |
Khusus untuk orang keturunan Asia Selatan, Cina, ras Asia lainnya, Timur Tengah, Afrika, atau Afrika-Karibia, ambang batas nilai BMI-nya berbeda.
- 23.0 <= BMI <= 27.4, masuk dalam kategori berat badan berlebih
- BMI >= 27.5, masuk dalam kategori obesitas
BMI Bukan Patokan Kondisi Kesehatan Seseorang
Nilai BMI yang tinggi tidak selalu mengindikasikan bahwa seseorang memiliki masalah kesehatan.
Berdasarkan hasil reviu skala besar pada tahun 2014, diketahui bahwa 6-75% penderita obesitas memiliki metabolisme tubuh yang sehat. Tidak ada tanda-tanda kadar kolesterol yang tinggi, tekanan darah tinggi, resistensi insulin, maupun penyakit jantung.
Tidak hanya penderita obesitas, orang dengan berat badan normal juga bisa punya risiko tinggi mengalami kondisi serius seperti penyakit jantung dan diabetes.
Hal tersebut diperkuat oleh hasil studi yang dilakukan pada tahun 2016 terhadap sekelompok anak usia 19 tahun.
Menurut hasil penelitian tersebut, orang dengan berat badan normal namun metabolismenya buruk lebih mungkin menderita diabetes dengan probabilitas dua kali lebih besar dibanding orang dengan berat badan berlebih atau obesitas namun kondisi metabolismenya bagus.
Namun bukan berarti Anda boleh menanggapi dengan santai apalagi mengabaikan kondisi Anda apabila telah diketahui bahwa berat badan Anda masuk sebagai kategori obesitas.
Anggaplah itu sebagai lampu kuning untuk segera memperbaiki gaya hidup Anda agar kondisi kesehatan Anda jadi lebih sehat.
2. Mengukur Body Fat Percentage (BPF)
Meski BMI adalah perhitungan yang paling banyak digunakan untuk menentukan apakah seseorang termasuk obesitas atau tidak, ada beberapa isu yang membatasi tingkat akurasi hasil penafsirannya.
Mengapa begitu? Karena BMI sebenarnya hanya mengukur massa seseorang, bukan berapa banyak kadar lemak dalam tubuhnya. Padahal, menurut CDC, massa tubuh kita adalah akumulasi dari massa otot, lemak, dan tulang.
Sebagai contoh, orang yang berotot besar, seperti bodybuilder atau atlet profesional, bisa saja memiliki nilai BMI yang tinggi padahal kadar lemak di tubuhnya sedikit.
Maka dari itu, para ahli menyarankan Body Fat Percentage (BPF) sebagai pertimbangan untuk menentukan apakah seseorang bisa dikatakan obesitas atau tidak.
Secara umum, berikut ini adalah interpretasi nilai BPF menurut jenis kelaminnya.
- Laki-laki dikatakan menderita obesitas apabila BPF >= 30%.
- Perempuan dikatakan menderita obesitas apabila BPF >= 25%.
3. Menghitung Rasio Lingkar Pinggang Terhadap Tinggi Badan
Cara lain untuk mengetahui apakah Anda memiliki jaringan lemak berlebih adalah dengan menghitung rasio atau perbandingan dari lingkar pinggang Anda dengan tinggi badan Anda.
Metode ini bisa digunakan sebagai pengukuran tambahan untuk orang dewasa dengan BMI di bawah 35.
Cara menghitungnya adalah dengan mengukur lingkar pinggang Anda, tepat di atas pusar Anda, lalu bagi angkanya dengan tinggi badan Anda. Pastikan Anda menggunakan satuan panjang yang sama.
Sebagai contoh, misalnya lingkar pinggang Anda adalah 90 cm dan tinggi badan Anda adalah 170 cm. Maka nilai rasionya adalah 0.53.
Jika hasil perhitungannya mencapai angka 0.5 atau lebih, artinya risiko Anda mengalami masalah kesehatan telah meningkat.