SURATDOKTER.com – Gangguan kecemasan merupakan suatu masalah mental yang cukup sering dialami oleh berbagai kalangan di seluruh dunia, khususnya bagi para remaja dan juga anak-anak.
Menurut sebuah hasil survei jumlah anak muda dan remaja yang menderita gangguan kecemasan justru mengalami peningkatan dan semakin parah selama beberapa tahun terakhir.
Dikutip suratdokter.com dari laman The Conversation Indonesia salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penderita gangguan ini adalah pandemi Covid 19.
Sayangnya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa gangguan tersebut merupakan suatu hal yang normal.
Khususnya bagi remaja yang masih duduk dibangku sekolah dianggap masalah sepele.
Hal tersebut terjadi karena gangguan ini pada anak-anak dan remaja yang masih dibangku sekolah selalu dikaitkan dengan adanya ujian atau tugas sekolah.
Anxiety Disorder
Namun, jika rasa cemas tersebut tidak segera ditangani maka akan menjadi semakin parah dan menimbulkan efek jangka panjang.
Gangguan ini yang dikenal dengan gangguan anxiety disorder.
Melalui serangkaian hasil riset terbaru para ilmuwan kemudian menyimpulkan bahwa gangguan kecemasan anxiety disorder pada anak-anak dan remaja.
Gangguan kecemasan bisa berdampak dan berpengaruh hingga dewasa.
Hingga saat ini tidak jarang orang tua maupun dokter merasa kesulitan untuk membedakan antara gangguan anxiety disorder dan rasa takut dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada anak-anak.
Dampak Kecemasan
Dalam suatu hasil riset para peneliti menemukan bahwa anak-anak dan remaja yang pernah mengalami kecemasan akan lebih rentan memiliki riwayat depresi di usia dewasa.
Gangguan tersebut biasanya ditandai dengan perubahan sikap pada anak atau remaja saat masih duduk di bangku sekolah.
Tanda-tandanya seperti bolos dan mendapat nilai yang lebih rendah.
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa gangguan kecemasan pada saat remaja juga menjadi salah satu faktor seseorang menjadi pengangguran.
Menurut peneliti menjadi seorang pengangguran saat usianya menginjak 30 tahun.
Faktor tersebut disebabkan oleh keterlambatan seseorang dalam mengerjakan sesuatu akibat merasakan stress yang berlebihan.
Selain itu, mereka juga berpotensi memiliki gaji yang lebih rendah.
Kendati demikian, gangguan mental tersebut masih bisa dicegah dengan menggunakan metode pengobatan .
Selain itu pencegahan juga bisa dengan intervensi secara klinis pada penderita gangguan kecemasan sejak masih kanak-kanak.***
Penulis: Vicovixo
Editor: Tia Mardwi
Referensi:
- https://theconversation.com/bagaimana-gangguan-kecemasan-pada-masa-kecil-dan-remaja-berdampak-saat-kita-dewasa-ini-kata-riset-terbaru-207506