Rabies adalah virus yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat pada mamalia, termasuk kucing. Meskipun banyak orang mengaitkan rabies dengan anjing, virus ini juga dapat memengaruhi kucing. Bahkan, kasus rabies pada kucing lebih banyak daripada kasus pada anjing di Amerika Serikat.
Virus ini dapat ditularkan kepada hewan atau manusia lain dan jika tidak diobati sebelum gejala muncul, rabies dapat berakibat fatal. Namun, berkat vaksinasi, rabies juga dapat dicegah dan saat ini jarang terjadi pada hewan peliharaan.
Apa itu Rabies?
Rabies adalah virus yang mempengaruhi sistem saraf pusat pada mamalia. Biasanya, virus ini ditularkan saat hewan yang terinfeksi menggigit hewan atau manusia lain. Virus ini mulai dari lokasi gigitan dan menyebar melalui saraf tubuh hingga mencapai otak. Setelah virus mencapai otak, hewan yang terinfeksi akan mulai memperlihatkan gejala dan umumnya akan meninggal dalam kurun waktu 7 hari.
Ketika kucing terkena rabies, biasanya disebabkan oleh gigitan hewan liar yang terinfeksi. Rakun, skunk, kelelawar, dan rubah adalah pembawa rabies yang umum. Semakin sering kucing memiliki kontak dengan hewan liar, semakin tinggi risiko infeksi bagi mereka.
Gejala Rabies Pada Kucing
Gejala rabies pada kucing pertama kali dapat terlihat dari gigitan hewan lain. Jika hewan peliharaan lain menggigit kucing Anda, bicaralah dengan pemilik hewan tersebut mengenai risiko rabies. Jika kucing Anda diserang oleh hewan liar, segera hubungi dokter hewan untuk kemungkinan terkena paparan rabies.
Hal pertama yang disarankan oleh dokter hewan adalah memberikan suntikan vaksin rabies secara langsung untuk mencegah penyebaran virus. Dokter hewan juga mungkin akan meminta Anda untuk mengisolasi kucing Anda dan mengamati mereka selama beberapa minggu untuk melihat apakah mereka mengalami gejala.
Gejala rabies pada kucing yaitu antara lain:
- Perubahan perilaku. Kucing yang biasanya tenang mungkin menjadi gugup atau gelisah. Kucing yang ekstrovert mungkin menjadi kurang penyayang dan cenderung menyendiri.
- Agresi. Kucing dapat menjadi gugup, agresif, dan ganas terhadap manusia atau hewan lain.
- Keluarnya air liur. Rabies dapat mempengaruhi otot-otot di rongga mulut kucing sehingga mereka mengalami kesulitan menelan. Hal ini dapat menyebabkan kucing mengeluarkan air liur berlebihan atau busa dari mulutnya.
- Kehilangan kendali otot. Pada tahap akhir, rabies menyebabkan kehilangan kontrol otot dan keadaan koma.
Kucing Bisa Menularkan Rabies
Kucing yang terinfeksi rabies dapat menularkan virus kepada pemiliknya. Untuk terinfeksi rabies, Anda perlu melakukan kontak langsung dengan air liur hewan yang terinfeksi. Ini tidak berarti Anda dapat tertular rabies jika kucing menjilati atau mengeluarkan air liur pada Anda. Air liur perlu bersentuhan dengan membran mukosa atau kulit yang terluka.
Hewan paling umum yang menularkan rabies kepada manusia adalah melalui gigitan. Meskipun jarang terjadi, manusia juga dapat tertular rabies melalui goresan hewan.
Jika Anda menganggap bahwa Anda telah terpapar rabies, segera hubungi dokter. Anda mungkin memerlukan serangkaian vaksin rabies untuk mencegah infeksi berkembang.
Diagnosis Rabies pada Kucing
Diagnosis rabies pada kucing tidak langsung jelas. Terdapat masa inkubasi setelah paparan yang berlangsung beberapa minggu hingga satu tahun, di mana kucing tidak akan menunjukkan gejala rabies, dan air liurnya tidak menular.
Tidak ada tes untuk rabies pada hewan yang masih hidup. Jika a mencurigai kucing Anda telah terpapar rabies, dokter hewan akan menyarankan untuk mengisolasi kucing dan memperhatikan gejalanya. Vaksin mungkin dapat mencegah kucing terinfeksi setelah terpapar rabies.
Jika kucing mulai menunjukkan gejala, tidak ada yang bisa Anda lakukan maupun dokter hewan. Tidak ada perawatan atau obat yang efektif untuk mengobati rabies pada kucing. Setelah gejala muncul, kondisi kucing akan memburuk dengan cepat dan akan mengalami kematian dalam beberapa hari.
Kucing sebaiknya di-eutanasia dengan baik untuk mengurangi penderitaannya dan melindungi orang dan hewan peliharaan lain di rumah. Jika kucing tiba-tiba mati dengan dugaan rabies, dokter hewan mungkin menyarankan untuk memeriksa sampel otak kucing. Pemeriksaan langsung pada otak adalah satu-satunya cara untuk mendiagnosis rabies secara pasti.
Perlindungan terbaik dari rabies pada kucing adalah dengan memberikan vaksin rabies secara teratur. Bicarakan dengan dokter hewan untuk memastikan kucing Anda mendapatkan vaksin rabies sesuai jadwal yang ditentukan.
Baca Juga :
- Kenali LSD Dan PMK Pada Sapi Sebelum Memilih Hewan Kurban
- Bocah 5 Tahun Tewas Terinfeksi Rabies oleh Anjing Peliharaan, Begini Seharusnya Penanganannya
- Penyebab dan Cara Mengobati Sakit Pinggang, Redakan Sakitnya dengan Ini
Referensi:
Comments 1