Keluarga yang tidak harmonis atau broken home merupakan situasi yang sulit bagi anak-anak yang terjebak di dalamnya. Fenomena ini menjadi perhatian serius dalam masyarakat kita karena memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan anak. Dalam artikel ini, kita akan membongkar penyebab-penyebab yang sering kali memicu terjadinya broken home dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini.
1. Ketidakcocokan dan Konflik Perkawinan
Salah satu penyebab utama yang membawa anak mengalami broken home adalah ketidakcocokan antara pasangan suami-istri. Ketidakharmonisan dan konflik yang tidak sehat dalam perkawinan dapat menyebabkan ketegangan yang berkepanjangan, merusak ikatan keluarga, dan pada akhirnya mempengaruhi anak-anak.
2. Komunikasi yang Buruk
Komunikasi yang tidak efektif antara anggota keluarga juga menjadi faktor yang dapat mengarah pada broken home. Ketika anggota keluarga tidak mampu secara terbuka dan jujur berkomunikasi tentang perasaan, kebutuhan, atau masalah yang muncul, hal ini dapat menumpuk menjadi ketegangan yang tak tertahankan.
3. Keuangan Keluarga yang Tidak Stabil
Masalah keuangan seringkali menjadi beban berat bagi pasangan. Ketidakstabilan keuangan dapat menyebabkan tekanan yang besar dalam hubungan, dan pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kesejahteraan keluarga. Ketidakmampuan mengelola keuangan dengan baik dan meningkatkan kondisi keuangan dapat memicu pertengkaran dan pada akhirnya mempengaruhi stabilitas keluarga.
Baca Juga :
- Mengapa Obesitas Anak Mengkhawatirkan? Temukan Penyebab dan Dampaknya
- Peran Keluarga untuk Anak: Tempat Perlindungan atau Pertentangan ?
- Begini Cara Menjaga Kesehatan Mental dalam Keluarga
4. Ketidaksetiaan dan Pengkhianatan
Perselingkuhan atau pengkhianatan dalam perkawinan adalah salah satu penyebab yang paling hancur dalam sebuah keluarga. Ketika kepercayaan dan rasa saling terluka, hubungan sulit pulih, dan sering berakhir dengan perceraian yang menyakitkan.
5. Kurang cerdasnya Orang Tua
Ketika salah satu atau kedua orang tua tidak terlibat secara emosional maupun fisik dalam kehidupan anak-anak, hal itu dapat menciptakan ketegangan dan perasaan terabaikan. Kurangnya kehadiran dan perhatian dapat membuat anak merasa tidak dihargai, dan hal ini dapat memengaruhi perkembangan mereka secara negatif.
6. Penyalahgunaan Zat atau Kecanduan
Penyalahgunaan zat atau kecanduan, termasuk alkohol dan obat-obatan terlarang, dapat menghancurkan hubungan dalam keluarga. Penyalahgunaan ini seringkali menyebabkan perilaku yang tidak stabil, kekerasan, dan hilangnya kepercayaan, mengganggu stabilitas dan keharmonisan keluarga.
7. Konflik yang Tidak Tuntas
Konflik yang tidak diselesaikan dengan baik atau yang terus berlanjut tanpa solusi dapat memicu ketidakstabilan dalam hubungan. Bila pasangan tidak mampu menyelesaikan perbedaan mereka secara sehat dan membangun kompromi yang saling menguntungkan, hal itu dapat mengarah pada keretakan dalam keluarga.
Dalam menghadapi fenomena broken home, penting bagi masyarakat untuk memberikan perhatian lebih pada pendidikan perkawinan dan komunikasi yang efektif. Program pendidikan dan konseling pranikah dapat membantu calon pasangan. Antara lain untuk memahami pentingnya komunikasi yang baik, penyelesaian konflik yang sehat, serta mengatur keuangan dan tekanan dalam kehidupan perkawinan.
Selain itu, upaya untuk memperkuat kesadaran dan dukungan bagi pasangan yang sedang mengalami kesulitan juga penting. Mengadopsi pendekatan terapeutik dan konseling yang memperkuat komunikasi dan keterlibatan keluarga dapat membantu mengatasi masalah sebelum mencapai titik tanpa jalan keluar.
Dalam kesimpulannya, broken home adalah masalah yang kompleks dan mengganggu perkembangan anak. Dengan memahami penyebab yang memicu terjadinya broken home, kita dapat bekerja sama untuk mencegah dan menangani masalah ini dengan lebih efektif. Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk memberikan dukungan, sumber daya, dan pendidikan yang diperlukan bagi keluarga agar dapat menghadapi tantangan dan menjaga keutuhan hubungan mereka.***
Baca Juga :
- Ketahui Tanda Awal Depresi Kambuh Kembali dan Tips Mencegahnya
- Gondok pada Anak : Hal yang Boleh dan Jangan Dilakukan, Dicatat ya Moms!
- Pilih Antibiotik yang Aman dan Efektif untuk Anak: Panduan bagi Orang Tua
Editor: Niqi Carrera