Pada hari Kamis, 22 Juni 2023, pemuda bernama Fajri yang berusia 26 tahun dikabarkan telah meninggal dunia akibat komplikasi dari obesitas yang dideritanya.
Menurut kesaksian sang Ibu, Fajri mengalami obesitas sejak cedera di bagian kakinya sekitar setahun yang lalu. Bobot terakhir dari Fajri bahkan mencapai 300 kilogram.
Akibat kondisi obesitas yang dideritanya, pihak rumah sakit yang menangani Fajri juga kesulitan untuk memberikan tindakan karena kondisi tubuh Fajri yang sudah tidak normal.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan obesitas? Apa faktor penyebabnya dan apa dampak yang mungkin terjadi jika kondisi tersebut diabaikan?
Obesitas sering disebut sebagai silent killer karena penderitanya biasanya tak akan langsung merasakan dampak dari kondisi tersebut. Namun, perlahan tapi pasti, akan muncul komplikasi penyakit berat yang dapat mengancam keselamatan diri.
Masalah Pernapasan
Keberadaan jaringan lemak berlebih di sekitar perut pada kondisi obesitas bisa menghambat pergerakan diafragma.
Hal ini membuat paru-paru sulit mengembang dan kapasitas paru pun jadi berkurang. Akibatnya, terjadilah masalah pernapasan.
Berikut ini adalah beberapa masalah pernapasan yang bisa muncul akibat obesitas.
- Asma
- Dispnea
- Emboli paru
- Penyakit paru obstruktif kronis
- Pneumonia
- Sleep apnea
Osteoarthritis
Orang yang obesitas berisiko mengalami osteoarthritis, yaitu masalah pada sendi dimana seseorang merasakan sakit dan kaku pada persendiannya. Hal ini disebabkan oleh tekanan ekstra pada sendi dan tulang rawan akibat berat badan berlebih secara terus menerus.
Tidak hanya itu, berat badan berlebih membuat seseorang jadi lebih rentan mengalami peradangan, terutama pada sendi. Hal ini dikarenakan tulang rawan menanggung beban ekstra akibat lemak berlebih, sehingga memicu pelepasan senyawa kimia yang bisa menyebabkan kerusakan pada sendi.
Kanker
Kanker adalah salah satu penyakit yang mengintai penderita obesitas.
Meski penyebab pastinya belum diketahui secara pasti, namun para ahli mencurigai bahwa pemicunya adalah peradangan dari lemak visceral (lemak yang menyelubungi organ vital).
Peradangan yang terjadi terus menerus dalam jangka panjang akibat lemak visceral berlebih dapat merusak tubuh dan meningkatkan risiko munculnya kanker.
Peradangan akibat obesitas juga menyebabkan resistensi insulin. Apabila tubuh tidak merespon insulin dengan baik, maka tubuh akan menghasilkan insulin lebih banyak sehingga terjadi peningkatan produksi jumlah sel dan memicu timbulnya kanker.
Kadar insulin yang meningkat akibat peradangan akan meningkatkan kadar estrogen. Kondisi ini juga memicu produksi sel jadi lebih banyak dan bisa memicu pertumbuhan tumor.
Berikut ini beberapa jenis kanker yang berisiko muncul akibat obesitas.
- kanker esofagus
- kanker pankreas
- kanker ginjal
- kanker usus besar (terutama pria)
- kanker prostat (terutama pria)
- kanker rahim (terutama wanita)
- kanker payudara (terutama wanita)
Penyakit Jantung
Penderita obesitas akan mengalami penurunan jumlah produksi kolesterol HDL (kolesterol baik), yang berperan penting untuk mencegah timbulnya penyakit jantung.
Kebutuhan akan oksigen dan nutrisi pada penderita obesitas jauh lebih banyak daripada orang dengan berat badan ideal. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah (hipertensi), yang mana ia merupakan penyebab umum serangan jantung.
Selain itu, orang dengan berat badan berlebih berpotensi mengalami hipertrofi ventrikel kiri, yaitu mengalami pembesaran pada sisi kiri jantung.
Stroke
Orang yang menderita obesitas memiliki risiko tinggi untuk mengalami stroke akibat peradangan yang disebabkan penumpukan lemak berlebih.
Dan layaknya penyakit jantung, stroke disebabkan oleh tekanan darah yang tidak terkontrol.
Diabetes Tipe 2
Orang dengan berat badan berlebih punya risiko 80-85% lebih tinggi untuk mengidap diabetes tipe 2 daripada orang dengan berat badan ideal.
Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan pada sel yang berfungsi merespon insulin karena adanya peradangan.
Batu Empedu
Jika Anda menderita obesitas, Anda lebih berisiko mengalami penyakit batu empedu. Terutama jika Anda adalah wanita. Hal ini terjadi ketika kadar kolesterol yang tinggi dalam empedu sehingga terjadi pembentukan batu empedu.
Tidak hanya itu, berat badan berlebih juga memicu terjadinya pembesaran kantung empedu akibat jaringan lemak yang menumpuk di sekitar pinggang, yang tentunya bisa memengaruhi fungsinya.
Meski begitu, menurunkan berat badan secara drastis dalam waktu singkat juga bisa menyebabkan pembentukan batu empedu. Maka dari itu, pastikan Anda konsultasi dengan ahli gizi atau dokter terkait cara terbaik untuk menurunkan berat badan secara tepat.
Infertilitas
Tidak hanya kerusakan pada jantung dan organ pencernaan, berat badan berlebih juga bisa menyebabkan infertilitas. Jika Anda wanita penderita obesitas yang sedang menjalani terapi untuk menambah dan mempercepat ovulasi, ada kemungkinan terapi Anda akan gagal akibat kondisi ini.
Tapi masalah kesuburan ini tidak permanen dan bisa diatasi apabila terjadi penurunan berat badan hingga mencapai berat badan ideal.***
Baca Juga:
- Kasus Obesitas di Indonesia Meningkat, Berikut Ini Fakta dan Datanya
- Obesitas atau Berat Badan Berlebih? Coba 3 Cara Menentukan Klasifikasi Berat Badan Anda Berikut Ini
- Dengan Bobot 300 Kg, Fajri Termasuk Obesitas Ekstrim, Apa Itu?
Referensi:
- cnnindonesia.com
- who.int/indonesia
- hellosehat.com
- siloamhospitals.com