Pada hari Kamis, 22 Juni 2023, pemuda bernama Fajri yang berusia 26 tahun dikabarkan telah meninggal dunia akibat komplikasi dari obesitas yang dideritanya.
Menurut kesaksian sang Ibu, Fajri mengalami obesitas sejak cedera di bagian kakinya sekitar setahun yang lalu. Bobot terakhir dari Fajri bahkan mencapai 300 kilogram.
Akibat kondisi obesitas yang dideritanya, pihak rumah sakit yang menangani Fajri juga kesulitan untuk memberikan tindakan karena kondisi tubuh Fajri yang sudah tidak normal.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan obesitas? Apa faktor penyebabnya dan apa dampak yang mungkin terjadi jika kondisi tersebut diabaikan?
Gaya Hidup
Salah satu faktor penyebab seseorang mengalami obesitas adalah karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti jarang bergerak, aktivitas fisik yang kurang intens, minim konsumsi sayur dan buah, serta tingginya konsumsi daging olahan (nugget, sosis), fast-food, dan minuman bersoda.
Jumlah asupan kalori harian yang berlebihan, dengan kandungan lemak jenuh dan kadar gula tinggi, serta gaya hidup tidak aktif adalah “resep” termudah menuju obesitas.
Genetik
Selain faktor eksternal, obesitas juga bisa disebabkan oleh faktor genetik bawaan dari orangtua.
Apabila orangtua sang anak punya riwayat obesitas, risiko sang anak untuk mengalami kondisi yang sama jadi semakin tinggi. Hal inilah yang biasa disebut orang sebagai “turunan/bakat gemuk”.
Psikologi
Tidak hanya kondisi tubuh, kondisi psikologi seseorang juga bisa menjadi penyebab kondisi obesitas, terutama untuk golongan anak-anak dan remaja.
Depresi, stres, dan cemas berlebih bisa memicu munculnya kebiasaan banyak makan sebagai pelarian emosionalnya (stress eating). Akibatnya, asupan kalori hariannya pun berlebih.
Jika sang anak sudah mengalami obesitas sejak kecil, ketika ia beranjak remaja, dimana mereka mulai memperhatikan penampilannya, sang anak bisa merasa tidak percaya diri dan akhirnya tambah depresi.
Maka dari itu, orangtua harus memperhatikan betul kondisi psikis maupun fisik anaknya. Pastikan asupan kalori hariannya sesuai kebutuhan dan gizinya pun seimbang. Anak diajak untuk banyak beraktivitas fisik dan berolahraga agar hal ini jadi kebiasaan atau gaya hidup yang dia bawa hingga dewasa.