SURATDOKTER.com – Pernahkah Anda mendengar istilah “gula darah”? Istilah tersebut mengacu kepada kadar glukosa (gula) yang ada dalam darah. Glukosa sendiri adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh, terutama otak.
Namun, jika kadar gula darah terlalu tinggi atau terlalu rendah, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, hipoglikemia, dan sindrom metabolik.
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif.
Insulin adalah hormon yang berperan dalam mengatur metabolisme gula darah. Tanpa insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan menumpuk di dalam darah. Hal ini dapat merusak organ-organ vital, seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.
Berdasarkan data milik International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2021, Indonesia masuk dalam peringkat 5 besar sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia. Jumlah penderita diabetes di Indonesia di tahun itu telah mencapai sekitar 18 juta orang. Nilai tersebut hampir dua kali lipat dari jumlah penderita diabetes di Indonesia dua tahun sebelumnya yaitu 10,7 juta orang.
Prevalensi diabetes di Indonesia juga mengalami kenaikan dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan prevalensi selama periode tersebut, kecuali Nusa Tenggara Timur. Dari seluruh provinsi yang ada, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara merupakan tiga provinsi dengan tingkat prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia.
Diabetes merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. Diabetes juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti gagal ginjal, kebutaan, amputasi, dan penyakit kardiovaskular.